17. Marah

18 0 0
                                    

"Eh hai, Sara yang ketemu waktu itu kan?" tanyaku sok akrab sambil masuk ke dalam mobil dengan santai dan duduk di sebelah Kayla.

Sara menganggukkan kepalanya antusias. Benar-benar perempuan yang manis. Pikirku dalam hati.

Walau hatiku rasanya sudah ngilu sejak pintu mobil ini dibuka dan menampilkan wajah Gara dan Sara yang duduk di bangku depan, tapi bersikap sok tersakiti sama sekali tidak ada dalam kamus hidupku.

Aku lebih senang terlihat angkuh daripada terlihat menderita. Pasca cekcok dengan keluarga besar Mama aja sikapku sama sekali nggak menunjukan kalau aku menderita. Aku malah menunjukan sikap kalau aku bisa hidup tanpa mereka. Ya memang, Sheena dan sikap angkuhnya jika sedang ada masalah sama orang seringkali membuat banyak orang berpikir bahwa sometimes aku bisa jadi tokoh antagonis. Padahal itu adalah bentuk pertahanan diri agar tidak di cap lemah oleh orang lain. Ya aku nggak tau sikapku yang seperti ini salah atau tidak, tapi setiap orang memiliki caranya masing-masing kan?

Okay, stop soal itu. Setelah ini aku benar-benar akan memberikan Kayla sumpah serapah karena membuatku ada di posisi yang sulit seperti ini. Bagaimana tidak menyulitkan?

Satu sisi aku sakit hati dengan kenyataan yang harus aku terima bahwa Gara sudah memiliki kekasih. Di sisi lain aku juga ingin menyiksa Gara, kalau ada perempuan seperti Sara mengapa harus mendekati ku? Eh kemarin itu termasuk mendekati nggak? Atau hanya aku yang terlalu nyaman? Dan di lain sisi aku tidak bisa apa-apa karena nyatanya rivalku yang tak lain tak bukan adalah Sara bersikap sangat hangat dan anggun. Tentu lawan yang seperti itu yang membuatku jadi bingung harus bersikap seperti apa. Bersikap sinis? Tidak mungkin kan? Sikap dia ke aku aja baik banget. Aku bukan orang tidak tau malu yang akan bersikap seperti itu.

"Kebiasaan deh lupa mulu pasang seatbelt nya." kata Gara sambil memasangkan seatbealt untuk Sara.

So sweet but this is so hurt. Duh belum jalan aja aku harus disuguhkan dengan adegan seperti ini? Apa kabar hatiku setelah pulang nanti?

Aku benar-benar tak habis pikir, motivasi Kayla mengajak aku untuk jalan dengan pasangan baru ini tuh apa sih? Setelah ini mungkin aku akan memikirkan kembali untuk menganggap Kayla sahabat atau nggak. Kalau aja bisa, detik ini juga aku ingin sekali smackdown Kayla.

Diperlakukan seperti itu, Sara hanya diam tak bereaksi dan memilih untuk memainkan ponselnya. Mobil yang saat ini dikendarai oleh Gara pun mulai berjalan dan membelah jalanan. Sementara aku hanya melihat jalanan dari kaca, tak berniat membuka suara apalagi melirik ke arah Kayla. Aku benar-benar takut lepas kendali ingin menyiksanya dengan tampolan maut. Suer deh.

"Shen, kata Gara lo suka baca novel ya?" tanya Sara tersenyum menatap spion yang membuatku langsung menatap ke arahnya.

Gara menceritakan tentang aku ke Sara? Untuk apa?

Aku hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban sambil melihat ke spion di depan mobil.

"Novel yang paling lo suka apa?" tanyanya antusias.

"Tentang kamu karya Tere Liye." jawabku tersenyum.

Aku sudah pernah bilang kalau aku emang benar-benar jatuh cinta dengan karya Tere Liye yang berjudul Tentang Kamu kan? Karena tulisan tersebut benar-benar banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik. Susunan kata demi kata yang ditulis, alur cerita, dan penggambaran karakter membuatku ikut masuk ke dalam tulisan tersebut. Pokoknya so far, Tentang Kamu dari Tere Liye adalah novel terfavorit yang pernah aku baca.

Sara menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, "Gue juga suka banget sama novel itu. Nanti next time main ya ke rumah, gue punya banyak koleksi novel. Siapa tau lo belum baca nanti kita bisa barter." katanya penuh semangat.

Tell Me, Why? (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang