Benar saja ada Rani disana. Ia tengah menangis di bawah pohon dan ia terus mengusap air matanya. Daniel merasa bersalah ia lalu menghampiri Rani dan duduk di sampingnya.
Rani yang tau kehadiran Daniel buru buru mengusap air matanya lalu tersenyum ke arah Daniel.
"Lo ngapain ke sini?"tanya Rani.
"Lo sendiri kesini gak ngajak ngajak gue,"jawab Daniel memperhatikan Rani yang terus tersenyum ke arahnya. Dan itu membuat Daniel semakin merasa bersalah.
Mereka berdua terdiam.
"Ran lo ngerasa gak sih kalau gue itu terlalu ngekang lo?"Daniel yang tiba tiba bertanya membuat Rani menatap ke arahnya.
"Eng, gue-"jawab Rani ragu.
"Sorry ya Ran. Gue terlalu larang lo buat ini itu padahal nyokap bokap lo gak segini nya juga,"ia menarik nafas."jujur gue cuma takut aja kehilangan lo, gue gak bisa jauh dari lo. Lo itu sahabat yang paling gue sayang,"Daniel terdiam. Rani lalu menatap Daniel, ia merasa tersentuh akan perkataan Daniel.
"Sorry kalau cara ungkapin nya salah. Oh iya lo mau kan jadi perwakilan buat lomba tata boga?"tanya Daniel.
"Gue mau sih tapi kalau semisal lo larang gue juga gak akan maksa,"jawab Rani lalu buru buru di sanggah oleh Daniel.
"Enggak kok. Lo boleh ikutan. Lagian kan kalau menang hadiah nya lumayan,"ucap Daniel sambil terkekeh di akhir kalimatnya. Dan Rani ikut terkekeh.
"Maaf,"ucap Daniel lagi.
"Lo gak usah minta maaf, ini emang takdir gue buat terikat sama orang licik kayak lo,"ucap Rani tertawa.
Daniel lalu berpindah posisi duduk agar bisa berhadapan dengan Rani. Ia menatap Rani dengan intens, dan itu berhasil membuat Rani salah tingkah.
"Lo ngapain sih?"ucap Rani membuang muka lalu membenarkan kaca matanya. Daniel tak menjawab sedikit pun, ia lalu memiringkan kepalanya kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Rani. Rani memundurkan wajahnya namun kepalanya telah terpojok di Batang pohon.
"Muka Lo merah kenapa?"tanya Daniel dengan wajah yang benar benar dekat dengan wajah Rani, hanya berjarak 3 jari saja.
"Muka lo juga merah tuh,"ucap Rani.
Daniel lalu menjauhkan wajahnya dari wajah Rani. Kemudian ia berdiri dan membantu Rani berdiri.
"Ayo ke kelas bentar rapatnya pasti udahan,"ucap Daniel sambil berjalan duluan dan Rani mengekor di belakangnya.
***
"Lo mau pulang duluan?"tanya Rani pada Daniel sebelum ia benar benar pergi ke ruang tata boga.
"Yaudah gue pulang duluan ya. Kalau lo mau di jemput wa gue aja okey,"ucap Daniel lalu pergi meninggalkan Rani. Rani melambai ke arah Daniel yang sudah mulai menjauh. Ia lalu bergegas menuju Ruang tata boga.
Sesampainya ia di ruang tata boga. Ia langsung masuk kesana dan sudah lumayan banyak orang disana. Ia menyimpan tasnya di loker penyimpanan barang, lalu mengambil apron tata boga nya dalam loker miliknya.
Ia lalu bergabung bersama yang lainnya ikut mengobrol sebelum kegiatan ekskul dimulai. Saat asik mengobrol bersama yang lain. Tak lama muncul guru pembimbing ekskul tata boga yaitu Bu Iren datang bersama dengan Alvino.
"Oke semuanya selamat sore, kali ini ibu membawa kabar gembira untuk kita semua,"ujar Bu Iren semua orang yang mendengar itu mulai berbisik dan penasaran. Bertanya tanya ada kabar gembira apa?
"Jadi sekolah kita akan mengikuti lomba tata boga antar sma,"ucap Bu Iren. Siswa dan siswi disana semakin ribut dan mereka terkejut kini mereka bertanya tanya siapa yang akan menjadi perwakilannya?
