#3 Nada (pura-pura) Kuat

226 33 0
                                    

Esok paginya, Nada terbangun dari tidur dan menyadari ia berada di kamarnya. Ia segera bangkit dari kasur dan menuju kamar mandi. Nada menatap wajahnya lama di cermin. Matanya yang ia kira akan bengkak ternyata sudah mendingan. Selesai mencuci muka, Nada keluar kamar.

"Sarapan dulu," ujar Sam saat melihat Nada telah keluar kamar.
"Leave me alone," jawab Nada.
"Kamu kemaren pasti engga makan Nad"
"Just go, please"
"I will, tapi habis kamu sarapan"

Nada akhirnya mendekat ke meja makan dan mengambil sepotong roti lalu kembali ke kamarnya tanpa berkata apa-apa lagi ke Sam. Sam hanya menghela nafas melihat sikap Nada. Nada masuk ke kamarnya dan meletakkan roti yang ia pegang tadi di meja.

Nada menuju balkon kamarnya dan naik ke atap melalui tangga di ujung kanan balkonnya. Nada masih shock atas kejadian kemarin. Nada sedih, tapi ia sudah capek menangis seharian kemarin. Alhasil Nada hanya terduduk melamun sambil menatap langit-langit.

Hampir setengah jam Nada duduk di atap lalu ia turun dan mengambil laptopnya. Setelah 2 tahun akhirnya ia membuka kembali file yang ia hidden dengan judul Mas Nandi. File ini berisi tulisan Nada setiap harinya setelah kecelakaan terjadi. Tulisan yang bisa dibilang seperti surat untuk Nandi yang kebanyakan berisi permintaan maaf Nada kepada Nandi.

Dulu saat Nandi meninggal, Nada masih bisa menjadi Nada yang orang-orang kenal. Nada sedih, sudah pasti. Namun Nada menyembunyikan semuanya dengan sikap cerianya meskipun Nanda, saudara kembar Nada sangat memahami perasaan adiknya. Hampir 6 bulan setelah Nandi meninggal, Nada masih menyalahkan dirinya atas kejadian tersebut, dan selama itu pula Nada menulis surat untuk Nandi.

Nada kemudian membuat file baru dengan judul Mas Nanda.

2/3

Mas, mas udah janji ga akan ninggalin Nada. Tapi kenapa mas?


Setetas air mata jatuh diatas keypad laptop Nada. Nada cepat-cepat menghapusnya dan menutup file tersebut lalu menutup laptopnya.

Nada bakal tetap jalanin janji Nada mas. I won't cry again, batin Nada.

Nada pun bertekad untuk tidak menangis lagi dan ia memutuskan untuk menyibukkan dirinya agar ia lupa dengan kondisi Nanda. Nada segera mandi dan bersiap-siap menuju kampusnya.

Sesampainya di kampus ia mencari mading terdekat. Biasanya di mading kampus Nada banyak ditempel info-info magang atau part time. Setelah menemukan beberapa informasi Nada mencatat nomor-nomor yang akan ia hubungi untuk melamar magang dan part time tersebut. Tak hanya 2 atau 3 tapi Nada menghubungi setidaknya 10 tempat dengan niat agar dirinya akan menjadi super sibuk sehingga tidak punya waktu sedikitpun untuk menangisi Nanda.

--------------------------------------------------------------

"He's fine," ucap Gege seraya duduk di samping Nada.

Nada yang awalnya memakai headset tanpa ada musik yang menyala langsung menghidupkan salah satu lagu di playlistnya dengan volume cukup besar. Nada tetap sibuk menatap laptop di depannya tanpa sedikitpun menoleh ke arah Gege.

Sudah hampir sebulan lamanya Nada begini. Nada tak hanya menjauhi 3 sahabatnya, tapi juga keluarga sahabatnya bahkan bisa dibilang semua orang. Nada selalu menghindar dari kerumunan setiap ia di kampus. Sehabis kelas, Nada pasti langsung pergi ke tempat sepi. Nada selalu menyendiri seperti saat ini.

Sam, Izzan dan Gege sudah berulang kali mencoba bicara sama Nada tapi hasilnya selalu sama, kalau tidak menghindar ya pasti Nada pura-pura melakukan sesuatu. Setiap hari sahabatnya "laporan" kepada Nada tentang perkembangan kondisi Nanda, karena hari dimana Nada tau Nanda sakit itulah pertama dan terakhir kalinya Nada bertemu Nanda. Nada benci rumah sakit. Rumah sakit cuma membawa kenangan pahit bagi Nada. Nada benci karena setiap ia ke rumah sakit Nada hanya melepas kepergian orang yang ia sayang.

Nada bingung dengan perasaannya saat ini. Nada benci Nanda sakit, tapi Nada lebih benci karena dia tidak bisa menemani Nanda saat Nanda sakit. Beberapa kali Nada mencoba ke rumah sakit tapi Nada hanya sanggup berdiri di depan kamar Nanda, bahkan Nada tidak sanggup melihat Nanda.

"He miss you a lot Nad," ucap Gege lagi.

Gege memperhatikan Nada yang masih sibuk dengan laptopnya. Ia menghela napas panjang lalu bangkit dan pergi meninggalkan Nada. Ia hampir putus asa melihat perubahan drastis sikap Nada. Nada hampir berhasil melupakan apa yang terjadi sama Nanda, berkat 3 tempat part time yang mau menerimanya sekaligus dengan banyaknya pekerjaan yang harus Nada lakukan, belum lagi skripsi yang menanti karena Nada sekarang sudah semester akhir. Tapi semua itu sia-sia karena laporan yang sahabatnya berikan setiap hari membuat Nada sesekali menangis.

SHANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang