Sudah 2 hari kondisi Nanda makin memburuk dan Nanda masih tidak sadarkan diri.
"Nanda gimana dok?"tanya Izzan.
"Kondisinya terus menurun, jika seperti ini terus saya tidak yakin dia akan bertahan dalam satu minggu," jelas dokter.
"Satu minggu?"
"Iya. Maaf kami tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Semua hanya tergantung kondisinya saat ini, kita tidak bisa berharap banyak. Kalau begitu saya permisi"
Izzan yang mendengar penjelasan dokter menatap Nanda dari pintu kamarnya dengan sedih dan membatin
Gak, lo ga boleh pergi Nan.
Lo ga boleh ninggalin Nada.
Lo harus bertahan buat Nada.Izzan mondar-mandir di depan kamar Nanda, mengusap wajahnya yang letih, terlihat frustasi. Namun tak sengaja ia melihat Nada yang berdiri di ujung lorong menatap Izzan nanar. Izzan berlari ke arah Nada dan memeluknya. Nada menangis dalam diam. Nada mendengar semua percakapan Izzan dan dokter tadi.
Beberapa saat kemudian Nada melepaskan pelukan Izzan dan berlalu pergi menuju tempat rahasianya. Izzan tak berusaha mengejar Nada karena Izzan paham Nada butuh waktu. Nada menangis semalaman di rumah pohon hingga ia tertidur dan terbangun esok paginya.
Dua hari kemudian, Nanda siuman. Nanda melihat sekitar kamarnya. Saat menyadari tidak ada orang dikamarnya, Nanda mencoba bangkit dari kasur dan melepaskan semua peralatan medis yang menempel pada tubuhnya. Nanda turun dari kasur dengan susah payah lalu menyambar jaket yang tersampir di bahu sofa serta mengambil handphonenya.
Ia berjalan pelan keluar kamar dengan sesekali melihat keadaan sekitar, memastikan tidak ada orang yang menyadari kepergiannya. Merasa sudah aman, Nanda berjalan menyusuri lorong rumah sakit menuju pintu belakang.
Dengan kepala yang semakin terasa berat dan sakit yang makin menjadi di seluruh tubuhnya, Nanda terus berjalan. Ia menyetop taksi lalu menyebutkan alamat rumahnya. Nanda berusaha mengabaikan sakitnya, ia tak mau adiknya melihat ia kesakitan. Nanda membuka ponselnya dan masuk ke folder Mas Nanda.
16/4
Mas, sampai kapan mas mau tidur? Ini udah hari kedua mas.17/4
Mas, dokter bilang mas cuma punya satu minggu. Gak mungkin, dokter cuma mengira-ngira, mas akan bertahan lebih lama kan mas?
18/4
Mas, jangan pergi. Nada mohon.
Nanda berusaha menahan sakit sekaligus tangisnya saat membaca pesan Nada tersebut. Beberapa menit kemudian taksi sudah sampai di depan rumah mereka. Nanda turun dan menatap rumahnya beberapa saat sebelum akhirnya masuk dan memencet bel. Nada yang lagi asyik dengan tugas akhirnya menghentikan pekerjaannya saat suara bel terdengar.Ia berjalan menuju pintu depan dan membukanya. Nada terkejut dan panik saat melihat Nanda yang berdiri di depannya.
"Mas ngapain disini? Nada anter ke rumah sakit sekarang," ucap Nada panik sambil menggandeng lengan abangnya.
Nanda tidak bergeming, ia malah menurunkan tangan kanan Nada yang berada di lengannya kemudian menggenggamnya. Ia membawa Nada ke halaman belakang.
"Mas kangen sama kamu," jawab Nanda.
"Mas kita ke rumah sakit sekarang," paksa Nada berusaha menghentikan langkahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SHANA
AcakKisah gadis 20 tahun yang kembali harus merasakan pahitnya kehilangan orang yang ia cintai, satu-satunya anggota keluarga yang ia punya. Sejak kejadian itu Nada pun mulai berubah. Nada turut kehilangan rasa percaya nya terhadap orang lain. Nada menj...