12. Blushing

27 0 0
                                    

Setelah Rio dan Kayla meledeki aku dan Gara, beberapa menit kemudian Gara dan Rio pamit untuk sholat ashar. Sedangkan aku harus terjebak di gazebo ini dengan makhluk astral seperti Kayla karena kebetulan sekali, aku dan Kayla sama-sama sedang datang bulan. Ini sih namanya benar-benar sial, kenapa menghindari sesuatu hal malah jadi ketemu mulu coba?

"Lo tau nggak dari gue ngucapin HBD ke Kelvin yang ulang tahun, semua orang ngomongin Gara yang tiba-tiba bawa cewek. Gue udah potek karena merasa gagal comblangin kalian. Soalnya gue nggak yakin cewek yang dimaksud tuh lo, lo mana mau diajak ke acara kayak gini apalagi sama cowok." ujar Kayla menggebu-gebu.

Aku mengerutkan kening, jadi di mata mereka Gara se charming itu sampai masalah ngajak teman perempuan aja dijadikan bahan gosipan?

"Udah gitu gue tadi denger mereka bilang kalau cewek yang dibawa sama Gara biasa aja cuma menang hidung mancung doang. Lo tau? Lo disangka operasi hidung sama mereka." kata Kayla dengan wajah kesal.

Pengakuannya tentu saja membuatku tertawa, jadi hal kayak gini beneran ada di dunia nyata? Laki-laki yang bak prince charming nggak pernah bawa teman perempuan lalu ketika tiba-tiba bawa teman perempuan yang mereka pikir spesial padahal nggak dan menurut mereka si perempuan biasa aja dan nggak memenuhi syarat buat mendampingi prince charming justru mereka julitin dan berujung labrak-labrakan? This is so riduculous. Lagian siapa yang mau jadi pasangannya yang mereka anggap prince charming itu?

Mendengarku tertawa, Kayla bersungut sebal.
"Eh lo tuh lagi diomongin dan digibahin loh nyet sama mereka. Kok lo malah ketawa?", ucap Kayla mendelik.

"Ya geli aja dengernya, emang Gara se charming itu sampai yang deket sama Gara dianggap nggak pantas karena menurut mereka nggak sesuai standar mereka?" jawabku sambil tertawa.

Aku mengambil bolu yang diambil Kayla dari stand makanan, "Kasian ya yang nanti jadi pacarnya Gara." jawabku perihatin.

Kayla menatapku dengan wajah meneliti, "Jadi lo nyerah dan mundur Shen buat jadi pacar Gara?"

Ngomong apa lagi ini anak? Sejak awal yang mau jadi pacar Gara tuh siapa?

"Nyerah? Gue bahkan nggak pernah berusaha buat jadi pacarnya, Kay. Udah deh lo tuh nggak usah ngaco." ucapku berusaha memberhentikan omongannya sebelum makin ngaco tentunya sambil mengunyah bolu.

"Iya lo nggak pernah berusaha tapi Gara yang selalu berusaha." kata Kayla pelan yang masih bisa ku dengar dengan jelas.

Jangankan ngomong dengan suara pelan, terkadang ada yang bisik-bisik aja telingaku rasanya tebal sehingga mampu untuk mendengarnya. Hanya terkadang sih, nggak selalu. Tolong berikan aku piagam karena gendang telingaku tajam sekali.

"Emang Gara berusaha apa? Selama ini Gara cuma selalu berusaha jadi teman yang baik." ucapku.

Kayla menatapku dengan pandangan yang sulit diartikan, "Bego ya, bedain kek mana yang berusaha jadi teman yang baik dan mana yang lagi berusaha PDKT." cibir Kayla.

Pikiran yang kayak gini nih yang bikin banyak perempuan jadi berharap terus kecewa dengan harapannya sendiri.

"Lo tuh bego, omongan lo terlalu jauh. Mana mungkin Gara suka sama gue?" tanyaku santai.

"Tau ah lelah ngomong sama orang nggak peka. Berharap kejauhan ya emang nggak bagus. Tapi kalau sikap dia ke orang lain kaku tapi ke lo malah hangat itu berarti suka dan ada tanda-tanda cinta." ujar Kayla gemas.

"Eh kuntilanak, itu bukan suka apalagi cinta. Bisa aja dia hangat kayak gitu karena nyaman. Nyaman sama kayak ke saudaranya." ralatku tak mau kalah.

Tell Me, Why? (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang