30- Aku Tak Ingin Pergi Begitu Saja

45 1 0
                                    

"Yang mau gue omongin sama Lo tentang itu. Tentang Daniel."Alvino menarik nafas panjang lalu mulai bercerita.

"Daniel!"panggil Alvino sambil mendekat pada Daniel yang tengah berdiri sendirian di samping kolam renang.

"Daniel makasih ya,"ujar Alvino berdiri di samping Daniel. Daniel melihat Alvino bingung.

"Harusnya gue yang bilang makasih. Lo udah mau dateng ke acara gue."

"Kita kan temen sekelas Niel masa gue gak Dateng ke acara penting Lo,"Alvino tersenyum. "tapi gue beneran mau bilang makasih sama Lo."lanjut Alvino.

"Makasih buat apa?"

"Rencana Gue sama Viona berhasil. Gue udah deket sama Rani sekarang. Dan gue berterimakasih untuk itu."

"Ya selamat ya rencana Lo berhasil,"gumam Daniel.

"Rencana Gue mungkin gak akan pernah berhasil tanpa pengorbanan Lo. Lo bahkan macarin Viona padahal Lo gak suka sama dia. Lo bener bener jauhin Rani padahal Lo gak suka jauh dari dia. Pertanyaan gue kenapa Lo lakuin itu semua?"ujar Alvino pelan. Daniel tak menjawab, ia mengambil dua gelas sirup yang di simpan di meja lalu memberikannya pada Alvino.

"Apa yang ada di pikiran lo? Saat tadi Gue lihat Lo ngobrol sama Rani, Gue pikir Lo gak mau kehilangan Rani."Alvino menerima sirup itu lalu menatap Daniel yang tengah meneguk sirup itu sampai setengah habis.

"Gue berusaha untuk bisa ada tanpa dia. Gue mau mandiri tanpa Rani. Gue gak mau terus bergantung apalagi terus ngatur kehidupan dia. Dia punya kehidupan yang seharusnya gak gue ikut campurin."

"Tapi kalian itu kan sahabat?"

"Ya kita emang sahabat. Tapi gue gak bisa selamanya ada bersama dia. Gue harus belajar tanpa dia. Dia itu punya mimpi yang besar dan gue gak mau jadi penghalang mimpi-mimpinya."

Alvino terdiam.

"Gue pengen Lo selalu ada buat dia. Gue tau Lo pantas dan baik buat dia. Tolong jaga dia. Jangan pernah Lo sakitin sahabat gue. Dan biarkan gue untuk beradaptasi tanpa ada Hadirnya dia. Itu yang harus Lo lakuin untuk berterima kasih. Beberapa hari lagi gue bakal pergi jauh dari sini, makannya gue berharap Lo bisa jagain Rani."Daniel meminum kembali sisa sirupnya sampai habis.

"Gue akan lakuin apa yang Lo minta."

"Rencana Gue dan Viona berhasil. Tapi kalau Daniel sendiri yang gak berniat untuk menjauh dari Lo, rencana Gue gak akan jalan."jelas Alvino.

"Kalau dia mau belajar tanpa gue kenapa di harus pergi keluar negeri tanpa sepengetahuan gue? Seenggaknya dia bilang kek mau pergi kemana."Rani mengusap air matanya yang jatuh.

"Daniel sengaja gak bilang sama Lo karena dia takut jika dia ketemu sama Lo dulu dia gak mampu buat pergi. Pergi jauh itu bukan pilihan dia, dia ngikutin apa kemauan orang tuanya. Dia terpaksa pergi karena orang tuanya harus mengurus perusahaan kakeknya yang ada di luar negeri."air mata Rani jatuh semakin deras.

"Daniel gak pernah bilang kapan dia akan pulang, tapi Daniel bilang mungkin selamanya dia akan pergi. Oh iya dia juga nitip ini buat Lo,"cerita Alvino lalu memberikan sebuah amplop berwarna merah jambu pada Rani.

Rani menerima amplop itu dan melihatnya. Di ujung amplop itu tertulis.

For my bestfriend
For my bestlove
For my mine
Rani Arsyla Danuar

"Daniel gak pernah suka sama Viona semua itu pura-pura. Daniel itu sayangnya sama Lo. Dia gak pernah jatuh cinta selain jatuh sama Lo."Rani menunduk dan memegang amplop itu erat.

***

Ada yang lebih hangat dari sinar mentari
Lebih bersinar dari rembulan
Memberi warna tapi bukan pelangi
Dia itu Rani

Saat senyum terukir di wajahnya
Banyak arti di sana
Bahagia ia tersenyum
Sedih ia juga tersenyum
Kecewa ia tetap tersenyum
Seolah ingin menunjukan pada semesta
Bahwa ia tak apa

Ada yang lebih tinggi dari bintang
Lebih luas dari samudera
Memberi motivasi tapi bukan ilusi
Itu mimpinya

Saat jatuh air matanya
Banyak sebab di sana
Bisa jadi film atau novel romantis
Bisa jadi hal yang terlihat manis
Atau karena aku yang menyakiti hatinya
Tapi ia kembali tersenyum
Aku malu pada semesta
Aku tak mampu menjaga senyumnya

Ada yang jauh tapi bukan mentari
Lebih kasar dari batuan rembulan
Meberi rasa sakit tapi bukan petir langit
Itu aku
Aku yang terlalu egois untuk mengungkapkan
Bahwa aku sangat menyanyanginya

Rani tersenyum tipis saat membaca lembar pertama dari amplop merah muda yang Daniel berikan padanya. Sebuah puisi yang Daniel tulis untuknya. Rani kemudian beralih pada lembar kertas yang kedua.

Rani jangan ngetawain puisinya ya. Aku gak jago bikin puisi. Oh iya puisi itu tentang kita loh. Tentang kamu orang yang aku sayang.

Maaf akhir akhir ini aku udah buat kamu sering nangis. Buat kamu kecewa. Aku ngerasa jadi orang jahat tau gak. Tapi saat aku ngelakuin itu entah kenapa aku juga ngerasa sakit. Sakit banget liat kamu nangis gara gara aku. Di situ aku tau kalau aku juga sedang nyakitin diri aku sendiri.

Maafin Aku Rani. Aku gak niat buat nyakitin hati kamu. Aku lakuin itu semua untuk membiasakan diri kalau aku harus belajar tanpa kamu. Maaf cara yang aku lakuin selalu aja salah, selalu aja egois. Sekali lagi aku minta maaf. Aku harap kamu bisa menerimanya.

Aku mau ngasih tau kalau aku benar-benar sayang sama kamu. Aku menyesal, aku selalu bodoh dalam mengungkapkan. Aku menyesal karena selalu tak bisa di Andalkan. Tapi aku harap kamu gak pernah menyesal karena di takdirkan untuk terikat dengan orang licik seperti aku. Seperti kata kamu.

"Aku gak pernah menyesal kok Niel."gumam Rani sambil menyeka air matanya. Ia kemudian kembali membaca surat itu.

Aku punya permintaan. kalau kamu sekarang ada di luar tolong lihat ke arah langit. Kalau kamu ada di kamar coba buka jendela dan lihat langit juga. Karena sekarang aku sedang menatap langit di sini. Jadi kita secara tidak langsung sedang beradu pandang.

Rani turun dari ranjangnya, membuka jendela kemudian menatap ke arah langit. Satu kalimat terakhir dalam surat itu yang belum ia baca.

Untuk sahabatku, untuk cinta pertama ku, untuk kamu yang selalu ada untukku.

Abdi bogoh pisan ka salira
Teu aya kameumeut salain ka anu didinya
Kanyaah anu jang saurang nyaéta anjeuna

I love you so much
There was no love besides for you
The love is just for you

Aku sangat mencintaimu
Tidak ada yang di sayang selain kamu di sana
Rasa sayang untuk satu orang yaitu kamu

Setelah membaca itu Rani kembali menatap langit, menitikkan air mata dan tersenyum.

***

Tbc.....

Halohaaaaa

Oh iya tekan bintang di bawah ya. Dan juga tekan tombol di sebelahnya jika kalian ingin memberi kritik dan saran. Terimakasih.

-salambungabunga

RADDAR💑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang