"Ini cara gue membalas dendam. Membalas dua orang sekaligus." - (Namakamu)
"Aku yang akan membuat kamu sadar. Balas dendammu cuma akan berakhir sia - sia." - Iqbaal
🌻🌻🌻
Cerita ini 11:12 dengan drama Thailand Game Saneha
Cerita ini emang udah tamat kok. Tapi aku bakal kasih beberapa bonus part. Soalnya aku mau nulis cerita baru. Xixi. Karakternya gak beda jauh sih. (Namakamu) yang selalu menjunjung harga diri dan mementingkan egonya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Balita itu begitu senang ketika di dudukan di atas rerumputan. Dia menupuk - nepuk rumput di depannya dengan senang. Bibirnya tidak henti - hentinya berceloteh.
Sesekali jari teluntuknya menekan rumpat lalu bertepuk tangan dengan gelak tawanya yang menggemaskan.
Di belakangnya ada Iqbaal yang duduk menjaga dan menemani si balita berjemur di bawah sinar matahari. Dia tidak bisa menahan tawanya melihat tingkah anaknya itu.
"Naya, makan dulu yuk." (Namakamu) datang membawa semangkuk bubur bayi untuk putri kecilnya.
Naya yang mendengar suara mamanya langsung menoleh. Dia bergerak kepayahan untuk berdiri.
"Anak papa mau kemana sih?" Tanya Iqbaal membantu Kanaya berdiri dan menuntunnya berjalan.
Naya berjalan mendekati (Namakamu). "Mamamamamam."
"Anak mama lapar ya?" (Namakamu) membungkuk untuk meraih Naya untuk digendong. Tapi putri kecilnya itu malah berbalik dan memeluk kaki Iqbaal.
Iqbaal tergelak. "Gak mau digendong mama ya? Maunya digendong Papa? Sini - sini Papa gendong." Iqbaal mengangkat tubuh Naya dalam gendongannya.
"Kayaknya Naya lebih sayang Papanya deh dari pada Mamanya." Kata Iqbaal mencium pipi tembem Naya.
"Gak lah. Naya itu sayang sama Mama Papa sama rata. Ya kan, Naya." Balas (Namakamu).
"Tapi (Namakamu). Naya tuh udah pinter banget loh. Baru sekali diajarin udah langsung bisa."
Naya menyengir dan bergerak kegirangan di dalam gendongan Iqbaal.
"Kalau kiss bye gimana?"
Naya menepukkan telapak tangannya di bibir. "Eummah." Katanya seolah memberikan kiss bye.
"Mata genitnya mana mata genitnya."
Mata Naya memejam berulang kali dengan wajah menggemaskan. Yang membuat kedua orang tuanya tergelak.
Setelah melewati banyak hal, tidak banyak permintaan (Namakamu). Dia hanya ingin keluarganya terus bahagia, sampai tua terus bersama. Meski (Namakamu) tahu pasti akan ada masalah yang datang dalam rumah tangganya suatu saat nanti. Entah apapun itu, semoga mereka bisa melewatinya.