Ketika Atlanta berfikir tentang keluarga nya, dia akan mengingat semua yang telah keluarga nya lakukan. Atlanta hanya berumur lima tahun di saat dia mulai mengerti dengan apa yang orang-orang katakan tentang ayah nya. Hal itu memberikan efek yang besar pada nya, Atlanta di wariskan beban karena memiliki nama Walker. Harta nya telah tercemar oleh darah korban organisasi yang telah ayah nya bangun. Beberapa orang masih berfikir bahwa kita adalah orang tua kita. Seberapa besar kita berusaha menjadi diri kita, mereka masih akan melihat kita sebagai orang tua kita.
Pagi itu, murid-murid Figaro's High di kejutkan oleh sebuah coretan gravity di gerbang mereka. Sebuah tulisan yang menyinggung Atlanta Walker sebagai anak seorang pembunuh. Hal ini sering terjadi pada nya, Atlanta bahkan sering mendapatkan ancaman-ancaman yang datang kerumah nya, Atlanta tidak pernah mengira mereka akan melakukan nya di tempat ia bersekolah, tetapi Atlanta tidak heran ketika dia membaca tulisan itu di gerbang sekolah nya.
"aksi kita mencerminkan siapa diri kita." Mrs. Miller berkata di depan kelas di saat dia sedang mengajar "bukan warna kulit kita, bukan dari mana kita terlahir, bukan ras kita, keyakinan, bahkan bukan dari kesalahan kita di masa lampau. Kalian merasa pantas untuk menilai seseorang? nilai lah dari karakter mereka. " ucap nya. Duduk di barisan terdepan, Atlanta tidak pernah memikirkan untuk memberontak di saat Mrs. Miller mengajar. Tidak bahkan teman sekelas nya.
Dari pagi tadi Aura dan teman-teman nya sudah menghawatirkan Atlanta walaupun Atlanta berusaha menutup nya dengan senyuman nya. Berusaha membuat sebuah percakapan, Aura tersenyum dan berbisik pada Atlanta "aku sangat menyukai kelas ini, menurut mu Mrs. Miller akan terpilih menjadi guru terbaik di buku tahun kita?-" pertanyaan Aura terhentikan oleh tangan Atlanta. Mengatakan pada Aura untuk diam.
Atlanta sudah tahu jawaban dari pertanyaan Aura, dan tentu Mrs. Miller akan terpilih menjadi guru terbaik mereka. Aura kembali mendengarkan Mrs. Miller, walaupun pandangan nya terlalu sering teralihkan karena kehawatiran nya pada Atlanta. Aura terus-terusan bertanya apakah Atlanta baik-baik saja, tetapi di setiap kali dia berusaha membicarakan nya dengan Atlanta, Atlanta akan mengalihkan perhatian Aura dengan kecupan nya.
Seusai kelas berakhir, Mrs. Miller memanggil Atlanta untuk mengecek keadaan nya. Aura yang mendengar itu memperlambat diri dengan semua peralatan tulis nya agar dia dapat mendengar keadaan Atlanta.
"kamu baik-baik saja?" tanya Mrs. Miller.
Atlanta tersenyum, menghargai perhatian yang datang dari guru nya "ya, aku baik-baik saja. Aku serius, Mrs. Miller. Semua ini sudah aku prediksi sebelum nya dan aku sudah lama terbiasa dengan perlakuan yang ku dapatkan... Hanya saja" Atlanta melirik kearah kekasih nya yang sekarang sedang menunggu di ambang pintu seakan dia tidak mendengar apa pun. Atlanta tahu perhatian Aura hanya pada nya dan Aura sangat menghawatirkan nya. Atlanta tersenyum dan memutar mata nya sebelum dia kembali memberikan perhatian nya pada Mrs. Miller. Atlanta berbisik dengan penuh malu "hanya saja aku berharap Aura gak perlu menyaksikan semua ini..." Mempertahan kan sifat yang profesional, Mrs. Miller hanya bisa menahan senyuman nya dan mengangguk mengerti. Atlanta lanjut berbisik di hadapan nya "mudah bagi ku untuk menutup mata dan telinga di hadapan orang lain, tapi Aura telah menjadi seseorang yang penting untuk ku dan apa yang dia fikirkan tentang ku sangat lah penting."
Mrs. Miller melihat Aura yang masih dengan sabar nya menunggu di ambang pintu dengan wajah yang polos dan penuh penasaran. Mengenali murid-murid nya adalah salah satu alasan mengapa Mrs. Miller menjadi guru kesayangan mereka. Dia tidak hanya memperhatikan keadaan mereka, tetapi dia juga akan melakukan sesuatu untuk melindungi mereka.
"kamu mengenal Aura lebih dari ku, Atlanta. Tapi aku yakin kita berdua bisa setuju pada satu hal bahwa Aura tidak akan pernah membiarkan apa yang orang lain fikirkan tentang mu menjadi alasan untuk menjauhi mu."