Sudah lebih dari tiga jam kita berada di dalam mall, mencari toko yang pas dengan selera teman-teman. Mall ini sangat besar dan luas, aku bisa merasakan kaki ku berdarah di dalam sepatu ku. Bukan karena susah untuk mencari toko yang bagus, hanya saja Atlanta dan yang lain nya terlalu milih-milih. Mereka super kaya dan dari berbagai dress yang mereka coba, tidak ada yang mereka beli. Berusaha menikmati penyiksaan ini, aku coba mengamati orang-orang di sekeliling ku, melihat orang tua yang sedang memilih menu nya, anak kecil berlarian mengelilingi boneka besar, wanita atletis yang keluar dari gym nya. Dia terlihat menarik di mata dengan pakaian olah raga nya, dia tidak terlihat malu untuk memperlihatkan otot perut nya. Tetapi dari samping pandangan mata ku, aku merasa tatapan peringatan yang datang dari Atlanta. Sehingga aku harus mengalihkan perhatian ku dari perut wanita itu.
"nice abs..." Ashley tidak menahan diri untuk memuji wanita itu
"thanks" balas nya dengan senyuman sambil berjalan melewati kita
"fokus, Ash. Kita harus mencari dress untuk prom." jelas Heather.
"mungkin kita sudah mendapatkan dress yang kita mau jika kalian tidak sibuk bercumbu di ruang ganti." jelas ku pada Ashley dan Heather yang telah menghabiskan kebanyakan waktu nya dengan hal-hal yang jorok. Bagi mereka, mereka harus melakukan seks di setiap toko untuk meninggalkan jejak mereka. Seperti memecahkan sebuah rekor.
Ashley tertawa dan lalu menarik tangan Heather untuk masuk ke toko lainnya.
Atlanta menarik tangan ku dan mengikuti Ashley "Ashley, kamu kemana? Ini bukan toko nya." tanya Atlanta. Seorang pegawai menyambut kita dengan senyuman dan hanya aku yang cukup sopan untuk membalas nya. Atlanta benar, toko ini tidak menjual gaun. Tapi aku yakin Ashley masuk ke sini hanya untuk bermain-main di dalam ruang ganti baju nya bersama Heather.
Ashley dan Heather tidak mendengar kan Atlanta dan pergi meninggalkan kita. Aku menghelakan nafas dan bersikap-siap menghadapi godaan Atlanta. Dengan manis nya Atlanta melihat kearah ku. Pipi nya mulai memerah dan tangan nya bersandar di atas bahu ku. Memeluk ku seakan dia tidak peduli dengan tatapan aneh yang datang dari orang-orang di sekeliling nya. Aku melihat mereka yang mulai memandang kearah kita berdua, menunggu Atlanta untuk membuat adegan sexy.
Aku tersenyum dan menggelengkan kepala ku "At..."
"c'mon... Udah lebih dari tiga jam kamu menolak ku..." jawab nya dengan sedih
"aku tidak nyaman melakukan nya di tempat publik."
"tidak ada yang bisa melihat kita, Aura..."
Aku menunduk, berusaha menyembunyikan wajah ku dari beberapa orang yang memperhatikan kita "mereka gak bisa berhenti melihat kearah mu, aku yakin mereka akan tahu kalau kita sama-sama masuk ke ruang ganti."
Atlanta memutar mata dan memberikan tatapan sinis pada seseorang "mereka mengenal ku sebagai pembunuh, bagaimana mereka tidak bisa berhenti melihat ku."
"aku rasa mereka melihat kearah mu karena kamu cantik, Atlanta." bantah ku
Mendengar itu, Atlanta tersenyum dengan sangat lebar nya, membuat ku hawatir jika dia menyakiti pipi nya sendiri. Dia mendekati telinga ku dan berbisik "bagaimana jika aku masuk duluan, trus kamu masuk setelah tiga menit."
Mempertimbangkan tawaran nya, aku pun akhir nya menyerah "sepuluh menit"
Rahang Atlanta terbuka lebar "kamu mengharapkan ku menunggu di dalam selama sepuluh menit?"
Aku menghelakan nafas ku, aku tahu Atlanta akan protes "delapan menit."
"lima menit." tawar nya dan aku setuju. Atlanta mencium bibir ku dan mengambil pakaian secara random agar mendapatkan alasan untuk dapat masuk ke dalam ruang ganti. Orang-orang melihat kearah nya, dari yang muda hingga tua, dari tatapan sinis hingga tatapan nafsu. Beberapa berhasil mengontrol diri mereka untuk tidak menyinggung Atlanta, tetapi aku masih merasa cemas dengan Atlanta. Bagaimana dia bisa melewati semua ini, melewati semua hal yang orang-orang katakan tentang nya.