24 - The Decision

3.4K 332 39
                                    

Sudah lewat waktu makan malam saat Iqbaal tiba di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah lewat waktu makan malam saat Iqbaal tiba di rumah. Karena rapat yang tadi dia tunda, dia jadi terlambat pulang.

Iqbaal pikir (Namakamu) belum pulang karena dia tidak menemukan mobil (Namakamu) di garasi. Di kamarpun kosong. Isterinya memang belum pulang.

Dia merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada (Namakamu) untuk memastikan.

Kamu belum pulang?

Di tempat lain (Namakamu) memandang pesan itu lama sebelum mengetikan balasan. Awalnya dia berniat untuk menghiraukannya. Tapi ternyata dia tidak bisa.

Aku nginep di rumah mami.

(Namakamu) kemudian berbaring terlentang. Tangannya mengelus dengan lembut perut datarnya.

Apa yang harus dia lakukan sekarang? Kenapa disaat yang seharusnya bahagia dia malah merasa tercekik?

Dia memejamkan matanya untuk melenyapkan pikiran - pikiran buruk yang kemudian lama - kelamaan membawanya tertidur.

Dia memejamkan matanya untuk melenyapkan pikiran - pikiran buruk yang kemudian lama - kelamaan membawanya tertidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana hasilnya? Positif kan?" Tanya Zevanya saat berpapasan dengan (Namakamu) yang baru pulang.

(Namakamu) menatap tajam Zevanya. Dia berusaha menahan emosinya agar tidak meledak. "Bukan urusan lo." Jawabnya kasar lalu melanjutkan langkahnya.

Zevanya menahannya pergi dengan memegang lengannya. "(Namakamu). Selama ini aku udah berusaha baik sama kamu untuk memperbaiki hubungan kita. Aku minta maaf soal masa lalu."

(Namakamu) menepis tangan Zevanya dan membalikan badannya. "Berhenti nyari muka di depan gue."

"Aku beneran tulus untuk memperbaiki hubungan kita."

(Namakamu) mendengus. "Apa gak cukup dengan merebut papi gue dari mami sampai - sampai lo merebut suami gue? Jangan serakah, Zevanya."

Zevanya tampak bingung. "Merebut? Aku gak ada merebut Iqbaal dari kamu. Bahkan sejak Iqbaal memilih kamu, aku berusaha berhenti dapatin Iqbaal lagi."

"Omong kosong." Setelah mengucapkan itu, (Namakamu) kembali melanjutkan langkah menaiki tangga untuk menuju kamarnya.

"(Namakamu). Apapun yang kamu pikirin, aku rasa kamu cuma salah paham." Kata Zevanya yang masih bisa (Namakamu) dengar.

Bride X IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang