Setelah insiden di depan kantor Sam , Nada menjauhinya, ia malu. Sam yang menyadari hal tersebut tetap bersikap seperti biasa, padahal Sam tidak pernah menyinggung kejadian itu lagi. Sam juga tidak menceritakan hal tersebut pada dua sahabatnya karena ia yakin jika Gege mengetahui ini maka tak segan-segan ia menggoda Nada setiap ada kesempatan.
Nada memilih menyibukkan dirinya dengan pekerjaan kantor untuk mengalihkan pikirannya dari kejadian memalukan tersebut. Ia bahkan segera meminta kerjaan baru apabila kerjaannya sudah selesai. Selain untuk menyibukkan diri, tentunya Nada melakukan semua pekeejaan tersebut dengan senang hati karena ia cinta pekerjaannya. Nada bahkan rela begadang, hal yang tak pernah Nada lakukan sebelumnya terkait pekerjaannya, tentu saja jika berhubungan dengan hal-hal yang tidak menguras otak Nada sering begadang, movie marathon misalnya.
Nada yang kebanyakan begadang dan tak jarang melewatkan makannya, membuat daya tahan tubuh Nada menurun hingga akhirnya Nada sakit. Kepala Nada terasa berat saat ia membuka matanya, ia bahkan tidak sanggup turun dari kasurnya, Nada demam tinggi. Nada meraih ponsel di nakasnya dengan susah payah lalu menelepon rekan kerjanya yang berada di urutan atas pada kontak handphonenya, Nada bahkan tidak sanggup menscroll layar ponselnya tersebut. Terdengar nada sambung dan beberapa detik kemudian yang berada di ujung telepon menyapa.
"Morning Nad, tumben pagi-pagi nelfon," sapa pria di seberang telepon dengan riang.
"Di tolong izinin ke bos ya, aku ga enak badan," ucap Nada lemah.
"Lo sakit? Gue anter ke dokter ya," tanya Adhi panik mendengar suara parau Nada.
"Engga ko, gapapa, aku cuma butuh minum obat terus tidur"
"Yakin Nad?"
"Iya"
"Yaudah sana istirahat, lo sih keasikan kerja lupa sama badan"
Nada kemudian mengakhiri panggilannya. Nada ingin berjalan keluar untuk mengambil obat dan segelas air namun Nada terlalu lemah. Selanjutnya Nada terpaksa mencoba memejamkan matanya, mencoba tidur dengan harapan setelah bangun kondisinya sudah membaik. Nada tertidur selama beberapa jam kemudian terbangun saat mendengar sayup-sayup suara yang memanggilnya dari pintu depan.
Sam menelepon Nada beberapa kali namun tidak ada jawaban sehingga Sam memutuskan untuk langsung pergi menjemput Nada di kantornya, Sam ingin mengajak Nada makan siang. Setelah memarkirkan mobilnya, Sam membuka pintu dan berjalan menuju lobby. Langkah Sam terhenti dengan sapaan Adhi.
"Eh Sam, lo ngapain kesini? Nada ga bilang emangnya," sapa Adhi.
Sam bingung dan mengerutkan keningnya.
"Nada ga masuk, sakit, tadi dia.."
Belum selesai Adhi dengan kalimatnya Sam sudah berlari menuju mobilnya, panik. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi sambil mencoba menelepon Nada kembali. Nada yang masih tidak menjawab panggilan tersebut membuat Sam semakin panik. Tak lama Sam tiba di rumah Nada dan mengetuk pintu rumahnya tidak sabar sambil memanggil Nada. Tiga ketukan dan sahutan tidak ada tanggapan, Sam meraba celah antara ventilasi dan pintu tempat Nada menyimpan kunci rumah cadangannya.
Sam bergegas masuk dan mencari Nada. Nada bangun dari tidurnya dan mencoba berdiri. Nada berjalan pelan, memaksakan dirinya walaupun pusing di kepalanya masih terasa. Baru beberapa langkah Nada sudah tidak kuat, untung Sam melihat Nada dan segera menangkap Nada sebelum ia terjatuh ke lantai. Sam meraba kening dan leher Nada yang sangat panas.
"Aku panggil dokter ya," ucap Sam panik.
Nada hanya menggeleng lemah.
"Kamu udah makan? Udah minum obat?" tanya Sam lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
SHANA
AcakKisah gadis 20 tahun yang kembali harus merasakan pahitnya kehilangan orang yang ia cintai, satu-satunya anggota keluarga yang ia punya. Sejak kejadian itu Nada pun mulai berubah. Nada turut kehilangan rasa percaya nya terhadap orang lain. Nada menj...