Seminggu lamanya Sam dirawat dan hari ini ia meminta untuk pulang ke rumah. Shana menentang keinginan ayahnya karena menurut dokter ayahnya masih memerlukan banyak pengobatan yang hanya bisa dilakukan di Rumah Sakit. Sam terus meminta pada Shana dan berjanji akan mengurangi pekerjaannya, lebih banyak istirahat di rumah dan minum obat secara teratur.
Yang tidak Shana tahu alasan sebenarnya Sam bersikeras untuk pulang ke rumah karena ia ingin menghabiskan sisa waktunya di tempat ternyaman, bersama Shana di sampingnya, tanpa adanya peralatan medis yang memenuhi tubuhnya seperti sekarang. Ia ingin pergi dengan tenang dan bahagia. Itu yang Sam katakan pada Ivan, dokter yang sudah satu tahun belakangan ini ia temui, salah satu teman nya semasa kuliah dulu.
"Engga, lo masih harus dirawat Sam," ucap Ivan saat mendengar permintaan Sam untuk pulang ke rumah.
"Gue pengen di rumah aja Van, yang penting guel istirahat dan minum obat kan?" ujar Sam.
"Sam"
"Kalopun umur gue ga panjang lagi, gue ga pengen mati di sini"
Ivan menyerah dan akhirnya membolehkan Sam pulang dengan catatan ia harus mengangkat telepon Ivan untuk mengecek keadaanya setiap minggu. Shana pulang dengan Sam dijemput Izzan yang baru selesai mengajar. Izzan juga sempat memarahi Sam saat ia meneleponnya dan mengatakan ingin pulang ke rumah.
Selama ayahnya dirawat di rumah, Shana mengurangi aktivitasnya di kampus. Setelah selesai kelas Shana pasti langsung pulang ke rumah. Bahkan jika kelas Shana selanjutnya masih beberapa jam lagi, Shana juga pasti akan pulang ke rumah untuk menjaga ayahnya. Shana juga merelakan kegiatan-kegiatan di luar akademik yang sedang senang-senangnya Shana ikuti.
Ia fokus menjaga ayahnya saat ini. Shana juga melarang ayahnya bekerja sama sekali. Ia tak mau kondisi ayahnya yang mulai membaik kembali turun karena kelelahan. Namun tanpa Shana ketahui, Sam masih tetap bekerja saat Shana sedang kuliah dan akan buru-buru menyembunyikan pekerjaannya saat Shana pulang. Makin lama ternyata kondisi Sam bukannya membaik namun malah memburuk.
Gege mengunjungi Sam saat Shana sedang berada di kampus. Mendengar bunyi bel rumahnya, Sam yang sedang menyelesaikan maketnya berjalan pelan menuju pintu depan. Pintu dibuka, Gege bergegas masuk menuju kamar Sam dan mengeluarkan sebuah tas yang tersimpan di samping kasur. Ia membuka lemari baju Sam dan memasukkan beberapa baju dalam tas tersebut.
"Kita ke Rumah Sakit sekarang," ucapnya sambil melipat baju yang ia keluarkan dari lemari.
"Ge," ucap Sam menghentikan Gege.
"Oh lo mau mati lebih cepet ya?" tanya Gege sarkas.
"Gue gapapa," ucap Sam.
"Sam, lo mau ninggalin Shana sendirian?" ucap Gege sambil duduk dan menatap Sam frustasi dengan sahabatnya yang keras kepala itu.
"Gue titip Shana ya," ucap Sam ikut duduk di seberang Gege, mulai merasakan sakit di tubuhnya.
"Lo pikir gue tempat penitipan barang," jawab Gege.
"Lo ga boleh ninggalin Shana," lanjutnya.
Sesaat kemudian Sam yang berusaha berdiri hampir saja terjatuh jika Gege tidak memegang lengannya. Gege masih berusaha menyuruh Sam ke Rumah Sakit namun Sam juga tidak mau kalah, ia masih bersikeras bahwa dirinya baik-baik saja, padahal tubuhnya semakin melemah dan bisa saja tadi ia pingsan jika Gege tidak segera membantunya tetap berdiri dan membawanya ke kamar.

KAMU SEDANG MEMBACA
SHANA
RandomKisah gadis 20 tahun yang kembali harus merasakan pahitnya kehilangan orang yang ia cintai, satu-satunya anggota keluarga yang ia punya. Sejak kejadian itu Nada pun mulai berubah. Nada turut kehilangan rasa percaya nya terhadap orang lain. Nada menj...