POUR Y | SPOILER 1
"Aku suka duduk di sini seorang diri. Menghirup sebanyak-banyaknya aroma pinus yang menyenangkan indera. Setidaknya aroma itu dapat menghilangkan wangimu dari ingatanku meski hanya sejenak."
POUR Y | SPOILER 2
Romance | Crime | Angst | Brothership| Comedy | Mental Health Issue | 17+
--oOo--
Rasa sakit. Semua manusia yang hidup di dunia fana ini pastinya tak ingin merasakan hal itu. Di mana rasa itu seakan hendak menenggelamkan seseorang dalam keputusasaan. Mencekik sehingga sang manusia ini akan kehilangan arah, melakukan apa saja agar cekikan itu hilang. Entah itu membiarkan napas ikut lenyap atau melenyapkan napas lain. Apa kau mengerti maksudku? Kurasa setelah tenggelam dalam kisah ini, tak hanya tahu, akan tetapi kau aku memahami rasa menyakitkan itu.
Tidak, jangan menilai terlalu cepat tentang kisah ini. Rentetan kalimat yang akan terpaparkan dalam rentang kisah ini, tidak se-clise rasa sakit yang seringkali dirasakan manusia lain pada umumnya.
Ini adalah kisah penyesalanku yang tak tahu siapa yang ingin kujadikan kambing hitam. Hanya berharap suatu saat nanti, kala aku kembali dipertemukan dengannya, aku bisa berbincang lagi.
Kupikir aku tahu namanya, aku tahu wajahnya. Namun, ternyata itu hanyalah topeng tebal yang menutupi persona-nya. Hingga pada hari itu, saat aku sedang membersihkan alat-alat musik di studio yang sepi dan tua ini, suara isakannya terdengar.
Si manusia yang dipandang kotor dan berhati batu oleh orang lain, merintih kesakitan di sudut studio?
Menyaksikan hal yang sulit dipercayai itu, melunturkan stigma Y di mataku. Sama seperti ribuan mata yang sempat memandangnya sebagai manusia tanpa rasa iba, aku pun pernah mengiyakan dugaan itu. Namun, tentunya sebelum aku menemukan sosoknya yang terlihat pilu saat ini.
Wajahnya yang terbiasa tampak tak ada ekspresi, kini memerah. Irisnya yang terbiasa menyorot tajam, kini sendu dihiasi buliran air mata. Membuat percikan rasa simpati sekaligus penasaran muncul dalam benakku.
Apa yang terjadi pada si Y? Mengapa ia datang ke tempat yang seakan tak ada kehidupan ini untuk sekedar menangis? Jika ia berniat menyembunyikan tangisnya itu pada dunia, artinya ia telah gagal. Lantaran ada aku di sini yang menyaksikan tangis itu, meski tak bisa berbuat apa-apa.
Aku ingin mengetahui apa yang terjadi padanya, tetapi sayangnya lagi-lagi posisiku membuat keinginan itu raib seketika.
Lalu, apa peranku dalam kisah ini?
Seseorang yang hendak menjebak, tetapi terjebak dari jebakannya sendiri. Meski Y penuh dengan kebohongan, tapi mata miliknya selalu jujur. Menyuarakan persona yang disembunyikan dalam kebohongannya.
Ia tersenyum lirih. "Aku Suga untuk mereka, tetapi aku adalah Yoongi untukmu."
P O U R Y
Dor!
Kaget engga? Harus kaget dong karena aku datang dengan sesuatu yang baru lagi. Aku membawakan kalian ide yang sudah terpenjara di dalam sel otak, sudah hampir hancur termakan rayap, aku baru berani mempublikasikan ini.hm, ketawa dulu.
Salam, dari Yoodystopia
KAMU SEDANG MEMBACA
POUR Y √
FanfictionMereka memanggilnya sebagai pendosa. Namun, bagiku ia hanyalah orang yang kutemui di sudut studio piano sendirian. Si manusia malang yang mencoba membunuh rasa kesepian yang mencekiknya hingga akhir. Pour Y : Untuk Y Started : August 28, 2020 Finis...