Seperti yang di perintahkan Suga, Ji-eun harus berkemas untuk berpergian selama 3 hari bahkan bisa seminggu. Suga sudah merencanakan honeymoon tanpa mendapatkan pertimbangan dari Ji-eun. Sebenarnya Ji-eun memiliki tempat destinasi yang bagus, dia tidak mungkin mengatakan keinginannya bahwa dirinya juga ingin honeymoon ditempat yang dia inginkan seperti hawai dan maldives. Wanita itu suka tempat yang sunyi dan menenangkan. Terlebih jika pantai, dia tidak akan berhenti menelusuri pesisir pantai, tak takut kulitnya menggelap. Dia ingin menikmati liburannya dengan sempurna.
Kali ini akan terasa berbeda, Ji-eun akan berlibur dengan Suga, akan bercinta di suatu tempat yang belum ia ketahui. Setiap kali Ji-eun bertanya, Suga selalu menyunggingkan senyumnya. Senyuman manis tapi brengsek. Dia mahir membuat orang lain berpikir tentang dirinya yang baik-baik saja. Ji-eun merasa salah, mengira Suga lelaki yang baik, mendekatinya hanya bisnis tanpa perlu persetubuhan. Nyatanya, dia benar-benar terjebak dengan senyuman yang memabukkan itu. Apalagi saat ini Ji-eun sudah berada di jet pribadi milik Suga yang bernuansa cream muda, warna soft. Ji-eun mendengar dari pilot pribadi Suga bahwa nuansa didalam jet sudah di dekorasi dengan warna yang soft, seperti kesukaan Ji-eun. Kali ini tanpa ada warna violet.
"Apa kau terkesan?" Tanya Suga yang duduk di samping kanan Ji-eun. Sudah memakai sabuk pengaman berwarna emas.
"Apakah kau perlu pengakuanku?"
"Setidaknya berikan senyummu untuk mewakilkan perasaanmu." Cetus Suga.
Ji-eun tersenyum memaksa, menunjukkan jajaran gigi putihnya. Lalu duduk kembali ke posisi.
"Apa kau sudah membawa pakaian seksi yang aku minta?"
"Apakah kau benar-benar ingin menghamili ku?"
Setiap kali Suga bertanya, Ji-eun selalu melempar pertanyaan.
"Bukankah sudah tertulis di kontrak." Sepertinya Suga menikmati kemenangan memancing amarah Ji-eun. Wanita itu benar-benar kesal, terlebih lagi menyadari beberapa jam kemudian, miliknya pada akhirnya direnggut oleh lelaki itu. Maksudnya suaminya sendiri, suami kontrakan, suami yang memiliki senyuman yang memabukkan. Ji-eun tidak bisa menjelaskan posisi Suga, baginya lelaki itu hanyalah rekan bisnis yang suka mempermainkan wanita. Ji-eun berusaha tidak terbuai walau dia sudah terbuai walau hanya melihat senyumannya.
"Berkali-kali bertanya tapi selalu bertanya balik. Dan sekarang kau terlihat melamun, apakah kau membayangkan gaya apa yang nanti akan kita lakukan." Goda Suga.
"Yaaaakkkkkk!!!" Teriak Ji-eun, wajahnya memerah penuh amarah. Dia tidak ingin melihat wajah Suga yang nampak bahagia setelah menggoda.
*****
Sudah hampir 7 jam berada di pesawat. Suga terbangun setelah pramugari datang untuk membangunkan jika akan sampai ke tempat tujuan. Mata sipit Suga melirik seseorang ke sebelahnya. Kebetulan sekali kaca bulat itu di tutup sehingga dia tidak tahu akan di ajak kemana nanti.
"Nona Ji-eun. Sebentar lagi kita turun." Suara Suga lembut, langsung di respon oleh Ji-eun dengan menggerakkan tubuhnya, membuka penutup mata, melihat sekeliling. Dia tertidur nyenyak di kursinya walau didalam pesawat juga terdapat kamar tidur. Mungkin itu efek lelah Ji-eun selama ini bekerja tanpa peduli waktu
Wanita itu menguap sambil merenggangkan otot-ototnya tanpa sungkan. Seakan dia menjadi dirinya. Tak menyembunyikan sesuatu dibalik keangkuhannya. Setelah beberapa saat menyadari bahwa Suga memperhatikannya, segera ia mengentikan kegiatannya, beralih pada kaca yang tertutup, dia ingin membuka kaca itu untuk melihat pemandangan di luar.
