Sesampainya di rumah Kayla, dua adik kembarnya sudah berada di teras rumah dan tak lupa buah-buahan sudah dipotong-potong seperti melon, pepaya, jambu, bengkoang, kedongdong, nanas, dan tentu saja mangga sudah tertata rapi di suatu wadah.
Pas mau arah pulang, Kayla memang berniat untuk menghubungi Shilla supaya pas sampai rumah tinggal makan doang, nggak perlu repot sama buah.
Aku bingung bagaimana caranya Shella akhirnya mengizinkan saudari kembarnya untuk menggunakan mangga yang jatuh di halaman rumah mereka yang menurutnya nanti mba Kunkun akan marah kalau kita makan.
"Wih anak pintar, bangga deh punya adik kembar kalau kayak gini." kata Kayla berdecak kagum kepada dua adiknya.
Sedangkan Shilla dan Shella hanya mendengus menanggapi celotehan kakaknya.
"Giliran ada maunya aja baru dipuji." keluh Shilla.
"Makanya kalian harus sering-sering menguntungkan Kakak, biar dipuji mulu saban hari." jawab Kayla santai.
Posisi kami membentuk lingkaran, sedangkan rujak tentunya ada di tengah-tengah kami. Aku duduk di apit oleh Kayla dan Shilla.
"Ini mangganya beli?" tanya Gara. Dia pasti heran karena Shella bisa sesantai itu nggak takut mba Kunkun marah.
Pasalnya tadi sebelum kami pergi, wajah Shella tuh nggak slow banget. Aku sendiri pun bingung, kalau ini mangga yang ada di rumah, lantas apa yang membuat Shella berubah pikiran.
"Nggak, ini dari pohon bunda kok." jawab Shilla kalem.
Sedangkan Shella sudah asik memakan rujaknya. Kok bisa?
"Shella abis dikasih wejangan sama Bunda, makanya dia berubah pikiran." kata Shilla lagi seolah menjawab kebingungan aku, Kayla, Rio, dan Gara.
"Alhamdulillah akhirnya adik gue yang satu normal lagi." jawab Kayla dramatis sambil ala ala sujud syukur.
Sedangkan Shella yang dibicarakan hanya tersenyum sinis.
"Tau nggak tadi di Dapur Cokelat ada drama putri keong sama pangeran kodok tau." sindirku dengan sengaja.
"Siapa, Kak?" tanya Shella tertarik. Dan Shilla pun menjadi menatapku seolah menunggu kelanjutan dariku.
"Tuh!" jawabku memajukan dagu ke arah Kayla dan Rio.
"Ah elah dibahas lagi, bikin perang lagi udah bagus doi jinak Shen." frustasi Rio.
Aku sengaja membahasnya lagi, ingin tau respon Kayla masih se menggebu-gebu tadi atau nggak. Moment Kayla marah-marah ke Rio sambil menggebu-gebu tuh patut dilihat banyak orang termasuk adik kembarnya.
Pasalnya kejadian langka perempuan metal macam Kayla bisa menanggapi sampai sebegitunya. Kayla tuh termasuk ke dalam jajaran perempuan santai yang nggak pedulian. Kecuali soal kucingnya yang sudah almarhum, si Michelle.
"Emang tadi kenapa, Kak?" kini giliran Shilla yang bertanya. Sedangkan Shella masih menatapku meminta penjelasan.
"Pangeran kodok tadi salah gandeng. Harusnya gandeng putri keong eh yang digandeng malah putri kerang. Terus putri keong jadi marah deh." celetuk ku tanpa dosa.
Aku melirik Kayla yang sampai saat ini masih memasang wajah kalem. Sedangkan Rio sudah melotot ke arahku menyuruhku tidak melanjutkan cerita. Oh jadi udah damai?
"Enak aja putri keong pangeran kodok. Kita tuh Kate Middleton sama pangeran Wiliam tau." ucap Kayla percaya diri.
"Marah lagi dong, biar adik lo liat." jawabku asal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me, Why? (ON GOING)
Teen Fiction"Dari sekian banyak manusia di bumi ini kenapa harus selalu aku yang kehilangan? Kenapa harus aku yang ditinggalin? Kenapa harus aku yang di buang? Kenapa nggak yang lain?" tanya Sheena menangis di pelukan sesosok laki bernama Gara. "Karena kamu ist...