Ini terasa membingungkan, jika orang lain yang sulit jatuh cinta kini ia menetapkan pilihan untuk orang lain. Pertemuan yang singkat dan penuh kejutan, penetapan pilihan untuk menguasai malah hatinya terkuasai oleh orang lain. Dia tidak membohongi dirinya sendiri bahwa didalam dadanya ada kupu-kupu berterbangan siap untuk keluar dan meledakkan perasaannya yang menggebu, manusia setengah es itu tidak mahir mengungkapkan perasaan, meski orang itu selalu dijumpainya bahkan satu atap yang kini menjadi pasangan hidupnya. Aneh rasanya jika ia memulai perkataan manis untuk seorang wanita kecuali saat berada di atas ranjang. Kali ini kata-kata yang ingin dia ucapkan semanis senyumannya yang mengandung gula, candunya bukan untuk sekedar dinikmati melainkan dipandangi dan berharap senyuman itu ada disana.
Berkali-kali dia mencoba mendekat dan menikmati sisa malam bersama walau hanya menonton tv, makan malam bersama, dia tidak lagi tidur bersama. Itu keputusan wanita-nya yang tidak ingin tidur bersama walau sudah menyandang status suami istri.
Bukan karena tidak ingin, Ji-eun sangat menginginkan kegiatan itu lagi, pergulatan yang menguras habis cairan ditubuhnya. Persetan dengan dirinya yang menjadi jalang, Ji-eun aman melakukan hal itu hanya dengan Suga karena ia adalah suaminya. Ji-eun tidak ingin bayang-bayang Jungkook saat penyatuan terbayang dipikirannya, tidak ingin wajah Jungkook hadir disaat melakukan hal yang sangat ia inginkan dengan Suga. Berkali-kali ia hanya mengintip Suga dari balik pintu, memastikan bahwa Suga tidur dengan tenang, padahal ia sangat berharap jika Suga mendatanginya, atau memaksa dirinya melakukan kegiatan itu sama seperti yang dilakukan Jungkook, memaksa hingga akhirnya ia berpura-pura pasrah. Pikirannya Ji-eun sudah gila karena hanya kegiatan malam yang ia hindari tapi ingin terulang.
Bukan hanya Ji-eun yang mengintip kamar Suga. Lelaki itu juga melakukan hal yang sama, memastikan bahwa istrinya baik-baik saja. Pernikahan ini sudah hampir 4 bulan berjalan, rumah seakan terlihat seperti penghuni kosong, tidak ada percakapan atau perdebatan bahkan desahan. Tidak ada.
Bahkan dalam 4 bulan ini tak terlihat rencana Tuan Minhoo yang berjalan lancar. Walau sudah jelas Suga mendapatkan peringatan dari angka penurunan yang masih terbilang bisa diatasi. Baik Suga dan Ji-eun tidak melakukan penyerangan satu sama lain, mereka nampak ingin berdamai dan memulai sesuatu yang indah.
Malam ini, setelah Ji-eun menerima telfon dari Tuan Minhoo mengetahui bahwa beberapa hari lagi adalah kehancuran dari perusahaan Min yang dipimpin oleh Suga akan jatuh repotasi serta bisnisnya. Membuat Ji-eun gelisah tidur terasa tak nyaman walau ia sudah melakukan berbagai gaya untuk tidur. Pikirannya kacau, sangat kacau sehingga terlihat dari wajahnya yang frustasi dengan rambut panjang yang acak.
Suga melihat Ji-eun yang terbaring bergerak ke kanan dan ke kiri untuk mencari titik kenyamanannya, tapi tak di temukan. Setelah 5 menit hanya menyaksikan diluar kamar, Suga menutup pintu perlahan memastikan tidak terlihat.
"Suga..." Panggil Ji-eun mengetahui ada seseorang diluar kamarnya.
Kedua pipi Suga memerah malu telah ketahuan mengintip. Dengan berjalan pelan, ia menghampiri Ji-eun yang terduduk diatas ranjangnya. Pakaian tidurnya sedikit turun sehingga terlihat bagian dadanya yang menonjol. Sekilas Suga melihat lalu memfokuskan pandangannya pada Ji-eun, akan lebih baik jika matanya tidak nakal agar tidak mengundang imajinasi liar.
"Kenapa kau mengintip?" Tanya Ji-eun, garis wajahnya serius dan bersiap untuk marah.