"Jangan!" Suga menghentikan.
"Kenapa?"
"Tidak papa."
Setelah pesawat landing secara sempurna, pramugari datang dengan menutup mata Ji-eun dengan kain. Suga menggiringnya perlahan keluar pesawat.
"Kenapa harus tutup mata segala? Jangan mencoba membuatku terkesan. Kau tidak akan berhasil melakukannya." Cetus Ji-eun.
Baik Suga dan Pramugari menahan tawa, seakan mereka tengah melakukan konspirasi yang sudah disusun sebelumnya.
Turun dari pesawat pribadi, Suga dan Ji-eun menaiki mobil. Hampir 1 jam perjalanan, Ji-eun tidak berhenti menggerutu, berharap penutup matanya segera dibuka. Dia takut jika Suga melakukan kelicikan di luar kontrak.
Terdengar mobil terhenti. Suga keluar dari mobil, membuka-kan pintu untuk Ji-eun menggiringnya keluar dari mobil untuk naik ke perahu, Ji-eun mendengar desiran air dan tercium menyengat bau air pantai yang asin. Ji-eun menyunggingkan senyuman lalu segera ia menyudahi senyumannya. Dengan mata tertutup, Ji-eun dan Suga melanjutkan perjalanan dengan kapal kurang lebih 30 menit. Hingga mereka terhenti dengan sempurna.
Saat Ji-eun berjalan beriringan dengan Suga yang tak melepaskan pegangannya karena mata Ji-eun masih tertutup.
"Apa kau siap?" Tanya Suga.
"Siap dalam arti apa?" Balik tanya Ji-eun.
"Apa kau berani taruhan?" Suga menawarkan.
"Tawaran yang seharusnya menguntungkan. Aku mau." Jawab Ji-eun dengan suara khas yang manis tapi tegas.
"Jika kau menyukai tempat ini, kau harus beraksi nanti malam."
"Woow." Ji-eun terkejut.
"Jika seandainya aku tidak suka dengan tempat honeymoon pilihanmu ini,"
"Aku yakin kau pasti menyukainya." Suga sangat percaya diri.
Perlahan Suga membuka penutup mata Ji-eun. Ji-eun tahu jika posisinya di pantai, terdengar desiran ombak, pijakan pasir pantai dan sepoi-sepoi angin membawa aroma air asin. Tapi dia tidak mengira bahwa Suga akan membawa ketempat yang dia inginkan. Maldives. Tempat paling romantis dan memiliki keindahan pantai yang sangat tenang. Ditengah pulai terpencil inilah mereka akan tinggal, meninggalkan segudang pekerjaan, membiarkan tubu beristirahat agar saat kembali bekerja nanti lebih santai dan tenang. Tentu tujuan utama adalah Honeymoon.
Ji-eun langsung berlari ke tepi pantai, melepaskan alas kaki agar bisa merasakan dengan sempurna pasir pantai yang putih dan air lautan yang dingin. Dia seperti anak kecil yang sangat suka bermain air. Rencana Suga memang berhasil. Suga memiliki banyak informasu tentang Ji-eun, bahkan hal-hal yang dia sukai, termasuk tempat ini.
"Nanti malam bersiaplah beraksi." Teriak Suga dengan senyuman yang khas.
Ji-eun nenyadari kebodohannya. Dengan mudah ia terpancing dengan rencana Suga. Berkali-kali Ji-eun hanha berteriak dan memukul permukaan air, melampiaskan kekesalannya.
"Sialan! Dasar Suga brengsek!" Teriak Ji-eun berkali-kali.
****
Hayo siap2 besok yah.
Jangan lupa, vote, komen dan share
Thank you
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost
FanfictionLengkap ***COMPLET*** CERITA LENGKAP ***THE END*** Karena Suga kolab single dengan Ayu, so aku bikin cerita ini sangat mendadak. aku harap kalian bisa enjoy membaca kisah yang terbayang-bayang di otakku. Anggap saja ini kegilaan dari seorang melan y...