02 - Wakil Direktur

2.9K 268 4
                                    

Saat turun ke ruang makan, (Namakamu) mendapati kedua orang tuanya sudah disana bersama dengan Iqbaal yang baru saja duduk saat dia tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat turun ke ruang makan, (Namakamu) mendapati kedua orang tuanya sudah disana bersama dengan Iqbaal yang baru saja duduk saat dia tiba. Dia berdiri di samping Iqbaal dan mengetuk sisi meja Iqbaal.

"Permisi. Hari ini gue mau sarapan bareng keluarga gue aja. Dan lo bukan bagian dari keluarga gue. Jadi mending lo pergi." Katanya sinis mengusir Iqbaal.

Iqbaal mendongak menatap (Namakamu) yang masih terlihat angkuh. Masih sama seperti sepuluh tahun lalu.

"(Namakamu)." Tegur Herman pada putrinya.

(Namakamu) menoleh menatap Herman. "Udah lama banget aku gak duduk disini bareng kalian. Salah kalau aku cuma pengen sarapan bareng mami papi?"

"Aku duluan om, tan." Iqbaal berpamitan dengan sopan seperti biasanya. Dia tidak mau ada keributan pagi ini. Apalagi kalau hanya karena kehadirannya di ruang makan. Soal sarapan dia bisa makan di drive thru.

"Kamu gak sarapan dulu, Baal?" Tanya Vivi tidak tega melihat Iqbaal harus melewatkan sarapannya karena anaknya yang bertingkah terlalu kekanakan di pagi hari.

"Gak, tan. Hari ini ada rapat dan ada beberapa hal yang harus aku cek kembali." Alibinya kemudian bergegas meninggalkan ruang makan.

"Kamu gak seharusnya mengusir Iqbaal. Kita kan bisa makan bertiga tanpa memperdulikan Iqbaal." Tegur Vivi.

"Enggak. Aku gak bisa dan aku gak mau. Pokoknya mulai besok aku gak mau ada dia di ruang makan."

"Kalau gitu mami juga gak mau tinggal disini."

"Mi. Gak ada korelasinya."

"Yaudah sih kalau kamu gak mau."

"Okay fine." (Namakamu) mengalah daripada maminya tidak tinggal serumah dengannya. "Tapi seminggu tanpa dia ya? Plisss. Aku cuma mau makan bertiga." Lanjutnya memohon.

Tidak ada jawaban. Herman dan Vivi hanya saling lirik tanpa memberi keputusan.

"Yaudah kalau gak setuju mending aku makan di dapur bareng bibi Asri." Lanjutnya dongkol. Bibi Asri yang berada di belakangnya melotot. Tidak enak rasanya jika majikannya ikut makan bersamanya di dapur.

"Cuma seminggu ya. Gak lebih." Putus Vivi tidak bisa membiarkan putri semata wayangnya makan di dapur.

(Namakamu) mengangguk dengan girang disertai senyumnya yang lebar membuat Vivi tersenyum lembut. Sedang Herman hanya diam. Laki - laki itu lebih banyak diam.

"Aku juga mau kerja di kantor papi." Katanya menatap papinya serius. Pikirnya jika dia adalah pewaris utama di keluarga ini, maka dia perlu mulai bekerja di perusahaan Herman untuk mengetahui seluk - beluknya sebelum dia menggantikan posisi Herman.

"Nanti papi pikirin ya."

"Aku mau gantiin posisi Iqbaal."

Herman menoleh cepat. "Untuk itu, enggak untuk waktu dekat (Namakamu). Posisi Iqbaal sangat penting. Iqbaal juga sedang memegang project baru. Jadi…"

Bride X IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang