part 28

470 67 11
                                    

Di kantor Suga tengah sibuk, wajah para pegawai risau dengan hasil penjualan yang mendadak turun. Suga berjalan santai melewati karyawan-karyawan yang berkerja keras untuk mengetahui permasalahannya.

Hoseok berjalan di belakang Suga, dia hanya menatap bingung apa yang semestinya dikerjakan. Semua terlihat berantakan.

Di dalam kantor, asisten keluar masuk ruangan Suga untuk meminta tanda tangan, menanyai perihal turunnya saham yang sangat mendadak. Ini akan memicu penurunan pemasukan perusahaan. Suga tahu akan hal itu, tapi apa boleh buat, dia tidak bisa melakukan apa-apa selain menunggu kegagalan secara sempurna. Suga menyuruh asisten itu pergi dan tidak diperbolehkan masuk. Dia butuh istirahat.

"Dia sangat detail memberikan sisi buruk perusahaan ini. Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Hoseok, terdengar panik.

"Biarkan saja."

"Bukankah kita harus membalasnya. Lagi pula, dia manusia tidak tahu diri, sudah ditolong malah membalas dengan cara seperti ini. Jungkook brengsek!" Hoseok mengumpat.

"Dia melakukan itu karena aku sudah merebut Ji-eun darinya." Suara Suga masih terdengar tenang.

"Apa?"

"Iya, awalnya Jungkook kasihan pada Ji-eun karena sudah aku permainkan, ternyata aku adalah mainan bagi Ji-eun. Karena rasa kasihan itu timbul rasa suka yang sangat berlebihan."

"Apa kau gila?? Dia bukan siapa-siapa-mu hyung? Kenapa masih diam saja?" Kesal melihat Suga tidak melakukan penyerangan terhadap Jungkook.

"Tapi aku sudah menganggapnya sebagai adikku." Jawab Suga terdengar putus asa.

"Astaga, hyung!! Kenapa kau menjadi melow seperti ini, sih?"

"Semua akan berubah karena cinta, Hoseok. Mengertilah. Lagi pula kita sudah memiliki rencana. Kau sudah menghubungi ayah dan kakakku, kau sudah memberikan dokumen itu pada mereka?"

"Sudah." Singkat Hoseok menjawab. Dia terduduk lemas di sofa, bahunya terasa berat. Banyak tugas yang harus ia selesaikan. Tanggung jawab besar untuk misi penyelamatan.

"Maafkan aku, Hoseok."

"Jangan berkata seperti itu, kau membuatku takut." Kata Hoseok.

Suga tersenyum melihat Hoseok yang masih sama seperti pertama kali mereka berteman.

Suara ponsel berdering. Suga melihat layar ponsel itu, tertulis nama Jungkook. Segera ia mengangkat telfon, mendengar suara Jungkook dari sebrang sana.

Setelah mendengar suara itu, Suga bangkit dan berjalan keluar dari kantor. Tak lupa memberi Hoseok tugas agar Hoseok tidak ikut dengannya.

*****

"Ada apa Ayah menyuruhku datang kesini?" Tanya Ji-eun.

"Ayah hanya mengatakan bahwa akan ada kericuhan di perusahaan Min Suga."

"Iya, aku tahu." Jawab sinis Ji-eun sembari menyeruput teh dengan anggun.

"Kau tidak khawatir?" Tanya Hyekyo, tiba-tiba muncul di ambang pintu.

Ji-eun memutar matanya, enggan melihat Hyekyo yang terlihat sedang mengintimidasi.

"Untuk apa aku khawatir? Bukankah ini tugasku membalaskan dendammu." Ji-eun menatap sinis Hyekyo yang sudah duduk di sofa sebrang meja.

"Apa kau pikir aku tidak tahu, jika kau jatuh cinta? Bisa saja ini hanya akal-akalanmu saja." Santai Hyekyo mengatakan hal tersebut, tanpa disadari perkataan itu seolah bahwa Ji-eun yang bersalah.

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang