Dua hari kemudian tibalah hari wisuda Nada. Nada terpaksa datang ke acara tersebut karena hanya disaat itu Nada bisa mendapatkan ijazahnya. Nada sudah berniat hanya datang, mengambil ijazah lalu pergi. Mama, Papa dan Sam berniat menjemput Nada di rumahnya agar bisa pergi bersama. Namun ternyata rumah Nada kosong, Nada sudah berangkat 20 menit yang lalu untuk mengantisipasi hal ini terjadi karena Nada tau mama tidak akan menyerah terhadap Nada.
"Ma," panggil Sam lembut.
"Ma," panggil Sam lagi.Mama yang sedang melamun terkejut mendengar panggilan Sam. Mama meyakinkan Sam kalau dirinya baik-baik saja.
"Nanti Sam cari Nada ya ma," hibur Sam yang memahami kesedihan ibunya.
Sesampainya di gedung Wisuda, Sam mencari Nada namun sudah hampir 10 menit berkeliling ia belum menemukannya. Panggilan kepada wisudawan dan orang tua untuk segera memasuki gedung karena acara akan segera dimulai pun terdengar kembali. Mama, papa dan Sam terpaksa masuk ke gedung.
Acara berlangsung khidmat dan lancar. Tepat setelah acara terakhir selesai dan pintu gedung dibuka, Nada langsung keluar dan pergi melalui pintu belakang. Nada membuka toga dan heelsnya lalu menggantinya dengan sepatu kets. Nada juga melapisi kebayanya dengan hoodie.
Nada berjalan menuju halte bus terdekat dan naik ke bus yang membawanya ke pemakaman Nanda. Di perjalanan perasaan Nada campur aduk. Ini pertama kalinya Nada mengunjungi Nanda setelah 3 bulan kepergian Nanda. Nada sudah berulang kali menguatkan dirinya sejak malam tadi.
Saat acara wisuda selesai, keluarga Sam, Izzan dan Gege berkumpul di dekat tempat parkir setelah sebelumnya memberi selamat pada mereka bertiga. Di tengah perbincangan 3 keluarga itu, Gege tiba-tiba bersuara.
"Kita bikin surprise buat Nada yuk," ucapnya penuh semangat.
Yang lain terlihat kebingungan mendengar ide Gege.
"Iya, surprise. Jadi ntar ni ibu-ibu masak terus kita dekor rumahnya Nada. Nada pasti tadi ga langsung ke rumah, i bet she'll come home at noon," jelas Gege menjawab wajah kebingungan mereka.
Mendengar adiknya yang bersemangat, Giga kemudian menunjukkan persetujuannya diikuti yang lain.
"Jadi, ntar mas Giga, mas Gaga sama mas Iffat beli bahan-bahan buat dekor. Ibu-ibu silakan masak-masak, di rumah masing-masing aja biar cepet. Jangan lupa beli bahan belanjaannya, bisa ditemani sama para bapak-bapak"
"Trus aku, Izzan sama Sam yang nyiapin mata acaranya sama kita survei lokasi a.k.a rumah Nada buat ngecek ntar dekornya ditaro dimana trus"
Omongan Gege terpotong oleh abang keduanya.
"Kok bagian lo enak banget sih cuma nyusun acara trus tinggal leyeh-leyeh di rumah Nada," sambar Gaga.
"Eh mas, mikir konsep acara ga gampang kali," jawab Gege.
"Alesan aja lo"
Terdengar tawa dari yang lain dan gelengan kepala mami dan papi melihat pertengkaran anaknya, Giga pun kemudian menengahi mereka.
"Yaudah sekarang kita siap-siap aja yuk," ajak Giga.
Mereka kemudian langsung berpencar dan melaksanakan peran masing-masing.
"Jangan lupa telfon mas Reza," ucap Gege dari kejauhan mengingatkan Giga.
Sesampainya di rumah Nada, Gege langsung mengamati setiap inci rumah Nada sambil memikirkan konsep yang pas. Kemudian ia menelepon Giga untuk memberi detail dekor yang harus mereka beli.
"Sok serius amat lo," ujar Izzan.
"Eh kerja pake tangan bukan mulut, udah sana lo bikin mata acaranya," jawab Gege.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHANA
CasualeKisah gadis 20 tahun yang kembali harus merasakan pahitnya kehilangan orang yang ia cintai, satu-satunya anggota keluarga yang ia punya. Sejak kejadian itu Nada pun mulai berubah. Nada turut kehilangan rasa percaya nya terhadap orang lain. Nada menj...