"Perwakilan yang di butuhkan yaitu lima orang untuk chef pembantu dan dua orang sebagai chef utama,"ucap Bu Iren sambil membaca pdf di handphonenya yang berisi tentang syarat syarat lomba tersebut."ibu sudah memilihkan dua orang kelas sepuluh dan lima orang kelas sebelas untuk chef pembantu, nah untuk dua chef utama ibu memilih Alvino dan Rani dari kelas dua belas. Semua yang terpilih itu berdasar kompetensi dan itu tidak bisa di ganggu gugat. Apa ada yang ingin ditanyakan?"tanya Bu Iren lalu mematikan layar handphonenya kemudian memasukannya ke saku seragamnya.
"Bu lima orang itu siapa saja?"tanya seorang siswa kelas sepuluh.
Bu Iren lalu memberi kode pada Alvino dan menyuruh Alvino untuk membacakan kertas yang di bawanya di depan para anggota ekskul tata boga.
"Untuk yang ingin tahu siapa yang akan ikut dalam lomba ini juga tata cara perlombaan ini kalian bisa dengarkan baik-baik,"ucap Alvino lalu membaca kertas-kertas tersebut satu persatu. Alvino lalu di hampiri oleh banyak orang yang ingin mendengarkan. Sedangkan Rani menghampiri Bu Iren lalu bertanya.
"Bu lombanya kapan?"tanya Rani antusias.
"Lombanya sih sekitar 3 bulanan lagi jadi kita bisa persiapan dari sekarang, dan tenang aja kok lombanya gak akan mengganggu kegiatan kelas 12,"ucap Bu Iren lalu tersenyum ke arah Rani. Rani pun mengangguk semangat.
"Iya Bu, masih semester 1 kok."
***
Rani menatap langit malam sambil terduduk dengan sebagian kaki tercemplung di kolam renang miliknya. Ia tersenyum bahkan tertawa sendiri entah apa yang sedang dia pikirkan.
"DOR!"teriak Daniel yang tiba tiba membuat Rani hampir jatuh kedalam kolam renang, namun Daniel refleks memeluk Rani dari belakang dan tubuh Rani pun tertahan.
"Eh buset Daniel! Jantung gue mau copot,"ujar Rani kaget lalu memukul pelan tangan Daniel. Setelah Rani mengecoh bukannya pergi atau duduk di sebelah Rani. Ia malah mengeratkan pelukannya lalu duduk di belakang Rani kemudian menghimpit tubuh Rani dengan kedua kakinya tak lupa ia membenamkan wajahnya di punggung Rani. Benar benar seperti posisi orang yang berpacaran.
"DANIEL! Lo ngapain! Ada mamah papah gue di dalem. Nanti mereka liat kita dodol,"Rani mengecoh lagi sambil berusaha melepaskan tangan Daniel yang melingkar di perutnya. Daniel mengangkat wajahnya kemudian menatap Rani dari samping.
"Yaudah sih biarin. Paling kita dinikahin,"ujar Daniel santai lalu tersenyum ke arah Rani. Wajah Rani mulai memerah. Tapi Rani tau bahwa perkataan Daniel itu hanya bercandaan.
"Ih gue gak mau nikah sama lo. Gue itu udah punya gebetan,"ucap Rani bangga.
Deg
Daniel lalu melepas pelukannya kemudian beralih untuk duduk di sebelah Rani. Rani kembali menatap ke arah langit sambil tersenyum.
"Hahaha! Memangnya ada yang suka sama lo?"tanya Daniel sambil tertawa mengejek.
"Emm. Gue nya sih yang suka sama dia,"jawab Rani.
"Dimana mana gebetan itu artinya saling suka. Kalau lo doang yang suka itu artinya keinginan,"ujar Daniel sambil terkekeh.
"Yaudah terserah lo deh,"ucap Rani lalu mengerucutkan bibirnya gemas. Daniel yang melihat tingkah konyol Rani, menyipratkan air kolam renang ke wajah Rani.
"Daniel basah."
Rani pun membalas perlakuan Daniel tersebut dengan menyiramkan air kolam renang ke wajah Daniel. Mereka berdua tertawa.
***
Tbc.....
Halohaaaaa
Oh iya tekan bintang di bawah ya. Dan juga tekan tombol di sebelahnya jika kalian ingin memberi kritik dan saran. Terimakasih.
-salambungabunga
KAMU SEDANG MEMBACA
RADDAR💑
Novela JuvenilCerita bad boy juga good girl. 15+ - - - - - Rani Arsyla Danuar. Good girl, suka belajar, salah satu siswa dari kelas unggulan, chef nya sma Galaxy dari ekskul tata boga. Wajah manis tapi gak pernah dandan. Tak lupa kacamata bulat selalu menempel di...