"Ini cara gue membalas dendam. Membalas dua orang sekaligus." - (Namakamu)
"Aku yang akan membuat kamu sadar. Balas dendammu cuma akan berakhir sia - sia." - Iqbaal
🌻🌻🌻
Cerita ini 11:12 dengan drama Thailand Game Saneha
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sepuluh tahun sudah (Namakamu) menempuh pendidikan di luar negeri. Selama sepuluh tahun itu dia tidak pernah pulang ke Indonesia. Tapi orang tuanya sering berkunjung ke LA. Tidak pernah absen setiap bulannya.
Selama di LA, (Namakamu) tinggal dengan paman dan bibinya. Makanya orang tuanya tidak begitu khawatir ketika dia dikirim ke LA di usia yang belum genap 12 tahun.
Hal yang membuatnya dipindah ke luar negeri karena dia sering menindas salah satu teman sekelasnya. Hal itu karena (Namakamu) tidak bisa mengalahkan temannya itu saat perangkingan. Dia selalu ada di nomor dua dan temannya itu selalu berada di nomor satu.
Sekarang dia sudah ada di pesawat. Pendidikannya sudah selesai. Dia sudah graduation meski tanpa orang tuanya. (Namakamu) tidak memberi tahu orang tuanya karena dia ingin membuat kejutan dengan dia tiba - tiba pulang.
Dia tersenyum membayangkan papi dan maminya akan terkejut melihatnya pulang. Beberapa menit lagi pesawatnya akan mendarat di bandara Soekarno Hatta. Dia sudah tidak sabar lagi untuk memeluk orang tuanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Namakamu) menyeret koper besarnya keluar dari arrived hall. Dia memandang sekitarnya. Tidak banyak hal yang berubah. Jakarta. Akhirnya setelah sepuluh tahun dia bisa menghirup udara tanah airnya lagi.
Matanya mengernyit ketika tanpa sengaja penglihatannya menangkap seorang yang dia kenali. Papinya sedang memeluk seorang perempuan. Dia menaikan kacamatanya dan mencoba mempertajam penglihatannya. Dia yakin yang dia lihat adalah Papinya. Apa papinya salah mengira perempuan itu sebagai dia? Tapi papinya tidak tahu tentang kepulangannya.
