Tak ada yang tau bagaimana aku memendam rasa kesalku saat ini. Kenapa sih harus sering banget dapat tugas kelompok? Kenapa nggak individu aja? Aku tuh rasanya malas banget kalau udah dikasih tugas kelompok yang pasti akan buat makalah, power point, lalu di presentasikan.
Bukannya apa-apa dan bukannya aku sombong, cuma ya karena alasan aku belum terlalu dekat sama siapapun di kelas ini ya aku jadinya malas aja. Kalau istirahat aja, kalian tau apa yang aku lakukan? Istirahat pertama aku akan makan bekal yang dibawakan Mama dan istirahat kedua aku akan membaca novel atau Wattpad. Nggak ada acara kumpul-kumpul sama teman segeng. Aneh kan? Cuma memang aku belum merasa ada yang cocok aja buat dijadikan teman dekat.
Guruku meminta satu kelompok isinya enam orang untuk tugas kelompok kali ini, Dinar dan Andin sudah bergabung dengan kelompok Via. Sedangkan Kiara yang duduk dengan Dinar bernasib sepertiku yang belum mendapatkan kelompok.
Mataku melihat kanan dan kiri. Ya pasti masih ada yang belum enam orang, cuma aku terlalu malas untuk membuka suara.
"Lo mau sekelompok sama siapa, Ki?" tanyaku ke Kiara yang memang duduknya persis di depanku.
"Nggak tau, coba tanya gengnya Fira, Shen." jawab Kiara.
Aku menganggukan kepala dan menengok ke bagian Fira yang memang duduknya hanya berbeda barisan denganku.
"Kelompok kalian udah penuh belum?" tanyaku memberanikan diri bertanya pada kelompok yang isinya anak yang lumayan pintar semua. Mereka berempat berisikan Fira, Dinda, Riri, dan Helen.
Sebenarnya aku menyetujui omongan Kiara untuk langsung menanyakan ke mereka daripada kelompok lain karena ya selain mereka tidak jauh dari tempatku duduk hanya beda barisan saja, juga karena mungkin mereka bisa dijadikan teman yang serius untuk belajar kelompok. Tapi kalau mereka nggak mau atau kelompok mereka udah full ya gapapa.
"Belum." jawab Fira dan Riri.
"Gue sama Kiara gabung ke kelompok kalian bisa nggak?" tanyaku to the point.
"Gimana?" tanya Riri kepada tiga temannya.
"Gue sih bebas." jawab Dinda.
"Iya gue juga terserah." saut Helen.
"Yauda gabung aja Shen." jawab Fira dan Riri.
Aku dan Kiara menganggukan kepala dan segera gabung dengan geng Fira untuk membahas kerja kelompoknya akan dilakukan di hari apa, jam berapa, dan di rumah siapa.
"Di rumah lo aja Ri, gimana?" tanya Fira sambil melirik Riri.
"Ah masa di rumah gue sih?" tanya Riri menautkan alis.
"Ya emang kenapa?" kini giliran Dinda yang bertanya.
Ini nih yang bikin aku malas setiap kali ada tugas kelompok. Selain karena ribet menentukan tempat, hari, dan jam, juga karena nanti ketika belajar kelompok berlangsung, ada banyak kepala yang tentunya berbeda pendapat. Lebih simple dan efisien kalau tugas individu kan?
"Yauda iya di rumah gue." jawab Riri pada akhirnya.
"Yauda di rumah Riri hari sabtu di jam berapa?" tanyaku menatap kelima perempuan di hadapanku bergantian.
"Jam sepuluh aja gimana?" tanya Helen.
Kami semua mengangguk menyetujui dan tak lama bel istirahat berbunyi, lalu hampir seluruh murid di kelas ini mulai keluar, sedangkan aku mengambil bekal lalu makan di kelas sambil mengambil ponsel dari dalam tas.
Saat membuka ponsel dan menyalakan data, ponselku terus bergetar. Dan nama Kayla muncul di layar notifikasi WhatsApp. Duh, apalagi sih ini anak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me, Why? (ON GOING)
Teen Fiction"Dari sekian banyak manusia di bumi ini kenapa harus selalu aku yang kehilangan? Kenapa harus aku yang ditinggalin? Kenapa harus aku yang di buang? Kenapa nggak yang lain?" tanya Sheena menangis di pelukan sesosok laki bernama Gara. "Karena kamu ist...