Bermain-main di dapur selama sejam lebih. Akhirnya pekerjaan Sahira dan Bu Fatimah selesai. Bersamaan dengan berkumandangnya azan Ashar.
Bu Fatimah pun mengajak Sahira untuk salat terlebih dulu. Mereka melakukan salat berjamaah di mushola yang ada di rumah Bu Fatimah. Dengan Gus Reyhan sebagai imam.
Kebetulan dirumah Bu Fatimah hanya ada Sahira, dirinya, Gus Reyhan dan Gus Naufal. Sedangkan Kyai Khalid dan Gus Reffan sedang pergi.
•••••••••••••••••••••
Hari pun berubah menjadi petang. Adik kyai Khalid sudah datang, bersama sang suami dan anaknya.
Keluarga Kyai Khalid sangat bahagia menyambut mereka. Sebelum makan malam dimulai, mereka memutuskan untuk mengobrol terlebih dulu. Ditemani biskuit coklat dan stroberi yang dibeli Bu Fatimah di supermarket siang tadi.Sementara dua saudara saling dipertemukan, dan saling melepas rindu. Gus Naufal sedang bermain bersama Sahira di kamar Sahira.
Sebelumya Sahira sudah berpamitan pada Bu Fatimah untuk membawa Gus Naufal ke asrama. Setelah mendapat izin Sahira pun mengendong Gus Naufal lalu dibawannya menuju asrama putri.
Disamping Bu Fatimah dan Gus Reyhan yang tidak bisa menjaga Gus Naufal. Karena Bu Fatimah hendak menyambut adiknya. Dan Gus Reyhan yang harus menjadi imam di masjid pesantren, mengantikan sang ayah. Sahira menjaga Gus Naufal juga untuk memenuhi janjinya, bermain bersama.
Kamar Sahira sangat sepi, karena teman-temannya sudah pergi ke masjid. Sedangkan Sahira memilih salat di kamar bersama Gus Naufal.
"Gus, kita ambil wudhu dulu, yuk!" ajak Sahira lalu mengandeng tangan Gus Naufal untuk mengambil wudhu.
Selesai melaksanakan salat Isya Sahira mengajak Gus Naufal mengaji bersama. Sesekali Sahira akan membenarkan bacaan Gus Naufal yang salah.
Jadwal pesantren hari ini, adalah bertadarus bersama namun karena harus menjaga Naufal Sahira memilih tetap di kamar.
"Udah ya, Mbak. Naufal capek," keluh Gus Naufal di tengah bacaan Sahira. Sahira pun menghentikan bacaannya, lalu memandang ke arah Naufal.
"Yaudah ditutup dulu ya, kitabnya." Sahira dan Gus Naufal sama-sama mengakhiri bacaanya dan menaruh kitab suci itu di meja.
"Mbak, kita main, yuk!"
"Main apa?" Gus Naufal mengulas senyum. Matanya tertuju pada pensil warna yang tergeletak di atas meja kayu itu.
Ia mengambilnya lalu mengajak Sahira membuat gambar. Tanpa menolak Sahira langsung mengambil lebaran kertas juga pensil.
Mereka mulai memainkan pensilnya masing-masing.
"Gus Naufal mau gambar apa?" tanya Sahira. Gus Naufal tampak berfikir sambil memegangi dahinya. Aduh lucu sekali.
"Kita gambar Spiderman aja ya, Mbak," ucap Gus Naufal. Sahira mengangguk.
Gus Naufal pun mulai menggambar tokoh kartun kesukaannya itu. Begitupun Sahira sama seriusnya dengan Gus Naufal.
Hening pun sangat terasa di kamar yang tak terlalu luas itu. Hanya suara goresan pensil pada kertas yang dapat didengar.
••••••••••••••••••••
Sementara di sisi lainya Bu Fatimah dengan keluarga sedang makan malam bersama.
Semua makanan tertata rapi dan tampak memggugah selera. Ada sup buntut, sambal terasi dengan lauk pauknya, ada cumi asin dan masih banyak lagi. Siapa yang tak tergoda melihat hidangan nikmat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[REVISI] Cinta Di Atas Sajadah
RomanceDunia memang selalu seperti ini, menyuguhkan kebahagiaan dengan mudah, lalu memberikan luka yang teramat dalam hingga membuat seseorang tak mampu lagi untuk berharap. Mengharap pada dunia sama halnya seperti mengemis pada pelitnya manusia, sekuat ap...