19 - Back Home

2.5K 289 8
                                    

Setibanya di rumah setelah perjalanan panjang, Iqbaal dan (Namakamu) disambut oleh Herman, Bibi Asri, Lala, dan Tya, juga terlihat Zevanya yang berdiri di samping Herman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setibanya di rumah setelah perjalanan panjang, Iqbaal dan (Namakamu) disambut oleh Herman, Bibi Asri, Lala, dan Tya, juga terlihat Zevanya yang berdiri di samping Herman.

Mereka berdua turun dari mobil. Lala dan Tya langsung mengambil koper dari dalam bagasi dan membawanya masuk. "Kopernya tolong ditaruh di kamar Iqbaal ya, La."

"Siap, Non." Lala mematuhi dan kembali melanjutkan jalannya.

"Gimana honeymoonnya?" Tanya Herman sekedar berbasa - basi.

"Seru. Iya kan, baal?" (Namakamu) memeluk lengan Iqbaal. Hal itu tidak luput dari pandangan Zevanya.

"Iya." Jawab Iqbaal sambil tersenyum.

"Yaudah, masuk dulu yuk. Papi udah siapin pesta kecil buat kalian." Ajak Herman memeluk pinggang Zevanya dan mengajaknya masuk ke dalam.

(Namakamu) bergeming. Matanya manatap bagaimana Herman memeluk pinggang Zevanya dan membawanya masuk ke dalam rumah. Keterdiamannya membuat Iqbaal menolehkan wajahnya untuk menatapnya kemudian tatapannya beralih pada apa yang dia lihat.

Dia melepaskan pelukannya di lengan Iqbaal kemudian membawa lengan Iqbaal memeluk pinggangnya. Hal yang sama dia lakukan. "Jangan lupa senyum." Katanya tanpa sedetikpun menoleh kepada Iqbaal. Pandangannya lurus ke depan penuh tekat.

Iqbaal menahan senyumnya. Perempuan itu tampak lucu karena cemburu pada papinya membuatnya semarah itu. Mau berbuat seperti apapun tidak akan membuat Herman meninggalkan Zevanya dengan mudah. Apalagi Zevanya mengandung anak Papi mertuanya.

"Bukannya lebih baik kita bersikap bahagia dari pada sekedar tersenyum? Ketawa gitu. Kayaknya lebih bagus daripada cuma senyum - senyum doang."

"Mau ngetawain apa emang? Kamu mau aku ketawain?"

"Ingat gak pas koper kamu isinya lingeri?"

(Namakamu) melotot saat Iqbaal membahas hal yang baginya memalukan untuk sekedar diingat. "Hahaha, kamu bisa aja." Dia tertawa dibuat - buat. Mengingat mereka sudah berada di depan pintu ruang makan.

"Kalian keliatan bahagia sekali. Papi harap kalian bisa bahagia seterusnya."

"Dan semoga kebahagiaan itu bukan kepalsuan." Sambung Zevanya.

Iqbaal mengecup puncak kepala (Namakamu) dengan lembut. "Tentu aja kebahagiaan kita tidak palsu." Katanya.

"Papi percaya. Ayo makan dulu. Papi sudah siapkan barbeque."

Mereka berjalan menuju meja makan. Iqbaal menarikan kursi untuk (Namakamu) dan duduk di sebelahnya.

"Selamat malam semua." Sapa Vivi dari depan pintu ruang makan. "Waw ada pesta tapi aku gak diundang nih. Gak papa sih. Makan daging bisa menimbulkan kolesterol." Lanjutnya.

Herman meletakan pisau da garpu yang sudah dia pegang  "Ngapain kamu kesini?" Tanyanya merasa terganggu dengan kehadiran Vivi.

"Menyambut kepulangan anak dan menantu dong. Apa kabar sayang?" Vivi memeluk dan mencium kedua sisi pipi (Namakamu).

Bride X IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang