21 - Hug you

2.6K 306 18
                                    

Mata itu menyorotkan kegelisahan yang tidak ditutup - tutupi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata itu menyorotkan kegelisahan yang tidak ditutup - tutupi. Iqbaal yang merasa diperhatikan menoleh pada satu - satunya manusia yang berada di kamarnya. Ralat, kamar mereka, dia dan (Namakamu).

"Kamu kenapa?" Entah berapa kali dia menanyakan itu pada (Namakamu). Rasanya dia sering bertanya kenapa kepada (Namakamu).

(Namakamu) meragu untuk menjawabnya. Dia menggigit bibir bawahnya sebelum bertanya. "Kamu serius gak tahu siapa orang tua kamu?"

Iqbaal menghentikan aktifitasnya setelah mendengar pertanyaan (Namakamu). Tangannya berhenti mengusap handuk di rambutnya yang basah. "Kenapa? Mau ngejek aku lagi?"

"Enggak. Cuma nanya aja. Kali aja kamu ada niat nyari keluarga kamu. Aku mau kok bantuin."

"Aku gak udah gak punya keluarga. Jadi berhenti bahas ini."

"Baal, sebenarnya aku nemuin foto kamu sama tante Yona. Kamu yakin gak kenal tante Yona?"

Ada sorot tidak senang di mata Iqbaal. Kemudian dia merampas foto itu dari tangan (Namakamu). "Ini bukan foto penting. Lupain pembicaraan ini dan jangan bahas lagi."

(Namakamu) tidak menuruti perkataan Iqbaal. Dia berdiri di depan Iqbaal. "Tante Yona mama kamu kan? Iya kan?" Tangannya yang memegang lengan Iqbaal langsung ditepis.

"(Namakamu), kita memang udah nikah tapi bukan berarti kamu harus ikut campur urusan pribadiku. Kamu sendiri kan yang bilang kita nikah cuma pura - pura, cuma demi kepentingan kamu sendiri. Jadi berhenti bersikap sok perduli."

"Aku cuma mau bantuin kamu. Okay kalau kamu anggap yang aku lakukan itu gak benar di mata kamu." (Namakamu) marah. Tentu saja jika niat baiknya dianggap sok perduli. Dia melangkah keluar kamar dan membanting pintu saat menutupnya. Dia akan tidur di kamarnya malam ini.

Tapi keputusannya untuk tidur di kamarnya sendiri malah membuatnya berujung tidak bisa tidur. Dia membolak - balikan badannya dengan gelisan. Ranjang empuk dan selimut hangatnya yang selalu membuatnya nyaman ketika tidur sekarang tidak lagi. Ada sesuatu yang kurang.

Dia menghela napas gusar ketika harus mengakui apa yang membuatnya kesulitan untuk sekedar tidur. Pelukan Iqbaal yang beberapa malam belakangan selalu menjadi perantaranya untuk terlelap.

Dia harus tetap memejamkan matanya. Tidak perduli entah jam berapa dia akan jatuh tertidur.

 Tidak perduli entah jam berapa dia akan jatuh tertidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bride X IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang