Beberapa hari telah berlalu, kini natal semakin mendekat. Kemanapun mereka pergi, mereka akan melihat dekorasi merah hijau. Aroma pohon cemara juga sejuknya musim itu membuat suasana hati mereka membaik. Kepala sekolah bahkan mengizinkan panitia untuk memasang lagu-lagu natal di setiap speaker sekolah yang terpasang di setiap pojokan.
Pagi itu, Aura keluar dari mobilnya, dia melihat Atlanta yang sedang sibuk mengerjakan tugas sekolahnya di kap mobil, atau lebih tepatnya menyalin tugas Gwen. Atlanta menggigit bibirnya seperti yang selalu dia lakukan disaat dia sedang fokus. Dengan santainya dia tengkurap dengan kakinya yang tersilang keatas. Kemejanya terangkat, mengekspos kulit pinggulnya yang lembut dan seputih susu. Rambutnya terurai, hampir menutupi buku yang sedang dia tulisi. Aura tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wanita itu, seakan Atlanta sengaja melakukan semua itu untuk menganggu pikirannya.
"kamu mau nyontek tugas Gwen juga?" tanya Heather pada Aura. Aura melihat Heather yang juga sedang sibuk di dekat Atlanta.
Atlanta mendengus "Aura nyontek? dia bahkan gak bisa makan permen di kelas tanpa merasa bersalah."
Aura tersenyum dan menyandarkan kedua sikutnya di kap mobil hanya untuk mendekati Atlanta. Aroma wangi Atlanta yang sangat familiar masuk merasuki dirinya. "kamu tau At... Kamu punya cara yang aneh untuk memujiku. Kenapa kamu gak bilang aja kalau aku murid yang baik?"
"aku gak memujiku" ucap Atlanta memutar mata
Aura melihat sekelilingnya, mencari Ashley "Ashley dimana?" tanyanya pada Gwen yang sedang mengajari Becky mengerjakan PR nya.
Lalu disaat Gwen akan menjawabnya, komentar Atlanta menyelak "Ashley dimana?" ejeknya dengan suara yang dimain-mainkan seakan begitulah pertanyaan itu terdengar dari mulut Aura.
Aura menahan tawa lalu kembali mendekatinya. Atlanta yang tak mau kalah kini menantang Aura dengan tatapannya. Aura tidak tahu jika dia harus lari darinya atau mencium bibir wanita itu. "kamu manis..." komentar Aura
"kamu ngomong apa?" suara Amelia mengejutkan Aura dan juga Atlanta. Semua orang melihat kearahnya, dirinya terlihat begitu tenang tetapi cukup menakuti orang-orang yang sangat tahu dengan apa yang bisa dia lakukan.
Atlanta tersenyum, dia merasa terhibur dengan pemandangan dihadapannya, dia bahkan mengambil handphone nya dan mulai merekam. Aura membuka mulutnya, berusaha mengatakan sesuatu. Lalu Aura tersadar bahwa dia sama sekali tidak merasa takut atau terintimidasi oleh Amelia. Aura tersenyum "aku sedang memuji seseorang yang mengklaim bahwa dirinya menyukaimu"
Amelia tersenyum dan mendekati Aura "dia memang menyukaiku"
"really?" tanya Aura "aku gak percaya padamu Amelia."
"kamu gak usah percaya padaku, aku dan Atlanta sedang pacaran bukan?" Tanyanya
"Dia hanya memakaimu, Amelia. Dan kamu terlalu sinting untuk percaya dia akan menyukaimu" ucap Aura penuh percaya diri
Amelia tersenyum tipis "kamu benar Aura. Atlanta hanya memakaiku, mungkin dia memakaiku karena kamu tidak bisa memuaskannya. Atlanta mengatakannya sendiri disaat bibirku berada di antara kedua pahanya-" Amelia menceritakan bagaimana malam pertamanya dengan Atlanta berjalan di malam yang sama ketika Aura berselingkuh dengan Ashley. Amelia mendengus "dia bahkan gak mampu memanggil namamu"
"okay cukup" ucap Atlanta memisahkan mereka. Amelia berhasil mengalahkan Aura. Aura seperti telah mendengar mimpi buruknya tetapi dia tak punya pilihan lain selain merasa bahwa dirinya pantas mendapatkan semua itu.
"Ada apa?" Ashley datang dengan pertanyaannya
"Pacarmu berusaha menggoda pacar orang" jawab Heather.