24- Berlomba

26 1 0
                                        

Hari lomba pun tiba.

Lomba yang Rani ikuti itu terselenggara di sebuah hotel mewah di Bandung. Tepatnya di restoran hotel yang baru saja berdiri dan lomba ini sekaligus di jadikan promosi hotel itu.

Selain itu tak hanya ada lomba memasak antar sekolah disini, tapi ada juga lomba yang lain yaitu audisi band yang di adakan di aula hiburan hotel. Oleh karena itu tanggal lomba Rani dan Daniel itu sama.

Rani dan seperangkat teman temannya memasuki restoran hotel yang di sulap menjadi tempat lomba memasak. Pada hari itu banyak sekali orang yang berlalu lalang di sana. Ada yang mendaftar ulang ada yang menyusun strategi ada juga panitia yang sibuk mempersiapkan acara.

Rani tersenyum menatap seisi tempat lomba itu. Ia tersenyum, perasaannya telah sepenuhnya membaik. Ia bergumam pada dirinya sendiri kalau dia bisa dan dia pasti akan menang. Tunggu lah mimpi yang perlahan mendekatinya.

Tak lama panitia mulai membuka acaranya. Membuat hening seketika. Setiap peserta mulai mempersiapkan diri mereka masing masing. Dengan ambisi mereka masing masing dengan tekad dalam diri mereka masing masing.

Di tempat lain perlombaan Daniel sudah lama di mulai ia mendapat urutan ke 20 dari dari 25 grup yang ikut. Dan sekarang telah sampai di urutan ke delapan.

Ia dan teman temannya terduduk di belakang panggung, menunggu giliran mereka yang masih lumayan lama. Sesekali mereka berlatih. Mengobrol atau membahas apa aja. Daniel merasa jenuh ia ingin berjalan jalan sebentar.

"Gue ke toilet dulu ya,"ujar Daniel berbohong padahal ia akan ke tempat di mana Rani berlomba.

"Jangan lama lama ya,"ucap Viona yang merupakan pacarnya. Daniel mengangguk tersenyum.

Ia lalu segera berlari ke restoran hotel yang tak jauh dari tempat ia berlomba. Ia berdesakkan mencari celah untuk masuk. Lomba memasak itu baru saja di mulai dan ia melihat Rani yang tengah sibuk dengan bahan masakannya disana.

Daniel tersenyum tipis, mendukung Rani dalam hatinya. Melihat Rani yang begitu semangat melakukan apa yang ia suka. Rani berjalan kesana kemari memberi arahan pada anggota-anggota nya. Selain itu ia kadang berdiskusi singkat bersama Alvino.

Rani tampak senang dan Daniel juga senang melihat itu. Dia tahu bahwa keinginan Rani adalah menjadi chef yang terkenal. Itu sudah mulai terlihat dalam diri Rani kini. Ia percaya Rani pasti bisa dan menang.

Drrtt Drrtttt

Ponsel di saku Daniel tiba-tiba bergetar ada panggilan dari Viona. Buru-buru ia mengangkat panggilan itu.

"Daniel kamu dimana. Sebentar lagi kita tampil."ujar Viona cemas.

"Iya aku kesana."Daniel kemudian pergi dari sana cepat cepat dan segera menuju ke tempat seharusnya ia berada.

***

Daniel memulai lagu dengan memukul mukul kan dua stik drum yang ia pegang. Intro musik pun mulai mengikuti alunan pukulan drum nya. Viona lalu mulai bernyanyi.

Sambil memukul drum yang sudah ia hapal ketukannya di luar kepala. Ia melihat ke arah penonton, juga sesekali pada juri yang tengah memperhatikan mereka serius.

Penonton mulai terbawa dalam alunan musik mereka, mulai terambang oleh suara indah Viona.

Di tempat lain Rani mulai sibuk memplating tiap tiap hidangan yang ia buat bersama yang lainnya. Matanya sesekali melihat ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

Ini detik detik terakhir untuk mereka menyelesaikan masakannya. Rani menggerakkan kedua tangannya dengan sigap. Memotong timun atau tomat atau mencacah seledri atu pula mengaduk saus lalu mencicipi rasanya. Ia mengangguk senang saat rasa nya sudah pas dan sesuai.

RADDAR💑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang