"bisa ngomong lagi gak?" pinta Atlanta yang sangat ingin mendengar tiga kata ajaib dari Aura. Aura tersenyum melihat Atlanta yang sedang berada di suasana hati yang baik. Hari itu adalah Jumat, memberikan murid-murid semangat untuk menjalankan hari karena mereka tahu akhir pekan sudah ada di depan mata mereka.
Atlanta menarik dasi Aura kearah nya agar Atlanta dapat menghirup aroma tubuh Aura. Tersenyum di dekat nya, Aura berusaha mejaga jarak yang masih tersisa di antara mereka. Bercumbu di dalam kelas bukan lah sesuatu yang menjadi hobi nya, dan berpacaran bersama Atlanta membuat Aura susah untuk menjaga moral nya.
"I love you..." bisik Aura dengan malu nya
Atlanta tersenyum, dia sangat tahu Aura ingin mencium bibir nya, dan bagaimana Aura berusaha menahan diri berhasil menghibur Atlanta. "sekarang cium aku..." instruksi Atlanta
Aura tersenyum "nanti aja ya, pulang sekolah"
Atlanta yang kecewa, menghelakan nafas nya "sangat mengecewakan" ucap nya di hadapan Aura. Memutarkan mata, Aura menghadap ke depan kelas, menjauhi Atlanta. Atlanta yang melihat itu pun tidak menerima nya "kamu marah?" tanya Atlanta
"mungkin..." gumam Aura, dia melirik kearah Atlanta "kalau aku marah, apa yang akan kamu lakukan?"
Atlanta mengangkat satu alis dan menjawabnya "aku gak perlu melakukan apa pun karena aku tahu kamu gak bisa terus-terus marah padaku."
Sambil menunggu bel pulang, murid-murid termasuk Atlanta dan Aura melakukan urusan mereka masing-masing. Tidak semua yang mereka lakukan pantas untuk di pandang, karena terlalu banyak sentuhan. Guru mereka tidak lagi peduli dengan apa yang mereka lakukan, karena lebih baik menutup mata dari pada terlibat ke dalam urusan anak-anak orang kaya manja yang hanya bergantungan dengan orang tua mereka.
Aura merasa tertantang dengan perkataan Atlanta "bagaimana jika aku bisa membuktikan kalau kamu salah?"
"menurut mu... Kamu bisa marah pada ku?" tanya Atlanta yang mulai hawatir jika Aura memperlakukan Atlanta dengan cara yang tidak dia inginkan. Aura mengangguk dengan senyuman nya, tetapi hal itu tidak di terima Atlanta dengan baik. Atlanta mengalihkan perhatian nya dari Aura dan memilih untuk mengabaikan pacar nya sebelum dia yang di abaikan.
Aura terlihat bingung "kok jadi kamu yang marah?"
Atlanta melihat kearah nya "kamu kira aku suka kalau kamu marah?" tanya nya sebelum dia kembali menghadap ke depan kelas
"jadi kamu marah pada ku karena aku marah pada mu?" tanya Aura "itu gak masuk akal At"
Heather datang menghampiri meja mereka "At, kenapa Ashley gak balas pesan ku ya?" tanya nya penuh hawatir karena Ashley sedang terbaring sakit di dalam rumah nya.
Atlanta menghelakan nafas, ini adalah kesekian kali nya Heather menanyakan keadaan Ashley pada Atlanta. "tenang okay? Ashley sedang sakit, membalas pesan mu bukan prioritas nya saat ini"
"menurut ku sangat baik kamu menghawatirkan sepupu nya Atlanta di saat seharus nya Atlanta yang menghawatirkan nya" ucap Aura pada Heather hanya untuk melampiaskan kekesalan nya pada Atlanta. Atlanta yang mendengar itu kini memberikan tatapan dingin nya pada Aura. Aura tersenyum dan berkata lagi "kamu lihat Heather?" tanya nya sambil menunjukan wajah Atlanta pada Heather. Aura merangkul bahu Atlanta dan membelai wajah nya dengan tangan kanan "Atlanta lagi marah karena tadi aku lagi marah pada nya. Tapi wajah nya cantik ya kalau lagi marah, apa aku harus bikin Atlanta marah terus aja ya?"
Atlanta hanya bisa menahan tangan nya untuk tidak menangkis tangan Aura yang kini sedang mencubit kedua pipi nya di hadapan Heather.
Heather terlihat hawatir akan nasib Aura "Aura, kamu sadar gak sih itu pipi nya siapa yang sedang kamu cubit-cubit?"