Se habis magrib Rani mengeringkan rambut nya yang basah akibat keramas. Setelah kering ia pun menyisir rambut sebahu nya itu. Disela kegiatannya sebuah panggilan telepon tertera di layarnya.
Daniel
"Apaan sih?"tanya Rani kesal. Ia menekan tombol loudspeaker di handphonenya lalu menyimpannya di atas meja rias yang penuh dengan buku.
"Cepetan ke rumah gue. ajarin gue matematika. Besok gue ulangan."
"Iya 15 menit lagi gue ke rumah Lo,"ucap Rani lalu mengakhiri panggilan telepon yang sedang berlangsung tersebut.
Rani menyimpan sisirnya kembali ke tempat asalnya. Tak lama sebuah panggilan masuk datang lagi, dan dari Daniel lagi.
"Ada ap-"ucapan Rani terpotong oleh perkataan Daniel dari sebrang sana.
"Kalau dalam waktu 5 menit lo belum sampe di rumah gue. Gue bakal bilang yang sejujurnya ke nyokap bokap lo kalau-"
Rani secara sepihak memutuskan panggilan nya. Ia segera bergegas mengambil kaca mata lalu berlari keluar kamar. Ia bergegas menuju rumah Daniel yang berdiri Kokoh di sebelah rumahnya.
"Non Rani jangan lari larian nanti jatoh,"ucap bi Inah-asisten rumah tangga keluarga Danuar- khawatir.
"Iya bi maaf lagi buru buru, Rani ke rumah Daniel dulu ya."pamit Rani lalu bergerak secepat mungkin.
Dengan langkah seribu ia sampai di rumah Daniel. Ia buru buru membuka pintu rumahnya, menutupnya kembali lalu kembali berlari dan ia kembali di tegur oleh bi Yeti-asisten rumah tangga keluarga Riyadhi.
"Non jangan lari larian nanti jatoh."
"Maaf bi lagi buru buru, Daniel nya ada di kamar?"
"Iya non, awas jangan lari larian."
"Iya bi."
Rani pun berdiri di depan pintu kamar Daniel dengan nafas tersengal-sengal. Ia lalu membuka pintu kamar Daniel. Dan..
Plukk
Baru saja membuka pintu Rani telah di sambut oleh pukulan bantal yang tepat mengenai wajahnya. Dan Daniel hanya tertawa geli sambil memegang perutnya.
"Daniel kenapa sih lo ngancem pake alesan itu?"tanya Rani kesal lalu menutup pintu kamar Daniel.
"Soalnya lo ke ancam kan? HAHA,"ucap Daniel sambil menyenderkan kepalanya di ranjang king size miliknya.
Rani memutar bola matanya malas.
"Ambil tuh buku gue di meja belajar,"suruh Daniel sambil menunjuk meja belajarnya.
Rani pun berjalan malas ke arah meja belajar Daniel lalu mengambil buku Daniel yang masih di dalam tas. Di atas meja belajar Daniel, ia melihat sebuah korek tergeletak di sana.
"Jadi dia masih ngeroko? umpetin ah,"batin Rani. Kemudian ia memasukan korek tersebut ke saku piyama nya.
Rani menyimpan buku tersebut di hadapan Daniel, kemudian ia duduk menghadap Daniel yang tengah duduk di atas ranjangnya.
"Ayo kita mulai belajarnya,"ajak Rani. Ia lalu membuka buku matematika Daniel tersebut.
"Oh iya gue tadi liat kalau pr mtk gue belum selesai. Lo selesain dulu gih baru abis itu kita belajar,"ujar Daniel sambil membuka laci kecil di samping ranjangnya. Ia mengambil sebatang rokok dari sana.
Rani menatap ke arah Daniel. Seolah tak peduli Rani kembali mengerjakan pr matematika tersebut.
"Tuh kan dia masih ngerokok. Udah dilarang juga."Rani pun tersenyum.
![](https://img.wattpad.com/cover/215696877-288-k676865.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RADDAR💑
Ficção AdolescenteCerita bad boy juga good girl. 15+ - - - - - Rani Arsyla Danuar. Good girl, suka belajar, salah satu siswa dari kelas unggulan, chef nya sma Galaxy dari ekskul tata boga. Wajah manis tapi gak pernah dandan. Tak lupa kacamata bulat selalu menempel di...