#15 Shana, Bukan Nada

127 21 0
                                    

Mulanya mama menyuruh Sam dan Shana untuk tinggal di rumahnya saja, mengingat ini pertama kalinya Sam menjadi orang tua dan harus mengurus Shana sendiri, belum lagi Sam masih tetap harus bekerja. Namun Sam menolak meninggalkan rumahnya dan bersikeras membesarkan Shana disana. Akhirnya mama dan papa menawarkan diri untuk tinggal sementara di rumah Sam sembari membantu menjaga Shana terutama saat Sam bekerja, mama dan papa juga hanya berdua tinggal di rumah dan kehadiran Shana tentu merupakan hadiah bagi mereka, kalau papa menyebutnya dengan mainan baru.

Chayra, istri Izzan serta Aileen istri Gege pun sering berkunjung untuk membantu menjaga Shana, kebetulan mereka juga sedang membesarkan putra-putra mereka yang masih kecil pula. Chayra dan Aileen sangat senang mengurus Shana karena mereka berdua tidak mempunyai anak perempuan. Mereka senang mendandani Shana, namun Shana yang tumbuh bersama 4 laki-laki membuatnya malah lebih menyenangi apapun yang dilakukan dan dipakai oleh Rev, Jef, Isyraf dan Ikram.

Rev, putra tertua Gege saat ini menginjak usia 6 tahun dan masuk Sekolah Dasar. Isyraf, putra tertua Izzan berada satu tahun di bawah Rev sekarang masuk TK. Jef dan Ikram yang berusia 4 tahun sudah mulai masuk Playgroup. Shana yang melihat mereka semua sudah mulai sekolah tidak mau ketinggalan. Ia memaksa ayahnya untuk masuk ke Playgroup yang sama dengan Jef dan Ikram dengan alasan ingin terus bermain bersama keduanya, padahal usia Shana masih 3 tahun saat itu. Setelah beberapa rayuan dan rengekan Shana, Sam membolehkan Shana akhirnya. Shana sangat senang dan melompat-lompat kegirangan di hari pertama ayahnya mengantar Shana sekolah.

Hal yang sama rupanya Shana lakukan saat Jef dan Ikram memasuki usia Sekolah Dasar. Shana bersikeras ingin masuk SD juga meskipun usianya belum mencukupi. Akhirnya dengan bantuan Izzan dan Gege yang meyakinkan sekolah tersebut, Shana diperbolehkan mendaftar. Shana yang dari kecil tumbuh dengan mereka sangat dekat terutama dengan Jef dan Ikram yang hanya terpaut 10 bulan darinya.

Sejak kecil mereka bertiga tidaklah terpisahkan. Mereka suka bergantian menginap di rumah masing-masing. Mereka bertiga biasanya akan bermain hingga kelelahan dan tertidur. Namun meskipun mereka sangat dekat, tak jarang ketiganya bertengkar terutama saat berebut mainan. Sama seperti Nada, Shana juga dari kecil memanggil Izzan dan Chayra dengan sebutan abi dan umi serta Gege dan Aileen dengan sebutan dad dan mom.

Saat menginjak kelas 3 SD, Shana meminta izin ayahnya untuk mengikuti karate seperti Rev. Shana tertarik saat waktu itu diajak mom ke tempat latihan Rev.

"Yah, Shana ikut karate ya kaya mas Rev," pinta Shana dengan manisnya.
"Biar bisa jagain ayah," sambungnya.

Alasan tak terduga Shana membuat Sam tersenyum. Ia mendekati putri satu-satunya lalu membelai lembut kepalanya.

"Tapi janji ga boleh bandel ya," ucap Sam.
"Siap bos," ucap Shana memberi hormat pada Sam.

--------------------------------------------------------------

Waktu tak terasa berjalan begitu cepat. Shana saat ini sudah menginjak bangku SMA. Malam itu Sam, Izzan dan Gege sedang berkumpul di rumahnya untuk makan malam bersama. Izzan yang melihat Sam memandangi Shana dari jauh kemudian menghampirinya.

"Shana mirip Nada ya," ujar Izzan.

Tak berapa lama Gege menghampiri keduanya.

"Can't you stop showing that face?" tanya Gege.

Sam yang bingung dengan ucapan Gege menatapnya penuh tanya.

"Lo keliatan banget sedih setiap ngeliat Shana," jawab Izzan.

"I know you miss her, apalagi Shana copynya Nada banget. Tapi sadar ga sih sikap lo juga bikin Shana sedih," tambah Gege.

"Lo yang bilang Shana suka nyalahin dirinya karena kepergian Nada, I think that's the reason Sam," sambung Izzan.

Sam kembali mengingat perkataan yang kerap Shana lontarkan terutama saat melihat ayahnya sedih menatap foto Nada.

"Yah maafin Shana ya, karena Shana lahir bunda jadi pergi. Ayah pasti kangen banget sama bunda ya? Maafin Shana ya yah"

Sam terdiam lama merenungkan perkataan sahabatnya. Shana memang mirip sekali dengan Nada, mulai dari wajahnya, keceriannya hingga tingkah lakunya. Setiap melihat Shana, Sam seakan melihat Nada. Sam jadi mengingat permintaan Nada saat itu untuk menjaga Shana, Nada juga meminta Sam memastikan Shana mendapat banyak kasih sayang, selalu bahagia dan tidak pernah bersedih.

"Sorry," ucap Sam akhirnya.

"Jangan minta maaf sama kita Sam," jawab Izzan.

"Shana ga pengen ayahnya sedih," sambung Gege.

Sam kembali menatap Shana yang sedang bermain dengan yang lain sambil sesekali tertawa.

SHANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang