Esoknya Bintang mengunjungi kantor Shana, berniat mengajak Shana makan malam lalu melamarnya.
"Shan ada tamu?" ujar salah satu teman kerja Shana.
"Tamu?" tanya Shana bingung.
"Iya di lobby"Shana turun ke lobby dan menghampiri seseorang yang duduk di sofa membelakanginya.
"Kak Bintang," sapa Shana terkejut.
"Hai Shan," sapa Bintang.
"Kakak ngapain ke sini?"
"Kamu pulang jam berapa?"
"Setengah jam lagi, kenapa kak?"
"Aku mau ajak kamu makan"
"Hmm.."
"Rev?"
"Iya, tadi sih nelfon katanya mau jemput"
"Aku udah bilang kok ke Rev"
"Boleh?"
"Boleh"Shana masih dengan kebingungannya akhirnya mengiyakan ajakan Bintang. Ia menyelesaikan pekerjaannya 15 menit lebih awal karena tak ingin membuat Bintang menunggu terlalu lama. Bintang lalu mengajak Shana ke sebuah restoran yang bertema alam dan outdoor, salah satu dari sekian banyak kesukaan Shana. Shana tidak menyangka Bintang bisa mengetahuinya. Ya, sejak insiden topi saat Shana kelas 10 dulu mereka akhirnya jadi mengenal satu sama lain. Shana juga kerap melihat Bintang di kampusnya dan tak jarang menyapanya jika berpapasan.
Makan malam mereka berjalan sangat menyenangkan. Shana yang selalu bisa membuat suasana menjadi hangat terlihat mendominasi dengan cerita-ceritanya. Tak lupa pertanyaan-pertanyaan yang Shana lontarkan tentang keberadaan Bintang selama ini karena saat Shana tahun terakhir ia sudah tak pernah lagi melihat Bintang. Seusai makan, mereka berkeliling sebentar menikmati malam di sisi restoran yang sengaja diperuntukkan bagi pengunjung yang hanya ingin melihat-lihat setelah makan.
Mereka berjalan berdampingan menuju pelataran parkir. Bintang lalu melancarkan aksinya setelah berhasil menghilangkan kegugupannya.
"Shan," panggilnya.
"Ya?" tanya Shana.
"Will you marry me?" tanya Bintang.Langkah Shana terhenti, ia menatap Bintang tak percaya. Shana terdiam cukup lama, membuat kegugupan Bintang kembali muncul.
"Kakak serius?" tanya Shana akhirnya.
"Ini hal paling serius yang aku lakuin selama hidup aku," ucap Bintang.
"Shana gatau kak, Shana bingung," jawab Shana setelah kembali terdiam beberapa menit.
"Ga perlu di jawab sekarang Shan, aku akan tunggu sampai kamu siap," ujar Bintang yang telah menghafal jawaban tersebut saat ia menyiapkan beberapa plan terhadap respon Shana.
Bintang lalu mengantar Shana pulang. Tak ada percakapan yang berarti selama perjalanan pulang. Shana rupanya benar-benar bingung dan terus memikirkan perkataan Bintang tadi.
Sepulang kerja besoknya, Shana langsung menuju Railey. Ia berniat curhat pada Dira, putri Reza, satu-satunya keluarga perempuan sepantaran yang Shana punya. Shana yakin Dira paham dengan perasaan Shana dan tau apa yang harus Shana lakukan.
"Mbak Dira di rumah ga mas?" tanya Shana menghampiri Darren yang duduk di pojokan Railey yang sedang sibuk dengan laptopnya.
"Loh kan ada mas, ngapain nyari Dira," jawabnya.
"It's a girls talk mas," jawab Shana berlalu menuju rumah Reza dan meninggalkan Darren.
"Mbaaaaak," panggil Shana sambil membuka kamar Dira tanpa permisi.
Dira yang baru keluar kamar mandi langsung duduk di depan meja riasnya sambil mengeringkan rambut dengan hairdryer.
"Ada gosip baru Shan?" tanya Dira menatap Shana yang terlihat sedikit kebingungan.
"Mbak," panggil Shana lagi.
"Masa kemaren ada yang ngelamar Shana," ucap Shana menghentikan aktivitas Dira mengeringkan rambut.
Dira langsung bergabung dengan Shana di kasur.
"Mbak ga salah denger kan?"
"Serius mbak, dua rius bahkan"
"Siapa doi? Cakep ga?"
"Bintang, senior Shana di SMA sama kuliah. Cakep sih mbak"
"Trus kamu bilang apa?"
"Gatau, ya gimana mbak Shana aja belum pernah pacaran trus sekarang tiba-tiba dilamar orang. Shana gatau harus gimana. Shana ga ngerti deh cinta-cintaan"
Girls talk mereka terputus dengan ketukan tak sabar Darren di pintu kamar Dira, karena tadi pas Shana masuk ia sudah mengunci kamar Dira, yakin jika tak berapa lama lagi mereka akan diganggu Darren. Darren tidak berhenti mengetuk dan meneriakkan nama mereka. Dira menyerah dan membuka pintu dengan raut wajah super kesal.
"Disuruh papa makan dulu," ucap Darren dengan cengiran khasnya, senang karena berhasil mengganggu Shana dan kembarannya.
Darren langsung pergi sebelum terkena timpukan benda-benda dari kamar Dira. Perut Shana seketika berbunyi, sepertinya ia memang harus mengisi energi untuk bercerita lebih lama dengan Dira, Shana berniat menginap di sana. Setelah makan malam, Shana dan Dira segera kembali ke kamar tak lupa menguncinya dan kembali membuka sesi curhat hingga tengah malam.
"Kenapa tuh mereka?" tanya Reza bingung saat Shana dan Dira langsung berlari ke kamar setelah makan.
"It's a girls talk mas," ucap Darren menirukan Shana yang dijawab Reza dengan tawanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/223217700-288-k594124.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SHANA
De TodoKisah gadis 20 tahun yang kembali harus merasakan pahitnya kehilangan orang yang ia cintai, satu-satunya anggota keluarga yang ia punya. Sejak kejadian itu Nada pun mulai berubah. Nada turut kehilangan rasa percaya nya terhadap orang lain. Nada menj...