Aneh rasanya melihat lelaki yang duduk di kursi kemudi dengan wajah santai tapi memendam banyak kebencian didalam hati. Lelaki itu ingin bertindak lebih pada Jungkook, tapi sayangnya dia masih menjaga reportasenya, jika dia bertindak gegabah, sudah dilakukan sejak pertama kali melihat Jungkook meniduri Ji-eun saat itu. Mungkin saja Jungkook terbunuh dan mayatnya di buang entah kemana, menghilangkan jejak dan dia bisa hidup tenang dengan Ji-eun.
Itu bukanlah tipikal seorang Suga. Dia bukan seorang amatir dalam berbalas dendam. Terbilang dia sangat cerdik membalas dendam dengan caranya sendiri, lebih swag dan menjatuhkan musuh dalam sekali telak tanpa melakukan perlawanan yang lebih. Lagi-lagi dia tidak berdaya, dia sudah menganggap Jungkook sebagai adiknya, sebagai keluarga tanpa ikatan darah. Jungkook tidak tahu betapa dia sangat peduli dengan Jungkook, mungkin karena caranya yang salah, atau sikapnya yang dingin tapi menyimpan banyak perhatian. Suga tidak ingin Jungkook tahu bahwa wanita yang dia sukai adalah wanita yang sama seperti dulu, hadir hanya untuk memanfaatkannya lalu menjatuhkan perusahaannya, membuat Jungkook berakhir ditempat dimana Suga menemukannya malam itu.
Suga tahu, bahwa Ji-eun sangat terpaksa berhubungan dengan Jungkook hanya untuk mencari informasi tentang dirinya demi Tuan Minhoo. Jungkook sudah tahu segalanya, sepertinya dia memiliki pemikiran yang berbeda, dia ingin memberontak, membiarkan diri jatuh cinta sedalam-dalamnya tanpa peduli siapa wanita itu. Sebenarnya Suga merasa bersalah karena dia sudah jatuh cinta pada wanita yang disukai oleh Jungkook. Tidak di pungkiri, perasaan itu selalu mendesis didalam lubuk hati acap kali ia memikirkan Ji-eun.
Suga ingin mempertahankan Ji-eun, membahagiakan wanita itu seakan sudah menjadi tujuan. Penyelamatan yang sempurna agar tidak lagi berhubungan dengan Tuan Minhoo. Walau Tuan Minhoo sesekali memanfaatkannya untuk menggaet pengusaha dengan rayuan dan sentuhan. Beruntung Ji-eun bisa menjaga dirinya agar tidak seenaknya dimasukin rumahnya. Disisi lain Tuan Minhoo bukanlah ayah yang buruk, bahkan bisa dikatakan dia adalah yang paling baik menurut Ji-eun karena sudah menyayanginya seperti Hyekyo, segala kebutuhannya terpenuhi, tidak sekalipun ada perbedaan. Baik Ji-eun maupun Hyekyo sama-sama mendapatkan kasih sayang yang setara.
Mungkin Suga akan kesulitan membuat Ji-eun melawan atau bahkan setidaknya menjauh dari Tuan Minhoo.
Matanya tetap fokus dijalanan walau pikirannya kemana-kemana, deru nafas itu seperti mengeluarkan api, membara penuh amarah. Ji-eun tahu bahwa Suga tengah menahan amarah, memikirkan banyak hal, dan itu karena dirinya.
"Maafkan aku." Suara itu membuat Suga menepikan mobilnya.
Suga ingin melihat lebih jelas wanita yang disampingnya. Tentu menyakitkan jika melihat Ji-eun yang tertimbun penyesalan.
Dia memeluk Ji-eun ketika diujung mata terdapat butiran bening yang siap terjun. Suga tidak bisa melihat wanita menangis terlebih lagi wanita-nya.
"Apa kau ingat ketika kita berada di bak mandi waktu itu?" Ji-eun bersuara.
Suga masih memeluk wanita itu, mengangguk mengingatnya. Bahkan dia mengingat semua yang pernah dilakukan bersama Ji-eun, dari pertemuan malam itu hingga saat ini, Suga memiliki ingatan yang kuat.
Flashback
Waktu itu, ketika mereka saling tidur dibak mandi dengan busa yang menutupi badan, sebuah penawaran untuk mengakhiri permainannya.
"Bisakah kita tidak membicarakan hal ini dulu. Aku ingin menikmati hari-hari ini bersamamu." kata Suga yang tengah memeluk Ji-eun.
"Bisakah kau melawan?" Tanya Ji-eun.
"Aku tidak tahu berada di kubu yang mana. Bahkan aku sudah jatuh, sedalam-dalamnya padamu. Lalu, kau menyuruhku untuk melawanmu. Apakah aku senang melihat kekalahanmu? Walaupun kekalahan itu akan menyakitkan Tuan Minhoo dan aku menyukainya.
Namun bagaimana denganmu, apakah kau akan memaafkanku? Apakah kau tetap tinggal bersamaku? Aku tahu kau memiliki banyak rencana hidup yang indah, setelah urusanmu selesai dengan Tuan Minhoo, jika aku melawan dan kau kalah, pastinya Tuan Minhoo akan menyuruhmu melakukan sesuatu yang tidak aku sukai, menggoda investor agar setuju berkerja sama.
Aku tidak ingin semua itu terulang, aku ingin bahagia bersamamu, walau hanya tinggal di desa ditengah perkebunan strauberi milik kita."
Suga mengeluarkan banyak kata untuk mengutarakan rasa gundahnya. Dia sudah meminta saran Hoseok. Hoseok menyuruh Suga untuk melawan dan memberi balasan untuk putrinya yang licik. Saran Hoseok tidak ditampung oleh Suga, Hoseok tidak tahu betapa Suga benar-benar terlena, benar-benar buta oleh cinta. Karena itu pula, Hoseok ikut berpikir keras dan memberikan saran yang bisa diterima oleh Suga.
"Sebenarnya aku memiliki rencana?" Lanjut Suga membelai surai basah Ji-eun yang masih setia dipelukan.
"Rencana ini akan sempurna, Hoseok dan Yoonki Hyung menjadi peran penting dalam penyerangan. Jika kau mau, kita bisa memulainya, tidak akan lama, jika kau setuju, malam ini juga kita mulai penyerangan."
Ji-eun menyentuh bibir Suga, menghentikan lelaki itu berbicara.
"Aku tidak bisa menjawabnya. Lagi pula aku masih heran mengapa kau sangat percaya padaku? dengan mudah memberi tahukan rencanamu, kau tidak takut jika aku tiba-tiba berbalik menyerangmu." Ji-eun menanyakan sesuatu yang sangat ingin ia sampaikan.
Tangan Suga membelai punggung wanitanya, mengecup kepalanya.
"Jika sekalipun kau berbalik untuk menyerangku, aku akan menculikmu setelah itu." Suga menarik kedua sudut bibirnya.
"Lalu kau menyekapku dan berbalas dendam."
"Berbalas dendam yang nikmat." Bisik Suga, menggelitik membuat mereka melakukan kegiatan yang membubarkan ingatannya.
*****
"Aku setuju. Lakukan jika menurutmu itu terbaik mengakhiri permasalahan ini." Jawab Ji-eun bersungguh-sungguh.
"Kalau begitu, kita temui Hoseok dan Yoonki hyung." Suga kembali mengemudi dengan kecepatan tinggi. Menghubungu Hoseok dan Yoonki, sang kakak. Suga terpaksa melibatkan sang kakak dalam masalah ini, tapi apa boleh buat, perusahaan yang dimiliki sang ayah yang ditanggung jawabkan pada kakaknya berjalan sangat mulus dan bahkan meningkat tanpa ada masalah. Yoonki sangat disiplin dan lebih menncari titik aman dalam berbisnis, bukan seperti Suga yang juga disiplin tapi memakai cara licik untuk bekerja sama.
Ji-eun yang masih menatap jendela, mencoba membuang pikiran yang menyesatkan. Dia masih berpikir, apa yang dilakukannya benar atau salah? Melakukan perlawanan.
Setidaknya hari ini, dia harus menyelesaikan masalah ini tanpa ada yang tersakiti.
*****
Maaf yaah jika kata2nya masih berantakan.🙏
Ini detik2 final story, thank you udah setia membaca dan menunggu. Aku sangat berterima kasih sudah memberiku semangat melalui like dan komentar kalian.
Salam melan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost
FanfictionLengkap ***COMPLET*** CERITA LENGKAP ***THE END*** Karena Suga kolab single dengan Ayu, so aku bikin cerita ini sangat mendadak. aku harap kalian bisa enjoy membaca kisah yang terbayang-bayang di otakku. Anggap saja ini kegilaan dari seorang melan y...