3. Dapur Cokelat

39 4 0
                                    

Tanganku bergerak memasukan buku sesuai dengan jadwal mata pelajaran besok. Setelah semua sudah masuk ke dalam tas, aku memastikan sekali lagi tidak ada buku maupun tempat pensil yang ketinggalan. Ku rapikan meja belajar lalu setelah selesai ku banting tubuhku ke kasur. Lelah.

Mataku menatap langit-langit kamar dengan tatapan sendu. Sampai kapan sih harus merasakan dibedakan oleh keluarga besar Mama? Sampai kapan harus disalahkan yang bukan salahku? Sampai kapan harus diperlakukan seperti aku manusia yang paling berbeda? Sudah dua tahun aku melancarkan aksi diamku, tak pernah mengunjungi keluarga besar Mama, lebaran sekalipun.

Ku hapus air mata yang tak terasa mengalir dengan sendirinya. Nggak, nggak boleh lemah! Aku mengambil ponselku lalu menyalakan data berniat untuk menonton youtube agar bisa menghibur diri sendiri dan tak membiarkan pikiran terfokus ke hal-hal yang membuat sedih.

Nonton youtube selalu jadi pilihanku ketika sedih datang, karena bisa dengan mudah membuatku tertawa dan terhibur.

Hampir satu jam aku habiskan untuk nonton youtube, masa bodo lah kalau misalnya kuota habis. Daripada nangis nggak jelas kan?

Saat hendak menutup layar ponsel untuk tidur, notifikasi WhatsApp mencuri perhatianku.

0838******** send a messages :
Kok diread doang Shen? Gue ganggu ya?

Ya ampun bahkan aku nggak sadar kalau chat laki-laki bernama Gara temannya Rio pacar Kayla gak aku balas. Fix dia bakal beranggapan aku sok ngartis kayaknya.

Ini bukan sekali atau dua kali terjadi aku lupa membalas chat orang yang membuat laki-laki yang mendekatiku mundur perlahan karena selain jawabanku singkat, seringkali aku lupa membalasnya.

Tapi chat dia kemarin setelah aku bertemu dengannya di tempat es pisang ijo mang Didi sudah ingin ku jawab, sebelum teriakan Caca karena kuah baksonya tumpah membuatku lupa dengan segala hal, termasuk membalas chat Gara.

Eh Hai Gar, sorry baru bales
Gak sibuk dan gak ganggu kok

Hanya itu yang bisa aku balas. Jujur aku merasa tidak enak dengannya, namun masa bodo lah kalau dia menganggap aku sok sibuk, sok ngartis dan sebagainya. Toh, sama laki-laki lain yang mendekatiku selalu berpikiran seperti itu. Padahal nggak niat begitu. Hanya saja ya, aku lupa.

Gapapa Shen, gue tau paling lo lupa lagi wkwk
Btw lo masih suka cokelat kan?
Kebetulan seminggu yang lalu gue ultah, gue mau traktir lo dapur cokelat yang di Menteng sama Rio dan Kayla juga
Kalo weekend bisa gak Shen?

Sial, dia tau aja lagi kalau aku lupa. Aku tersenyum simpul dan mendadak semangat. Di traktir cokelat? Tapi sebentar, nggak salah kan dia mau traktir aku dalam rangka ulang tahunnya seminggu yang lalu? What dude? Bahkan aku baru ketemu dia dua kali, lalu dia ulang tahun aja aku gak tau dan gak ngucapin juga. Bukankah traktir hanya untuk yang akrab?

Haha maklumin ya
Lo gak niat minta kado sama gue kan?😂


Of course, no😂
Kadonya cukup lo mau ikut aja sama gue, Kayla, dan Rio

Ya siapa tau kan? Kali aja dia mau kado setelah mentraktir aku. Aku tau kesannya seperti perhitungan, tapi aku tidak akrab dengannya lalu apa alasan aku memberinya kado? Karena dia mentraktir aku? Kan itu dia yang mau, aku nggak minta kok. Apa aku tolak aja ya? Ah gapapa deh sekali aja, ada Kayla ini.

Tell Me, Why? (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang