"Ini cara gue membalas dendam. Membalas dua orang sekaligus." - (Namakamu)
"Aku yang akan membuat kamu sadar. Balas dendammu cuma akan berakhir sia - sia." - Iqbaal
🌻🌻🌻
Cerita ini 11:12 dengan drama Thailand Game Saneha
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Astaga kenapa aku nurut aja sih? Dah ya. Ini terakhir.
"Happy birthday to you. Happy birthday to you. Happy birthday. Happy birthday. Happy birthday Naya."
Kanaya tersenyum lebar ketika keluarganya menyanyikan lagu itu untuknya diiringi tepukan tangan. Meski pesta ulang tahunnya yang ke lima tidak dirayakan bersama banyak orang. Naya sudah sangat senang dengan keluarga besarnya yang hadir.
Papanya selalu mengajarkan tentang arti kesederhanaan. Tidak perlu hidup glamour untuk mendapat kebahagiaan. Tapi Naynay sangat berbanding terbalik dengan Papanya. Naynay selalu membelikannya hadiah mahal yang tentu tidak bisa Naya tolak.
"Sekarang Naya pejamin mata terus make a wish ya." Kata mamanya. Naya mengangguk dengan semangat. Dia memejamkan matanya lalu meramalkan doanya dalam hati.
Semoga aku selalu menjadi kesayangan Papa, Mama, Naynay dan lainnya.
Naya membuka mata kemudian meniup lilin. Semua orang bertepuk tangan.
"Naya gak mau ngasih kue pertama untuk Naynay?" Tanya Nanay yang dia balas gelengan.
Kue yang sudah dia potong dengan bantuan Mamanya dia berikan untuk Mamanya. "Mama yang nomor satu."
"Makasih sayang. Selamat ulang tahun ya." Kata mamanya memberikan ciuman hampir di seluruh wajahnya.
"Kue kedua buat Papa."
"Makasih kesayangan Papa."
"Kue ketiga buat Naynay."
"Makasih sayang. Cucu naynay udah besar ya sekarang. Gak mau minta adik, hm?"
Naya langsung menggeleng. "Naya gak mau punya adik." Jawabnya cepat. Dia memang tidak menginginkan seorang adik karena takut kasih sayang kedua orang tuanya akan terbagi. Tentu Naya tidak ingin itu terjadi. Dia ingin tetap menjadi tuan putri.
"Naya gak seru. Lihat dong. Kak Rio aja udah punya adik." Naynay menunjuk Rio, anak kakeknya.
Naya memberenggut. Bibirnya sudah tertekuk ke bawah dengan mata berkaca - kaca sudah siap meledak. "Papaaaaa." Adunya yang pada akhirnya menangis memeluk Papanya.
Iqbaal langsung mengangkat tubuh Naya dalam gendongannya untuk menenangkan tangisan Naya. "Udah. Naynay cuma bercanda. Masa ulang tahun nangis."
"Mami apaan sih. Suka banget godain cucunya." (Namakamu) mengusap punggung Naya dengan lembut.
"Ya kan siapa tahu aja Naya berubah pikiran sekarang." Jawab Vivi. "Maaf ya Naya. Naynay cuma bercanda kok. Maafin ya." Katanya pada cucunya.
Naya menggeleng. Dia menenggelamkan wajahnya di bahu Iqbaal.
"Besok dibeliin mainan yang Naya mau deh. Maafin ya."
Sekali lagi Naya menggeleng. Sekali marah yang membuatnya menangis, Naya akan sangat sulit untuk memaafkannya. Sekalipun itu Iqbaal.
Karena lernah sebelumnya Iqbaal menggoda Naya. Mengatakan oadanya kalau sebentar lagi dia akan memiliki seorang adik. Naya langsung marah. Tidak mau menemui Iqbaal selama beberapa hari.
Dan akhirnya Naya memaafkan Iqbaal setelah Iqbaal membelikan mainan yang sejak lama Naya inginkan tapi Iqbaal tidak membelikannya. Sebuah mainan LOL yang menurut Iqbaal terlalu mahal. Tidak sebanding dengan ukurannya.
Padahal saat itu Naya sudah memesan pada Naynaynya agar dibelikan mainan yang dia mau itu. Tapi Iqbaal sudah terlebih dahulu membelikannya. Rasa marah dan kesalnya meluap begitu saja.
(Namakamu) waktu itu hanya bisa menggeleng melihat mereka. Setiap hari memberi pengertian pada Naya agar memaafkan Papanya. Ternyata butuh sogokan kalau ingin mendapat maaf bocah kecil itu.
"Naya mirip kamu banget deh, (Namakamu). Ngambekan." Kata Vivi yang menyerah meminta maaf pada cucunya.
"Salah mami sendiri." Balas (Namakamu).
"Naya gak mau main sama kak Rio? Kak Rio main di belakang. Ada kakek juga." Kata Zevanya.
Naya menggeleng. Dia tidak berminat bermain dengan Rio. Bocah laki - laki itu suka sekali merebut mainannya. Sampai Naya kesal dan sudah tidak mau main lagi dengannya.
"Mau makan kuenya?" Tawar (Namakamu) dibalas gelengan dari Naya.
"Naya maunya apa?" Tanya Iqbaal.
"Aku gak mau punya adik." Jawabnya.
"Iya. Naya gak akan punya adik. Udah ya. Jangan marah lagi sama Naynay. Kan Maynay ngasih banyak kado buat Naya." Balas (Namakamu) dibalas anggukan oleh Naya. "Peluk dulu Naynay."
Naya merosot turun dari gendongan Iqbaal kemudian menghampiri ke arah Vivi dan memeluknya.
"Maafin Naynay ya." Kata Vivi dibalas anggukan oleh Naya.
"Kissnya mana?" Pinta Vivi. Naya mencium pipi kanan dan kiri Vivi.
Untung tidak butuh waktu berhari - hari agar Naya luluh dan memaafkannya. Vivi sangat menyayangi cucu kecilnya itu. Dia mungkin akan gila sendiri kalau sampai Naya tidak mau menemuinya.