Rani berjalan menuju garasi motornya sambil menenteng Tote bag bergambar flaminggo miliknya. Selepas itu ia mengantungnya di motor.
Setelah Daniel selalu berangkat bersama Viona, Rani memutuskan untuk berangkat menggunakan motornya sendiri, ia tak mau harus merasa sakit hati lagi. Terkecuali jika Alvino dengan senang hati menjemputnya. Tapi hari ini Rani ingin naik motor sendiri saja.
Ia keluar dari rumahnya, melihat ke arah rumah Daniel sekilas. Mobil Daniel masih ada di sana sepertinya Daniel belum berangkat menjemput pacarnya.
Rani menutup kaca helm nya, lalu melajukan motor dengan kecepatan sedang. Melewati jalanan yang tak terlalu ramai.
Kendaraan demi kendaraan ia lewati hingga tak lama sampailah ia di Sma galaxy. Ia memarkirkan motornya dan dengan segera pergi ke kelas.
Ia melihat keadaan kelas yang sudah lumayan ramai. Ia kemudian duduk di bangkunya lalu bermain ponsel.
"Rani Lo menang ya? Ya ampun keren banget!"puji Nina yang baru sampai dan langsung heboh menanyai Rani.
"Belum sepenuhnya menang sih ada babak berikutnya,"jawab Rani senang.
"Wah semangat ya,"dukung Nina. Rani tersenyum.
"Makasih ya,"ujar Rani.
"Hari ini Lo pasti di panggil ke depan deh pas upacara."Erin yang baru datang juga langsung nimbrung bersama Rani dan Nina.
"Iya gue deg deg an hehe,"kekeh Rani sambil memegang dada nya yang berdegup kencang.
Mereka lalu mengobrol ria sebelum upacara di mulai. Rani bahkan sampai tak merasa jika Daniel dan Viona datang. Rani benaran tak tahu karena sibuk tertawa bersama teman temannya.
Beberapa siswa pun masuk ke dalam kelas. Kelas sudah sepenuhnya terisi, tak lama bel upacara berbunyi. Seluruh siswa memakai topi putih abu mereka masing masing, dan berjalan menuju lapangan.
***
Rani mengeluarkan kedua kotak bekalnya, menatanya di atas meja lalu menunggu Daniel datang. Rani berniat memberi Daniel bekal agar Daniel bisa lebih semangat. Rani tetap menunggu. Daniel pasti datang walau mungkin untuk menemui Viona tapi Rani akan tetap memberikan kotak bekal ini.
Orang yang di tunggu pun datang. Dengan yakin Rani berlari kecil menemui Daniel yang baru saja sampai di depan pintu.
"Daniel ini buat Lo,"Rani menyodorkan bekal itu ke hadapan Daniel. Daniel terdiam menatap Rani.
"Bukan nasi goreng imut lagi kok. Ini di makan ya,"Rani menyodorkan bekal itu kembali pada Daniel tapi Daniel tetap terdiam.
"Daniel!"Viona berlari dari dalam kelas untuk menemui Daniel namun tak sengaja ia mendorong Rani dan membuat kotak bekal itu jatuh ke lantai.
Rani mengangkat alisnya kaget kemudian berjongkok dan membereskan nasi yang tumpah mengotori lantai.
"Eh Rani maaf gak sengaja."ujar Viona kaget. Rani tersenyum tipis.
"Lain kali gak usah ngasih bekel lagi sama Daniel. Soalnya dia mau makan di kantin sama gue,"lanjut Viona merangkul tangan Daniel. Daniel hanya terdiam.
Rani tersenyum tipis mengangkat kotak bekalnya yang berisi nasi yang sudah kotor. Rani tertunduk. Dari pagi dia menyiapkan bekal itu. Dari tadi dia juga menunggu Daniel untuk menerima bekal itu. Tapi makanan itu kini harus terbuang sia-sia.
Harusnya Rani ingat, Daniel sudah tak butuh dirinya lagi. Daniel sudah tak perlu ada Rani lagi. Rani menutup kotak bekal itu rapat rapat. Dia juga menutup rasa sakit nya rapat rapat dengan terus tersenyum ke arah mereka berdua.
"Wih ini bekel buat siapa?"tiba tiba Alvino datang mengambil kotak bekal itu dari tangan Rani. Rani lalu merebutnya kembali.
"Alvino yang ini kotor. Gue punya satu lagi kok,"ujar Rani.
"Tapi itu kan buat Lo?"
"Ih gak papa gue bikinnya banyak kok."Rani mengajak Alvino untuk masuk ke dalam kelasnya. Alvino pun mengikutinya dengan senang hati.
"Pasti enak. Selama ini gue belum pernah nyobain masakan rumahan Lo."Alvino kemudian duduk bersama Rani. Alvino sangat senang karena bisa mencicipi masakan Rani. Sebenarnya dia sudah sering mencicipi itu tapi hanya masakan untuk lomba saja. Dia juga senang Rani mengajaknya makan bersama.
"Ayo ke kantin,"ajak Daniel pergi. Dari tempat duduknya Rani melihat kepergian Daniel. Matanya berkaca kaca.
Dia selalu bersama Daniel. Kini tidak. Setelah 17 tahun umurnya Rani hanya bersama Daniel. Menemani Daniel di saat orang tua nya tak ada. Membantu Daniel saat ia butuh bantuan, apalagi tugas sekolah.
Bagi Rani setelah ayahnya Daniel lah laki laki yang paling ia kenal dan mengenalnya, laki laki yang ia sayang dan menyanginya. Laki laki yang paling tau tentangnya. Laki laki yang tidak akan menyakitinya. Salah, hanya ayahnya lah yang tak pernah menyakitinya. Daniel kini sudah berbeda, mematahkan hati nya itu sudah biasa. Dan Rani juga sudah terbiasa.
Viona banyak di idam idamkan banyak orang. Ia begitu sempurna di mata banyak orang. Begitu mudah menyihir orang orang dengan apa yang dimilikinya.
Rani. Selain kemampuan masak miliknya ia tidak punya yang lain untuk menarik perhatian banyak orang. Dulu hanya modal persahabatan yang membuatnya menjadi bertahan untuk ada bersama Daniel. Tapi kini untuk orang yang selalu ada pun telah kalah oleh seseorang seperti Viona. Seorang yang biasa seperti Rani mau berusaha bagaimanapun juga tentu kalah dengan orang seperti Viona.
Rani kini tahu fakta itu. Dan ia tahu bahwa kini ia harus menerima itu. Hidupnya masih panjang, masih banyak mimpi yang ingin ia capai. Rani mengusap matanya pelan.
"Rani Lo kenapa?"tanya Alvino khawatir. Rani hanya menggeleng lemah.
"Ngomong-ngomong masakan Lo enak banget,"puji Alvino mengacungkan jempolnya. Rani tersenyum senang.
"Hehe makasih. Hari ini kita latihan lagi kan?"tanya Rani semangat.
"Iya dong, lomba babak dua kan bentar lagi. Oh iya Ran.. kita juga harus ngomong sama anak osis buat lokasi lomba nanti,"ujar Alvino sambil mengunyah.
"Ih kalau makan jangan sambil ngomong,"tawa Rani melihat Alvino. Alvino tersenyum, Alvino telah mendapat senyum yang terbit untuknya. Dia berhasil.
Rani kemudian memberikan air minum pada Alvino lalu membereskan kotak bekalnya yang sudah kosong.
Setelah minum Alvino melihat botol minum itu. Dan buru buru memberikannya lagi pada Rani.
"Yuk sekarang kita ke ruang osis,"ajak Rani sambil berdiri dari kursinya.
"Iya ayo."
Mereka lalu melangkah pergi menuju ruang osis.
"Mereka lagi pada istirahat gak ya kira kira?"tanya Rani.
"Biasanya sih istirahat nya di ruang osis,"jawab Alvino.
"Oh ayo kalau gitu."
Saat akan turun tangga mereka berpapasan dengan Daniel dan Viona yang akan naik ke atas. Rani tersenyum ke arah mereka berdua kemudian berlalu pergi dan kembali mengobrol bersama Alvino.
Daniel menoleh kebelakang melihat Rani dan Alvino yang pergi bersama. Daniel menarik napasnya kemudian menyisir rambutnya kebelakang dengan jarinya.
***
Tbc.....Halohaaaaa
Oh iya tekan bintang di bawah ya. Dan juga tekan tombol di sebelahnya jika kalian ingin memberi kritik dan saran. Terimakasih.
-salambungabunga
![](https://img.wattpad.com/cover/215696877-288-k676865.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RADDAR💑
Fiksi RemajaCerita bad boy juga good girl. 15+ - - - - - Rani Arsyla Danuar. Good girl, suka belajar, salah satu siswa dari kelas unggulan, chef nya sma Galaxy dari ekskul tata boga. Wajah manis tapi gak pernah dandan. Tak lupa kacamata bulat selalu menempel di...