Chp. 28, Nightmare

5K 356 15
                                    

Tubuh Atlanta berkeringat di dalam tidur nya, kenyataan masa lalu menjadi mimpi terburuk walaupun waktu telah berlalu. Kepala Atlanta terus merubah arah ke kanan dan ke kiri di saat diri nya ingin terbangun dari rasa bersalah.

"kenapa aku gak bisa membawa nya ke acara Thanksgiving? Ares, Ashley, Heather, Mike dan Ricky mama undang. Kenapa gak Amelia?" Atlanta protes pada mama nya sambil menyetir. Mereka sedang dalam perjalanan pulang dari supermarket ke rumah. Jika malam itu hujan tidak datang terlalu deras, mungkin Atlanta dan mama nya tidak perlu menaikan nada suara mereka.

Mrs. Walker melipat tangan nya di saat Atlanta dan dia berakhir dengan sebuah argumen. Hal ini sering terjadi di antara mereka semenjak Mrs. Walker mengetahui orientasi seksual anak nya yang bisa di katakan tidak pada umum nya. "Atlanta, kita berdua tahu mama gak mau kamu pacaran dengan perempuan!"

Atlanta memutar mata, merasa kesal di setiap kali dia mendengar kata-kata homophobic mama nya. "Ma, Amelia hanya membantu ku belajar supaya aku bisa masuk IPA. Aku bahkan gak yakin jika kita berteman, aku hanya sudah terlanjur mengundang nya sebagai tanda terima kasih ku"

"trus kamu masuk IPA?" tanya Samanta Walker yang sudah tahu apa yang akan menjadi jawaban anak nya

Atlanta menghelakan nafas "gak, tapi-"

"gak ada tapi-tapi an. Kamu gak bisa bohong in mama, Atlanta. Mama bisa melihat cara Amelia memandang mu, dan pemandangan itu sangat menjijikan. Sama seperti di setiap kali kamu membawa 'pacar perempuan' mu ke rumah-"

Atlanta menyelak "hubungan percintaan ku bukan urusan mama-"

"urusan mama lah!" bantah Samanta pada anak nya. "kamu kira mama gak malu dengan teman-teman mama di setiap kali rumor tentang kamu terdengar di telinga mereka?"

Atlanta mengeratkan genggaman setir nya hingga kuku nya memutih, kesedihan tidak lagi menjadi hal pertama yang terjadi pada nya di saat amarah yang telah mengambil alih diri nya. Atlanta terdiam di tempat duduk nya, kaki nya menginjak pedal gas lebih dalam dari biasa nya. Samanta yang masih mengoceh di samping nya bahkan tidak tersadar dengan kecepatan mobil Atlanta. Atlanta berusaha mengingat masa kecil nya, di saat urusan pribadi nya tidak menjadi noda di dalam keluarga nya, di saat Samanta masih mencintai Atlanta seperti seorang ibu pada umum nya.

"Atlanta?" Samanta berusaha memanggil nya di saat dia baru tersadar dengan kecepatan mobil nya. Samanta menyaksikan tatapan Atlanta yang tertuju ke depan. Atlanta tidak terlihat seperti dia dapat mendengar suara Ibu nya. "Atlanta!"

"apa?!" Atlanta membentak balik, membuat Samanta terkejut. Melihat itu, Atlanta tersadar dengan apa yang telah terjadi. Dia mengangkat kaki nya, mengurangi kecepatan mobil. Atlanta terdiam sesaat sebelum dia berbicara "bagaimana jika aku akan terus seperti ini ma? bagaimana jika suatu saat aku menemukan seorang wanita yang sangat aku cintai... Bagaimana jika aku ingin menghabiskan hidup ku bersama nya?"

"rasa suka kamu pada wanita hanya sementara, Atlanta. Hanya sebuah fase yang akan kamu lupakan di hari esok."

Otot rahang Atlanta mengencang, diri nya tidak lagi bisa menyaring kalimat-kalimat yang pantas untuk ia lontarkan pada seorang wanita yang telah melahirkan nya "bagaimana jika tidak? Bagaimana jika mama benar bahwa Amelia menyukai ku, dan bagaimana jika aku juga menyukai nya. Bagaimana jika aku gak bisa berhenti memikirkan tentang tubuh nya di bawah tubuh ku-"

"Atlanta cukup!" Samanta menyelak dengan teguran nya "tidak kah kamu mendengar diri mu sendiri? tidak kah kamu jijik dengan kalimat mu?"

"jijik?" tanya Atlanta yang tak tersadar dengan amarah yang telah membuat mobil nya kembali mengebut "aku anak mama dan mama jijik dengan ku?"

Atlanta (GirlxGirl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang