Part 2

771 103 9
                                    

Acara perkumpulan pengusaha, baik dari kalangan menengah keatas hingga kalangan teratas. Dalam ruangan yang ramai dihadiri oleh para pembisnis, mereka dibagi tingkat kekayaannya, ada sebagian yang  berbaur tanpa melihat tingkat kekayaan, ada juga sebaliknya, tidak mau berususan dengan perusahaan kecil.

Tidak bagi Suga, dia sangat membantu perusahaan kecil untuk meningkatkan produktifitas, memberi investasi yang bisa menguntungkan, namun dia tidak sebegitu mentargetkan keuntungan yang didapat dari perusahaan kecil. Tidak jika itu perusahaan besar dan terkenal, Suga langsung berupaya untuk menjatuhkan perusahaan itu bagaimana pun caranya. Sekalipun dibumbuhi oleh kelicikannya.

Dengan pakaian tuxedo dan dasi kupu-kupu, Suga dan Jungkook berjalan bersama, mereka nampak luwes berbincang dengan pembisnis lainnya. Terkadang Suga ikut tertawa saat rekan bisnisnya melempar lelucon, lelucon yang berhubungan dengan bisnis. Tawa Suga hanya kepalsuan.

Jungkook hanya senyum-senyum sendiri melihat tingkah Suga. Dia yakin bahwa lelaki itu ingin segera keluar dari lingkup orang-orang konyol berpakaian tuxedo.

Akhirnya Suga berpamitan mengambil minum. Jungkook mengikuti.

"Bukankah sangat asyik mengobrol dengan mereka?" Goda Jungkook.

"Aishh,, acara seperti sangat menyebalkan. Aku ingin segera mendapatkan kerjasama dengan perusahaan besar. Setelah itu, kita keluar dari sini." Jelas Suga meraih minuman berwarna biru.

"Bukankah kemarin kau bilang, kita akan menunggu Lee Ji-eun yang memiliki perusahaan besar di Amerika. Apa hyung lupa soal itu?" Jungkook mengingatkan.

"Aku tahu." Suga mengernyitkan dahinya setelah meneguk segelas alkohol."Dasar wanita, mereka selalu berhak untuk datang terlambat." Suga sangat kesal. Dia tidak suka menunggu.

Selang waktu beberapa detik, wanita yang memiliki bisnis besar di Amerika telah datang, dengan memakai gaun putihnya, rambut panjangnya digulung kebelakang, membiarkan lehernya terekspose.

"Akhirnya dia datang juga." Lirih Suga melihat Lee Ji-eun yang berjalan keramaian.

Sepasang mata berpusat pada Ji-eun yang cantik dan memiliki aura yang sangat menggoda.

"Cantik." Ucap Jungkook.

Suga menyenggol Jungkook dengan sikunya.

"Lihat saja nanti, aku akan bekerja sama dengannya. Ah, pastinya aku akan memberikan investasikan yang sangat luar biasa di ruanganku nanti."

"Apa hyung akan menidurinya?"

"Bukankah itu investasi yang besar?"

"Bukankah kau ingin memiliki wanita bertubuh seksi dan montok. Lihat dia! Kurus begitu." Jungkook seakan melarang hyungnya melakukan hal yang biasa ia lakukan didalam kamar ruanh kerjanya.

"Aku bisa membuatnya lebih besar."

"Hyung," Jungkook mendesis kesal.

"Tidak bisakah kali ini aku yang mengambil alih?"

Suga melempar tatapan tajamnya.

"Apa kau siap untuk kehilangan perusahaanmu? Jika iya, ambil saja."

"Ah tidak begitu Hyung. Tapi,,,"

"Kau masih sangat muda untuk mengambil resiko ini. Aku yakin, kau pasti akan bermain perasaan, bukan otak." Sekali lagi Suga membuat Jungkook tersadar. Dia memang masih muda, dan ego-nya masih stabil. Suga hanya takut jika Jungkook kehilangan bisnisnya hanya karena satu malam.

Lee Ji-eun berjalan menghampiri Suga dan Jungkook, membungkuk memberi hormat, Suga dan Jungkook membalasnya.

"Tuan Suga." Suara wanita itu lembut. Suga hanya tersenyum, sangat manis.

"Benar kata orang-orang, senyumanmu mengandung gula, memabukkan." Kata Ji-eun sedikit membisik. Suga sedikit terkejut, dia tidak mengira bahwa wanita ini sama brengseknya dengan dirinya.

"Apakah kita bisa bicara di tempat lain?" Lanjutnya melirik Jungkook yang tengah menguping.

"Oh,, tentu." Suga berjalan beriringan dengan Ji-eun.

Gimana bagian ini? Sebenarnya udah mgetik sampe 1000 kata karena takutnya gk bisa publish karena kebanyak jumlah kata, jadi aku jadiin 2 part.

Semoga kalian suka. Jangan lupa tinggalkan jejak. Gk baik jika membiarkan tanda bintang tak berwarna.

Dan jangan biarkan kotak komentar menjadi kosong.

****

Cerita ini udah dari lama aku bayangin. Karena kolab mereka Iu dan suga jadinya aku bikin cerita ini secara otodidak. Jika ada kesamaan cerita. Bisa langsung komen. Kasih saran dan kritik akan lebih bagus.

 Kasih saran dan kritik akan lebih bagus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang