Weekend pagi ini aku sudah berada di daerah Jakarta Timur tepatnya di rumah Riri untuk mengerjakan tugas kelompok. Helen nggak datang karena ada acara mendadak, akhirnya ia mengerjakan tugas power point nya, sedangkan aku, Kiara, Riri, Dinda, dan Fira mengerjakan makalah di rumah Riri.
Ini pertama kalinya aku satu kelompok dengan geng Fira. Riri, Dinda, dan Fira cukup serius dalam mengerjakan tugas dan cukup menyenangkan untuk dijadikan teman.
Beberapa kali mendapat tugas kelompok dengan kelompok yang berbeda, jujur aja ini pertama kalinya aku merasa ada yang cukup klik sama aku, terutama Riri. Pribadinya yang friendly, menyenangkan, nyambung kalau diajak ngobrol, ceria, dan mudah sekali tertawa membuatku mudah menerimanya sebagai teman.
"Foto dulu lah foto dulu." kataku penuh semangat mengajak Riri, Kiara, Dinda, dan Fira untuk foto bersama sebelum pulang.
"Kalian aja ya, gue nggak ikut foto." kata Fira.
"Emang kenapa?" tanyaku bingung.
"Nggak, gapapa. Gue nggak mau aja." jawab Fira lagi.
"Gapapa sih Fir, sekali doang deh." kata Riri menimpali.
"Iya ayo Fir." jawab Kiara.
Fira tetap menggelengkan kepala.
"Yauda kalau nggak mau, nggak usah dipaksa." kataku akhirnya.
Mungkin Fira takut kamera atau nggak suka foto.
"Yauda, pakai hp lo aja Shen." jawab Kiara.
Aku mengambil ponselku di sling bag lalu memberikannya kepada Kiara.
"Lo aja Ki yang pegang hpnya. Awas kebanting, ganti sepuluh kali lipat." kataku memperingatinya.
Kiara menganggukan kepala, "Ayo mulai ya, liat sini semuanya." kata Kiara sambil memegang ponselku dan kami semua ber selfie ria.
Setelah mengambil beberapa foto, kami semua melihat hasil foto di ponselku yang dipegang Kiara. Nggak terlalu bagus namun juga nggak terlalu jelek.
"Coba taro aja hpnya di meja, jangan selfie." saran Dinda yang diangguki oleh aku, Riri, dan Kiara.
Riri mengambil alih ponselku dan meletakannya di meja yang lebih tinggi sehingga kami bisa foto sambil berdiri, aku mendekati meja tempat diletakannya ponselku dan memberikan timer.
"Ambil posisi, timernya lima detik ya." kataku mengarahkan setelah timer kamera ponselku berhasil diaktifkan.
Riri, Dinda, dan Kiara segera mengambil posisi."Udah belum?" tanyaku.
Mereka menjawab serentak, "Udah."
Aku memencet tombol tengah lalu bergegas mengambil posisi di sebelah kiri. Beberapa kali foto itu diambil dan menghasilkan beberapa jepretan yang better daripada foto selfie.
"Kirim ya Shen." kata Kiara setelah acara foto-foto alay kami selesai.
"Iya, ke gue juga ya." ujar Dinda.
Aku hanya menganggukan kepala dan mulai mengirimkan foto-foto kami dari aplikasi WhatsApp sebelum memesan ojek online untuk pulang ke rumah.
"Udah gue kirim, balik yuk." kataku setelah berhasil mengirimkan seluruh foto.
"Iya ayo." jawab Fira.
Fira sendiri memang rumahnya tidak jauh dari rumah Riri dan mereka dulunya satu sekolah saat SMP, wajar aja kalau jadi sobat chairmate.
Sedangkan Dinda rumahnya juga sama-sama Jakarta Timur dan tak jauh dari rumah Helen. Hanya aku dan Kiara yang rumahnya di daerah Jakarta Pusat dekat dengan sekolah kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me, Why? (ON GOING)
Teen Fiction"Dari sekian banyak manusia di bumi ini kenapa harus selalu aku yang kehilangan? Kenapa harus aku yang ditinggalin? Kenapa harus aku yang di buang? Kenapa nggak yang lain?" tanya Sheena menangis di pelukan sesosok laki bernama Gara. "Karena kamu ist...