CLEFT[1]

1.6K 62 15
                                    

Seorang gadis cantik bernama lengkap Steffi Zamora memasuki kawasan sekolah barunya. Ia resmi pindah ke Indonesia beberapa waktu lalu, dan Bundanya memasukan Steffi ke salah satu sekolah ternama di Jakarta. SMA Nusa Bangsa.

"Mau Bunda anterin sampe dalem, Dek?"

"Enggak bun, Adek masuk sendiri aja."

"Yakin?"

"Iya Bunda," jawab gadis itu hangat. Setelahnya ia turun dari mobil dan menuju ruang kepala sekolah. Setelah menemui kepa sekolah, ia di infokan untuk masuk ke kelas XI MIA 1. Seorang guru BK mengantar Steffi ke kelasnya.

"Permisi bu," kata guru BK itu menyapa guru pengajar mapel. "Saya mau nganterin murid baru pindahan US," bisik guru BK tersebut.

"Ah iya, silakan diperkenalkan aja bu," kata guru mapel.

Guru BK itu pun mengajak Steffi untuk masuk. "Pagi, anak-anak," sapa guru Bk kepada para siswa.

"Pagi bu Agnes," jawab mereka serempak.

Guru BK itu bernama bu Agnes ternyata. "Kita kedatangan murid baru hari ini," ucap bu Agnes memberi tahu. "Stef, silakan perkenalkan diri," bisik bu Agnes pada Steffi.

Steffi tersenyum, "kenalin gue Steffi Zamora, pindahan US. Panggil aja Steffi," kata Steffi ramah.

"Baiklah Steffi, silakan duduk di samping Syifa," pinta bu Agnes. "Syifa, hand's up please."

Syifa mengangkat tangannya sesuai dengan perintah bu Agnes. Kemudian Steffi duduk di samping Syifa. Gadis itu meletakan tasnya di meja dan bertopang dagu. Belum apa-apa ia sudah bosan.

"Kenapa, Steff?" Bisik Syifa ramah.

"Bosen," jawabnya singkat.

Syifa mengulurkan tangannya pada Steffi. "Syifa Hadju," ujarnya memperkenalkan diri.

Steffi menyambut uluran tangan itu dan tersenyum. Setelahnya ia mengangkat tangan dan izin ke toilet. "Mau gue temenin gak?" Tawar Syifa ramah.

"Gak perlu, bisa sendiri gue," jawabnya sambil nyengir.

Gadis itu kemudian ke luar kelas dan menyusuri koridor. Toilet hanya alibinya untuk pergi ke luar. Suasana kelas yang sepi dan senyap membuatnya Steffi merasa ngantuk dan bosan.

Gadis itu menemukan lapangan Indoor sekolahnya. Steffi kemudian masuk dan mendapati bola basket di sudut ruangan. Lengan pendeknya ia lipat, dan rambutnya dikucir kuda.

Steffi main basket sendirian di lapangan indoor. Lumayan, gak bikin stress.

"Main di sini harus ada izin!"

Steffi menoleh mendapati seorang laki-laki berperawakan tinggi menghampirinya dan mengambil bola basket yang ia pegang. "Ayo main," ajaknya ramah.

Steffi tersenyum, kemudian mereka main basket bersama. "Katanya harus ada izin," ucapnya pelan sambil bermain.

"Iya. Kan gue yang bisa ngasih izin."

"Siapa emang ngana," tanyanya sambil terus bermain bersama laki-laki itu. Mendengar pertanyaan dari Steffi, ia menghentikan aktifitasnya dan membuang bola basketnya ke sembarang arah.

Laki-laki itu berdiri di hadapan Steffi sambil menyisir rambutnya kebelakang menggunakan jari. "Abun, ketua basket," katanya ramah sambil mengulurkan tangan kepada Steffi.

"Steffi," ucapnya sambil menjabat tangan Abun.

Mereka duduk di tepi lapangan sambil menyeka keringat masing-masing. "Jago juga lo main," kata Abun singkat.

CLEFTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang