"permisi, apa yang kamu lakukan disana?" tanya Amelia ketika dia masih kecil. Tepat di bulan Desember, dimana cuaca akan terasa lebih sejuk dari biasanya. Keluarganya membawanya untuk berkemah di lembah yang tinggi. Tak jauh dari kemah mereka, ada satu keluarga lainnya yang juga sedang berkemah di pinggir sungai. Airnya begitu jernih, sama seperti udaranya yang jauh dari kota.
Seorang gadis kecil terlihat marah akan sesuatu yang telah menganggunya. Tangannya terlipat, kedua alis berusaha menyatu, dan bibir pinknya memoncong kedepan. Dia melihat Amelia, yaitu seorang gadis kecil yang tak pernah ia temui sebelumnya.
"Ashley merebut apelku." ucapnya sebelum dia kembali memandang kearah sungai yang sedang mengalir deras
Amelia mengerutkan dahinya, tak jauh dari pandangannya, Amelia dapat melihat dua orang dewasa dan juga satu gadis kecil yang sedang berselimut sambil memakan buah apel dengan tenangnya "kenapa dia merebut apelmu?" tanya Amelia pada gadis kecil yang sedang kesal
"karena apel milikku lebih besar" jawabnya
Amelia tersenyum "aku harap aku punya saudara" gumamnya
Gadis kecil itu melihat kearah Amelia lagi "aku akan sangat senang jika kamu bisa mengadopsi sepupuku."
Amelia tertawa sehingga tawa itu membawa senyuman di wajah gadis itu "namaku Amelia..." ucap Amelia penuh malu
Gadis itu tetap tersenyum lalu memperkenalkan dirinya "aku Atlanta."
-
"ajak aku bermain bersama kalian!" perintah Ashley mengikuti Atlanta yang sedang bermain ayunan yang orangtua mereka buatkan di salah satu dahan pohon yang tak jauh dari tempat perkemahan.
"kita gak mau main dengan anak manja..." Atlanta bersenandung sebelum dia menarik tangan Amelia untuk pergi kearah hutan
"kata papa mama gak boleh masuk ke hutan!" tegur Ashley sambil bertolak pinggang. Atlanta masih tidak mendengarkannya dan terus berjalan, lalu Ashley mengucapkan kata mantranya "kalau aku gak diajak main aku akan bilang ke papa mama!"
Atlanta memutar matanya "okay! Kamu boleh ikut! Tapi gak boleh nangis ya" peringatnya
"tapi Atlanta, bukannya kita gak suka Ashley ya?" tanya Amelia
Ashley cemberut mendengar Amelia dan memberikan tatapan memelasnya pada Atlanta dengan harapan Atlanta tidak akan berpikiran yang sama seperti Amelia.
Atlanta menghelakan nafasnya lalu menggenggam tangan Ashley "dia masih adikku..."
-
Hari semakin gelap, dan tak ada mimpi yang lebih buruk bagi orangtua ketika anak-anaknya menghilang di dalam hutan di malam hari. Kedua keluarga berlari-lari di dalam hutan mencari ketiga gadis kecil yang telah tersesat.
"aku yakin ini jalannya" ucap Atlanta penuh penasaran mengapa setiap jalan yang dia pilih hanya semakin terlihat tidak meyakinkan
Ashley berusaha dengan sangat kerasnya untuk tidak menangis sedangkan Amelia tak pernah melepaskan tangan Atlanta, sepenuhnya mempercayai bahwa dirinya akan baik-baik saja jika ada Atlanta di sampingnya.
"aku mau di tengah..." pinta Ashley berusaha menyempil di tengah-tengah mereka
"gak Ashley!" tegur Amelia "berhenti menangis!"
"aku gak nangis kan!" balas Ashley dengan kesalnya sambil menunjukan kedua matanya yang kering
Setelah berjalan di dalam waktu yang terasa berabad-abad, Atlanta dan kedua gadis kecil lainnya menyerah. Lalu tak lama kemudian hujan turun membuat mereka harus mencari tempat untuk berteduh. Mereka menemukan sebuah goa kecil dan bersembunyi disana. Ashley ingin menangis, hanya saja tanpa kedua orangtuanya, dia mengira Atlanta akan terganggu olehnya, dan Ashley tidak mau di tinggal sendirian.