"Maaf, aku hanya sedang lewat dan tak sengaja mendengar kegaduhan didalam. Aku kira kau kenapa-kenapa." Jawab Suga santai, dia bisa mengubah rasa gugupnya dalam hitungan detik.
Jawaban yang masuk akal membuat Ji-eun kebingungan untuk melanjutkan perbincangan.
"Kalau begitu, aku keluar. Tidurlah! Maaf mengganggu." Suga berbalik arah, menelan ludahnya setelah ia menyaksikan keindahan tubuh Ji-eun yang hanya berbalut baju tidur yang tipis.
"Tunggu Suga!"
Lelaki itu berbalik.
"Ada apa?"
"Bisakah kau temani aku tidur?"
Suga gugup menyetujui permintaannya. "I-Iya."
Hati keduanya sangat bahagia menawarkan dan menerima tawaran. Bukankah sangat bagus jika keduanya saling timbal balik. Suga sudah tidur di samping Ji-eun. Mereka hanya menatap langit-langit dengan selimut yang menutup setengah badannya. Sangat gugup seperti baru pertama kali tidur bersama, ini memang bukan kali pertama untuk tidur bersama tapi ini kali pertama bagi mereka menginginkan satu sama lain.
Nafas Suga terdengar menggoda, degup jantung seakan tak bisa terkendalikan, Ji-eun semakin gelisah melewati beberapa menit di samping Suga. Banyak pernyataan yang melintas diatas kepala, tentang mengapa Suga tidak memeluknya, tentang jarak yang memisahkan mereka. Dalam hitungan detik mereka tidur saling berhadapan.
"Apakah aku boleh bertanya?"
"Soal apa?"
"Aku ingin mengulangi kegiatan di hawaii. Apa kau mengijinkannya?"
"YESSS!!" batin Ji-eun.
Wanita itu mendekat dan berbisik.
"Lakukan seperti malam itu."
Suga langsung mendekap wanita itu, menyerang bibir mungilnya, mereka saling menyesap bibir yang membuat candu. Ketika Ji-eun melenguh karena gigitan Suga di lidah membuatnya hilang kendali, tangannya mulai nakal masuk ke baju tidur berwarna perak, meremas gundukan itu. Kurang puas karena ada penghalang, Suga melucuti semua pakaian Ji-eun tanpa tersisa, menunjukkan keindahan tubuh milik wanitanya. Iya Ji-eun adalah miliknya.
Suga menyerang gundukan yang menggodanya sedari tadi, memilinnya, menyesap hingga Ji-eun menggerang dan melakukan hal yang lebih. Tentu Suga menikmati suara-suara yang dihasilkan Ji-eun. Dengan lembut ia menciumi pangkal paha, membasahinya hingga ia menurunkan celananya, ingin segera ia masukkan kedalam rumah yang sudah meraung meminta di huni.
Lelaki itu melakukan penyatuan yang sangat nikmat, Ji-eun sangat merindukan hal ini, segera ia menggerakkan pinggulnya maju mundur berkali-kali membuat sensasi luar biasa pada Suga, hingga akhirnya mereka merasakan pelepasan pertamanya.
Setelah memberi jeda, Ji-eun bangkit dari tempat tidurnya, posisinya kini berada di atas Suga. Dia menyerang tiang yang menggeras, melakukan hal yang sama seperti sedang memakan es cream atau lolipop. Wajah sensualnya dengan bibirnya yang mahir melakukannya tanpa di minta oleh Suga membuat Suga tersenyum bangga. Tanpa di sadari ada cairan yang masuk kedalam mulut, tersedak tapi Ji-eun menelannya. Terlihat sangat menikmati cairan aneh itu.
Mereka melakukan kegiatan dengan berbagai gaya baru. Entah sudah berapa melakukan pelepasan. Malam ini akan menjadi malam yang sangat panjang. Bahkan disaat masih menancap dipangkal paha Ji-eun, Ji-eun bersuara.
"Hamili aku, Suga. Ah."
****
Hayoo Ini 21++
Tolong bijak dalam membaca.
Jangan lupa tinggalkan vote dan komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost
FanfictionLengkap ***COMPLET*** CERITA LENGKAP ***THE END*** Karena Suga kolab single dengan Ayu, so aku bikin cerita ini sangat mendadak. aku harap kalian bisa enjoy membaca kisah yang terbayang-bayang di otakku. Anggap saja ini kegilaan dari seorang melan y...