Malam ini, di rumah Suga. Ji-eun tidak tahu apa yang direncanakan oleh Suga. Apakah dia akan benar-benar kehilangan miliknya? Dia bisa mengendalikan Jungkook, tapi tidak tahu bagaimana ia mengendalikan Suga. Ia dengar bahwa Suga lebih agresif.
"Jadi penasaran? Astaga!" Pikiran Ji-eun benar-benar sudah gila karena lelaki yang memiliki senyuman memabukkan.
"Jadi apa yang kita bicarakan." Ji-eun menetralkan degup jantungnya.
"Sinis sekali kau jadi istri." Suga berdiri dan mengambil sesuatu di laci. Membawa dokumen itu untuk diberikan pada Ji-eun.
"Ini adalah kontrak kerja kita," jelas Suga.
Ji-eun menerima dokumen itu dan membacanya secara detail bahkan ia perlu untuk membaca berulang-ulang takutnya terlewatkan, dia takut dicurangi. Walau Suga sudah berhasil mencuranginya dengan pernikahan.
"Kenapa disini tertulis masa kontrak hanya 8 bulan dalam kurung bisa berlanjut seumur hidup?"
"Bukankah aku sudah bilang kalau aku mau menghamilimu!" Suga mengingatkan.
"Kau saja belum menyentuhku, bagaimana bisa hamil?" Gumam Ji-eun tersenyum sinis.
"Jadi kau ingin aku melakukannya saat ini juga."
Mendadak Ji-eun menjadi orang bodoh yang menginginkan hubungan itu dengan Suga. Lelaki yang memiliki senyuman yang memabukkan. Ji-eun menandatangi kontrak dan meninggalkan Suga, lebih tepatnya menghindari pertanyaan Suga yang membuat dirinya keceplosan tentang keinginannya bergulat (bermain api)
*****
Ini baru langkah awal, Suga sudah mendapatkan investor yang ia undang di acara pernikahannya waktu itu. Dia tidak percaya bahwa pernikahan yang mendadak itu sangat menguntungkan, padahal Suga memperkirakan mendapatkan keuntungan 20%-30%, yang didapat diluar perkiraannya, mungkin akan semakin meningkat selama 8 bulan masa pernikahan kontraknya.
Senyum Suga mengembang saat mendengarkan hasil rapat, sangat memuaskan. Kini dia duduk di kursi singgah sana, masih memikirkan cara lain untuk mempertahan kinerja, Suga bukanlah manusia yang puas setelah mendapatkan apa yang ia inginkan. Justru membuatnya semakin bertanggung jawab dan memiliki beberapa rencana untuk opsi lain jika saja suatu saat nanti dia kalah oleh permainan Ji-eun dan mengalami penurunan yang drastis. Suga sangat memperhatikan hal sedetail itu.
Suara pintu terbuka, seorang pria berjas hitam masuk membawa dokumen berwarna dongker. Pria itu semakin membuat Suga tersenyum senang, karena pria itu adalah kaki tangannya sekaligus asisten pribadi di kantor. Jung Hoseok, pria satu tahun lebih muda dari Suga itu telah pulang dari libur panjangnya di Eropa. Sebenarnya bukan sekedar liburan, melainkan misi rahasia yang di berikan Suga untuk mencari identitas Ji-eun.
"Bagaimana liburanmu Tuan Hoseok?" Sambut Suga dengan pelukan.
"Sangat menyenangkan. Semua berjalan sesuai rencana. Bagaimana pernikahan Tuan dengan Nona Ji-eun?"
Suga tertawa, "Tidak bisakah kita bicara informal, lidahku sangat gatal, merasakan ada yang aneh." Suga tertawa karena memang diantara dirinya dan Hoseok tidak berbicara formal, terkecuali jika berada di hadapan pembisnis.
"Kau sendiri yang memulainya," Hoseok duduk menyilakan kakinya di sofa, diikuti dengan Suga.
"Andai waktu itu aku hadir dipesta pernikahanmu. Pasti menyenangkan." Lanjutnya, posisinya kini bersandar disofa.
"Beruntung kau tidak datang. Akan habis aku di bully olehmu." Suga sangat santai berbicara dengan bawahannya.
"Apa kau sudah mengetahui siapa itu Lee Ji-eun?" Tanya Hoseok. "Aku harap kau tidak lupa dengan misi-mu sendiri."
Seseorang datang membawa 2 kopi yang sudah dipesan Hoseok sebelum masuk kedalam kantor. Wanita itu pergi setelah meletakkan kopinya diatas meja.
"Aku tidak akan melupakannya. Baru datang sudah menghinaku." Suga memincingkan matanya melihat satu-satunya pria yang berani menghina Suga.
Hoseok memberikan dokumen pada Suga, sebelum ia menjelaskan apa yang terjadi di Eropa, Hoseok meminum kopi dinginnya seakan mengumpulkan udara untuk meledakkan kata-kata.
Suga membuka dokumen itu dan diiringi dengan penjelasan Hoseok. Selain pekerjaan, didalam dokumen itu juga menjelaskan tentang Ji-eun.
"Kau tahu jika Lee Ji-eun adalah putri dari Tuan Kang Minhoo. Tapi aku heran mengapa nama marga yang diberikan Ji-eun bukan Kang? Apa mungkin Ji-eun suruhan Tuan Minhoo? Tapi jika Ji-eun adalah putri Tuan Minhoo, mana mungkin seorang ayah tega melibatkan putrinya dalam bisnis yang kotor seperti ini, iya walaupun banyak yang melakukan seperti itu? Seperti yang dialami Jungkook."
Suga mendengarkan Hoseok dengan seksama.
"Aku mendapatkan foto lama Ji-eun, dia berada di panti asuhan. Aku merasa dia adalah penghuni panti disana. Jika memang itu benar, bukankah Tuan Minhoo orang yang kejam, mengambil seorang anak untuk melancarkan bisnisnya." Hoseok menjelaskan secara terperinci.
"Aku akan mencari tahu tempat panti asuhannya dan siapa Ji-eun sebenarnya." Hoseok mengakhiri penjelasannya.
Suga hanya terdiam melihat foto-foto Ji-eun. Ada sesuatu yang menimpa dadanya, sesak yang tiba-tiba menyerang. Menjadi tuli seketika, dia tidak tahu bahwa yang dihadapi adalah suruhan Tuan Minhoo, bukan itu yang dipermasalahkan saat ini. Yg menganggu pikirannya saat ini adalah Ji-eun.
****
Aku usahaun buat sering update biar cepet kelar soalnya masih ada cerita yang harus dikelarin.
Beri aku semangat dengan cara Vote, komen dan share.
Thank you☺️☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost
Fiksi PenggemarLengkap ***COMPLET*** CERITA LENGKAP ***THE END*** Karena Suga kolab single dengan Ayu, so aku bikin cerita ini sangat mendadak. aku harap kalian bisa enjoy membaca kisah yang terbayang-bayang di otakku. Anggap saja ini kegilaan dari seorang melan y...