Setelah mengisi buku pengunjung dan meminta kunci loker untuk memasukan tas aku dan Gara ke dalam loker. Aku mengambil buku latihan, buku rumus, dan alat tulis untuk ku bawa ke lantai atas.
Tadi sepanjang parkiran sampai selesai isi buku pengunjung, Gara menceritakan di lantai dasar terdapat lukisan-lukisan, loker, pengajuan kartu anggota, toilet, dan ada juga tempat duduk. Lalu di lantai satu di lengkapi dengan musholla, perpustakaan umum yang berisikan segala macam buku dari mulai buku pelajaran, buku perkuliahan, dan novel pun ada disini tentunya juga dilengkapi dengan meja dan buku-buku yang lumayan lengkap serta terdapat perpustakaan anak dan juga playground. Sedangkan di lantai dua ada nursing room, buku referensi, majalah, dan koran.
Setelah memasukan tas ke dalam loker, aku maupun Gara naik tangga ke lantai dua. Samar-samar saat naik ke tangga, aku mendengar pasangan suami istri dan anaknya yang kira-kira berusia empat tahun ngobrol dan tadi sempat melihat ke arah aku dan Gara.
"Anak zaman sekarang pacarannya di perpustakaan ya. Keren." kata sang istri.
"Ya bagus dong produktif." jawab suaminya.
Sedangkan sang anak sibuk dengan lolypop di tangannya.
Aku hanya mengerutkan dahi samar. Ini bukan pacaran, lebih tepatnya ini hasil jebakan Kayla. Kalau bukan karena jebakan Kayla, aku juga nggak mungkin kesini bersama Gara yang perlu digarisbawahi kalau dia bukan pacarku seperti yang tadi Ibu itu kira.
Saat sampai di lantai satu, mataku menjelajah ke segala arah. Benar kata Gara, rak buku berwarna cokelat berjejer dengan buku yang tersusun rapi. Dan banyak meja dan kursi yang sudah tersusun menyebar di seluruh ruangan. Aku berdecak kagum melihat buku-buku itu semua.
Tanpa mempedulikan Gara, kakiku berjalan dengan penuh semangat ke rak paling ujung tempat para novel berjejer. Ini cukup banyak walaupun tidak selengkap di Gramedia.
"Eh benar-benar ya, belajar dulu baru baca novel." kata Gara menggelengkan kepalanya melihatku yang sudah jongkok di rak novel paling bawah.
"Sebentar dulu." kataku menatapnya mencoba bernegosiasi.
Gara tampak berpikir sesuatu, ya semoga laki-laki di hadapanku ini bukan orang yang sulit diajak kerjasama.
"Oke, gue kasih lo waktu sepuluh menit buat cari novel satu sambil gue ambil buku pelajaran Matematika di sana." jawab Gara sambil menunjuk salah satu rak buku.
Yes! Aku menganggukan kepala antusias dan mulai mencari buku yang menurutku paling menarik untuk ku baca.
"Sepuluh menit dari sekarang ya tuan putri." katanya yang tak lagi ku hiraukan.
Aku masih sibuk membaca bagian belakang yang terdapat pada novel sampai akhirnya salah satu buku novel berwarna hijau yang covernya terdapat gambar sushi menarik perhatianku.
"Waktu abis, udah ketemu yang paling lo suka?" tanya Gara yang sudah berdiri lagi di sebelahku.
Aku hanya menganggukan kepala senang dan membaca halaman pertama.
"Yauda yuk cari tempat duduk. Lo mau dimana?" tanya Gara lagi.
"Di sana aja." jawabku menunjuk ke salah satu meja yang menghadap ke jendela.
Gara menganggukan kepala setuju dan kami berjalan menuju ke meja tersebut. Aku menarik kursi untuk ku duduki dan masih fokus pada novel yang tadi aku pilih.
"Taro dulu novelnya." ucap Gara memecahkan konsentrasi ku membaca buku novel berwarna hijau ini.
Aku berdecak dan meletakan novel itu sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me, Why? (ON GOING)
Novela Juvenil"Dari sekian banyak manusia di bumi ini kenapa harus selalu aku yang kehilangan? Kenapa harus aku yang ditinggalin? Kenapa harus aku yang di buang? Kenapa nggak yang lain?" tanya Sheena menangis di pelukan sesosok laki bernama Gara. "Karena kamu ist...