Malam minggu menghampiri, Ares, Ricky dan Mike sedang membuat api unggun di halaman belakang. Aura dan Gwen memutuskan untuk membantu mereka. Handphone Gwen berbunyi dan nama kekasih nya muncul di layar. Gwen mengangkat telfon nya.
"kenapa kamu menelpon ku? Kita sedang berada di villa yang sama."
Gwen sedang kesusahan memakai blender untuk membuat jus nya. "babe, bagaimana cara nya menggunakan blender? Ke dapur ya, tolong aku."
Gwen memutar mata nya, Becky adalah seseorang yang sangat bergantungan pada nya sehingga membuat Gwen terkadang merasa hawatir dengan masa depan nya. "Becky, menggunakan blender sangat mudah, kamu hanya harus- halo? Becky?" Gwen tersadar bahwa Becky telah mengakhiri telfon mereka agar Gwen tidak punya pilihan lain selain datang ke dapur untuk membantu nya. Dengan kesal, Gwen bergumam melihat layar handphone nya "dasar teletubie kecil jahanam..."
Aura menahan tawa nya "kamu mau ke dapur?"
Gwen menaruh handphone nya di kantong celana "gak ah, biar aja..." Aura memberikan tatapan hawatir, karena Aura tahu Becky bukan lah seseorang yang biasa menerima penolakan. Gwen berkata lagi "gak usah hawatir, dia gak akan pernah bisa lama marah kepada ku." Aura masih menatap Gwen dengan tatapan yang sama, seakan sedang menyarankan pada Gwen untuk melakukan apa yang Becky mau jika Gwen masih mau hidup. Tatapan itu menyadarkan Gwen "baiklah..." gumam nya sebelum dia pergi kembali kedalam villa.
Aura menghampiri Ares yang sedang memasang tempat untuk barbeque mereka "Ares?"
"hey Aura" Sapa nya "what's up?"
Aura tidak tahu harus memulai dari mana, dia sangat ingin menanyakan hubungan Ares dengan Amelia, bagaimana Amelia bisa menerima ajakan Ares untuk berpacaran. Tapi jika Ares tahu apa yang telah Amelia lakukan, Aura hawatir jika perasaan Ares terhancurkan.
"jadi kamu dengan Amelia ya?" tanya Aura dengan senyuman
Senyuman Ares melebar "yup, kurasa aku tidak membutuhkan bantuan mu untuk menjodohkan ku dengan Amelia ya?" Ares tersenyum sombong "kurasa aku harus tahu kalau aku ini terlalu tampan untuk di tolak."
Aura hanya bisa menganggukan kepala nya di saat dia melihat kebahagiaan di mata Ares "well yeah... kamu harus nya tahu itu." jawab Aura
"tahu tentang apa?" tanya Ricky yang ikut menimbrung
"kalau aku tampan." jawab Ares sambil merapikan arang dengan kayu di tangan nya
"aku juga tampan..." gumam Ricky dan Aura pun menganggukan kepala nya "kamu mau tukeran teman kamar? aku bisa tidur dengan Atlanta jika kamu mau tidur dengan Mike."
Ares memutar mata "dude, Atlanta gay dan Aura pacar nya." Aura mengangguk lagi
"kamu punya masalah tidur bersama ku, Ricky?" tanya Mike dengan tangan terlipat
Kini Ricky yang memutar mata "bagaimana menurut mu? kamu kira aku mau tidur dengan cowok?"
"kalian lagi ngomong apa?" tanya Atlanta yang baru datang, Aura tersenyum pada nya, mengharapkan sebuah ciuman sehingga itu yang Atlanta lakukan sebelum dia memeluk Aura dari belakang dan memberikan perhatian nya ke anak laki-laki
Anak laki-laki melihat keserasian Atlanta dengan Aura dan hal itu hanya membuat mereka merasa envy. Aura pun menjawab pertanyaan Atlanta "Ricky mau tukeran teman tidur, dia mau tidur dengan mu dan aku dengan Mike..."
Atlanta menahan tawa nya "sorry Ricky, aku tidur dengan Aura malam ini... Ya kan babe?" tanya nya pada Aura dan Aura pun mengangguk kepala lagi.
"aku hanya bingung kenapa Heather gak mau tidur dengan ku..." gumam Ricky dengan sedih nya