Bonus 2

2.7K 303 6
                                    

(Namakamu) berjalan bersama Iqbaal di pusat perbelanjaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Namakamu) berjalan bersama Iqbaal di pusat perbelanjaan. Menjelang due date, mereka berbelanja kebutuhan persalinan dan bayi.

Sebenarnya Vivi sudah membelikan banyak barang. Bahkan barang tidak pentingpun Vivi beli dengan alasan sedang diskon, sayang kalau tidak di beli sekalian.

Kali ini mereka hanya berbelanja beberapa barang. Beberapa kain bedong, beberapa baju, kaos kaki, kaos tangan, serta keperluan lain.

"Mau makan dulu gak?" Tanya Iqbaal sambil berjalan di samping (Namakamu).

"Solaria yuk. Aku pengen makan kwetiau." Kata (Namakamu). Matanya lurus ke depan menatap pada seorang yang dia kenali. "Kamu duluan aja. Aku mau ke toilet dulu."

"Mau aku anterin?"

"Gak perlu." (Namakamu) berjalan menjauh dari Iqbaal untuk menghampiri orang itu. Dia menoleh ke belakang memastikan jika Iqbaal sudah naik ke lantai berikutnya untuk menuju rumah makan.

"Tante Yona." Panggil (Namakamu). Dia sudah lama tidak bertemu dengan tante Yona karena Iqbaal melarangnya.

"(Namakamu)?"

"Tante apa kabar."

"Tante baik. Kamu sendiri apa kabar?"

"Aku juga baik."

"Lama gak ketemu ya. Sampai tante gak tahu kamu sudah hamil." Yona menatap perut (Namakamu) dengan senyum tipis.

"Maaf. Aku udah lama gak ngabarin tante. Sebenarnya waktu itu aku ketemu tante mau mastiin suatu hal."

"Soal Iqbaal?"

(Namakamu) mengangguk sebagai jawaban.

Yona menghela napas. Wajahnya berubah sedih. "Tante pikir kamu sudah tahu. Ini salah tante. Tante bahkan gak berani buat ketemu Iqbaal."

(Namakamu) memegang tangan Yona. "Tante, mau gak ketemu Iqbaal?"

"Tante rasa Iqbaal tidak akan mau ketemu tante apalagi memaafkan kesalahan tante."

"Tante hanya belum mencoba. Aku yakin Iqbaal pasti akan luluh." (Namakamu) mencoba meyakinkan. "Mau ya, Tan. Setidaknya buat aku sama cucu tante senang." Bujuknya.

Tante Yona sempat berpikir sejenak sebelum memutuskan untuk mengangguk setuju.

(Namakamu) tersenyum lebar. Kemudian menggandeng tante Yona untuk menemui Iqbaal.

"Usia kandungan kamu udah berapa bulan?" Tanya tante Yona mengelus perut buncit (Namakamu) dengan lembut sambil terus berjalan.

"Udah jalan delapan bulan, Tan."

"Sehat - sehat ya sampai lahiran. Terus mami kamu apa kabar?"

"Baik, Tan. Bahkan mami yang lebih heboh nyiapin keperluan bayi."

Tante Yona terkekeh mendengarnya. Dia percaya Jika Vivi melakukan hal itu. Mengingat bagaimana sifat Vivi selama ini. "Tante juga udah lama gak ketemu mami kamu. Tante udah gak ikut arisan lagi. Jadi gak pernah ketemu."

"Mami juga sekarang gak terlalu sering ikut arisan."

Yona menarik napas dalam ketika mereka hampir sampai meja dimana Iqbaal tengah duduk.

"Baal." Panggil (Namakamu) yang sudah berdiri di belakang Iqbaal.

"Aku udah pesenin kamu kwetiau." Suara Iqbaal memelan saat matanya mendapati Yona yang datang bersama istrinya. Air mukanya berubah tidak senang. Dan itu terang - terangan Iqbaal tunjukan kepada Yona.

"Baal. Aku tahu kamu gak senang. Tapi aku mau kamu sama tante Yona memperbaiki hubungan kalian."

"Hubungan apa yang kamu maksud, (Namakamu)? Kita gak ada hubungan apa - apa. Kenal aja enggak."

"Iqbaal. Tante Yona itu mama kamu. Gak boleh kayak gitu."

"Iqbaal, mama minta maaf. Maaf atas kesalahan mama selama ini. Tolong maafin mama."

"Bukannya ini yang anda mau? Tidak saling mengenal dan saling melupakan."

"Iqbaal, please. Tante Yona udah berusaha buat memperbaiki hubungan kalian."

"(Namakamu). Ayo pulang." Iqbaal berdiri dan meraih tangan (Namakamu).

(Namakamu) menggeleng cepat. "Selesaiin dulu masalah ini. Jangan menghindar, Baal." Dia melepas cekalan tangan Iqbaal ditangannya dan berganti memegang tangan Iqbaal dengan kedua tangannya. "Kamu tahu takdir apa yang gak bisa kita tolak? Orang tua. Kita gak bisa memilih terlahir di keluarga mana, dan menjadi anak siapa. Aku gak mau suatu saat kamu menyesal karena kehilangan kesempatan ini untuk memperbaiki hubungan kamu dan mama kamu. Kamu gak tahu kan? Mungkin tante Yona selama ini merasa bersalah atas keputusannya. Aku tahu, di dalam lubuk hati kamu yang paling dalam, kamu pasti kangen sama mama kamu. Kamu masih sayang sama mama kamu. Kalau enggak, gak mungkin kamu masih nyimpen foto kamu sama tante Yona."

"Mungkin kamu gak bisa langsung memaafkan kesalahan mama. Tapi mama akan terus meminta maaf sama kamu Iqbaal." Yona kemudian berpamit sambil menahan air matanya. Kesalahannya di masa lalu ternyata cukup fatal. Bahkan Iqbaal tidak bisa memaafkannya.

"Beri aku waktu." Kata Iqbaal setelah Yona benar - benar pergi.

(Namakamu) tahu. Iqbaal pasti butuh waktu untuk memaafkan kesalahan Yona. Tapi setidaknya masalah ini sudah berusaha diluruskan. Meski Iqbaal tidak langsung memaafkan.

Bride X IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang