Dys, Seoul, Korea Selatan, 2020
Hiruk-pikuk kota Seoul merupakan satu dari beberapa hal yang kusebut menyenangkan dalam hidupku. Aku suka menjadi salah satu dari puluhan entitas yang melintas di jalan tengah ibu kota saat malam hari. Meski sebenarnya dari puluhan manusia itu mungkin akulah presensi paling suram dan tidak ingin diperhatikan orang-orang.
Mereka tidak akan melirik seorang wanita yang berjalan tanpa gairah hidup sepertiku. Jangan salah menilaiku, aku bukan manusia penyendiri yang tidak memiliki dasar bersosialisasi. Aku bisa berbaur dengan siapa saja, akan tetapi tetap saja aku tidak pernah bisa disamakan dengan mereka. Pasalnya, aku hanya wanita picik yang kerap lempar senyum pada seseorang, tetapi mengumpati mereka di dalam hati.
Pukul dua puluh dua lewat beberapa puluh menit telah terterah pada layar ponsel saat kunyalakan. Hampir larut malam, pantas saja dinginnya semilir angin yang berembus semakin terasa lebih mengiris. Kupererat mantel tebal yang membalut tubuh yang mulai mengigil seraya mempercepat tungkai agar segera sampai sebelum aku mati membeku.
Bruk!
Ah, sial sekali, sih.
Usai mengutuk kesialanku yang entah keberapakalinya hari ini, lantas kuembuskan napas amat berat saat melihat keadaaan naas dari belanjaanku yang kini telah berserakan di jalanan lembap lorong sempit menuju rumahku. Ini semua karena kelalaian dan kebodohanku.
Aku tidak akan heran jika disebut wanita bodoh. Siapa juga yang menyangkah aku akan tersandung kakiku sendiri hingga hampir terjungkal. Hasilnya, untuk menyeimbangkan tubuh lagi, belanjaanku terlepas dari genggaman.
Sedikit ogah-ogahan aku lantas berjongkok untuk melihat keadaan naas dari barang-barang yang aku beli dari gaji terakhirku itu. Beberapa lumpur dari tanah becek sehabis hujan telan mengotori. Aku termenung ragu, diselamatkan atau ditinggalkan saja?
"Seandainya aku kaya, kalian kutinggalkan saja."
Tidak ada pilihan lain selain memilah beberapa dari belanjaan yang masih bisa dicuci. Maka dengan sedikit dongkol, aku melesatkan beberapa bahan makanan yang kubeli dari gaji terakhirku ke dalam kantong plastik. Tak lupa mengutarakan deretan omelan kesal pada Tuhan yang sudah ciptakan aku dengan hidup macam ini.
Sudahlah, aku kembali berdiri kemudian langkah semakin kupercepat saat harum pinus telah merengsek dalam indera penciuman. Di depan sana rumahku sudah terlihat antara pohon pinus yang berjejer rapi. Memang terdengar aneh, mengapa ada hutan pinus di sekitar kota besar seperti Seoul. Namun, hal itu benar adanya. Orang tuaku membeli rumah di kawasan bernama Dys itu, tepatnya di ujung kota.
Malam itu, bulan nampak lebih cerah sehingga aku hanya mengandalkan cahaya dari senter lampuku untuk menerangi jalan dibantu dengan cahaya bulan. Kendati memang jalan menuju rumahku tidak memiliki penerangan seperti lampu jalan ataupun lampu dari rumah-rumah warga.
Brug!
Tungkaiku terhenti spontan sebagai respon terkejut yang dikirim tubuhku kala terdengar sebuah suara tak biasa. Aku menoleh untuk memastikan dari mana suara yang terdengar seperti sesuatu yang jatuh itu terdengar.
Sekitar tiga kali aku menoleh ke kanan, kiri, dan belakang. Namun, tak ada sesuatu yang bisa menjadi jawaban dari rasa penasaran ini. Jujur saja, sengat realistis jika kini tubuhku sudah bergedik takut. Kawasan Dys adalah kawasan hutan pinus yang ditinggali hanya beberapa rumah yang saling berjauhan. Bagaimana jika suara itu tercipta karena hantu yang menghuni jalanan ini atau mungkin hewan buas? Ah tidak, mati mudalah aku.
Aku menelan ludahku sejenak saking tegangnya. Mencoba acuh dan memupuk keberanian, aku menatap lurus ke depan seraya memacu langkah agar cepat-cepat sampai di rumah. Aku tidak ingin jika hantu atau hewan buas itu merenggut nyawaku di usia semuda ini. Hidupku memang menyedihkan, tetapi aku tidak mau mati konyol.
KAMU SEDANG MEMBACA
POUR Y √
FanfictionMereka memanggilnya sebagai pendosa. Namun, bagiku ia hanyalah orang yang kutemui di sudut studio piano sendirian. Si manusia malang yang mencoba membunuh rasa kesepian yang mencekiknya hingga akhir. Pour Y : Untuk Y Started : August 28, 2020 Finis...