2 || Harapan

215 38 17
                                    

"Sekolah akan memilih dua orang yang akan menjadi duta dan mewakili sekolah kita dalam lomba pentas antar sekolah," jelas pak Arif, semua mata tertuju pada kepala sekolah yang terkenal baik dan tidak sombong itu, yah sesuai dengan namanya Arif Sigood.

Tak seperti pada upacara hari senin yang membuat para siswa jenuh, kali ini mereka justru antusias menunggu pengumuman, kira-kira siapa di antara mereka yang akan terpilih?

"Kita akan memilih siswa yang tak hanya berbakat namun juga yang cerdas, pandai berbicara dan yang paling penting, percaya diri." kali ini bu Agnes yang berbicara, dia adalah guru matematika sekaligus guru killer yang mengurus siswa siswi bermasalah. Tak tanggung-tanggung, semua siswa segan padanya.

"Dan diantara seribu tiga ratus delapan puluh empat siswa dan siswi kami para guru memutuskan telah memilih Vena Agatha XII Ipa 3, bersama Artheryx Vanega hildrick XII Ipa 7, untuk mewakili sekolah kita," pernyataan bu Agnes di sambut tepuk tangan dan sorak ria dari para siswa yang lain, mereka memang telah menduga dua orang cerdas ini yang akan mewakili sekolah.

Artheryx berada diantara ratusan barisan yang ada, wajahnya biasa saja. Ia tak menunjukkan raut senang. Baginya, masih banyak temannya yang lain yang bisa menempati posisinya, namun kenapa harus dirinya yang selalu ditunjuk?

Merepotkan!

"Perasaan lo mulu ther yang kepilih, kapan sih gue kayak elu," Bagas menonjok pelan bahu Artheryx .

"Yaelahh Sinchan, iri bilang boss.. Si Arther kan otaknya cerdas, Iq tinggi. gak kayak lu yang isinya cuman gorengan pok siti," semprot Ilham, yang mendapat sinisan dari sahabatnya itu.

"Sok pinter amat lu bulu ayam, gua ama lu kan sebelas duabelas. Lagian, ngapain juga gua iri sama si Arther,justru gua salut juga sih punya temen kayak dia. Udah pinter, ganteng, bening lagi. Setidaknya gua jadi sedikit lebih dikenal sama yang lain. Gak kayak lo, temen gak guna emang."

"Lu jelek kalau lagi ngomong, muka kek banci aja belagu,"

"Daripada elu, muka kek pantat ayam sok-sok an jadi playboy!"

"Gua ganteng gua diam!"

"Gii ginting gii diim,hallaah!" nyinyir Bagas sambil memonyong-monyongkan bibirnya.

"Ngapa luuuh?" sewot Ilham

"Bisa diam gak sih? Lu berdua bikin pala gue pusing aja" Artheryx mencoba menengahi, ia paling tak suka jika dua orang disebelahnya ini adu mulut, mereka bisa tahan 10 jam nonstop berkoar-koar mengalahi lambe lurah:v

Sementara disisi lain; Vena Agatha, gadis cantik berotak cerdas itu menerima banyak tatapan tak sedap dari siswi lain, pasalnya,  ia hanyalah gadis miskin penerima beasiswa dan menjadi kesayangan para guru karena dikenal dengan sosoknya yang baik hati. Tak sedikit para betina yang tak suka padanya.

"Dia mulu perasaan., udah miskin, cupu, jelek, cuma modal pura-pura baik doang. Gitu mah kita juga bisa,"

"Punya bakat apa tuh si cupu, malu-maluin sekolah aja,"

"Jelek gitu jadi duta sekolah, minus kali mata guru-guru disini,"

"Anak kesayangan guru mah bebas, maklum hasil pencitraan,"

"Sok baik! biar guru-guru pada sayang sama dia,"

Begitulah kata-kata yang sering Vena dapatkan. Yah memang menyakitkan, namun dia memilih tutup telinga. Lagipula bukan mereka yang memberi Vena makan, kenapa ia harus perduli ?

"Wahh Vena emang selalu the best" puji Ayla sembil mengangkat dua jempolnya. Vena tersenyum menanggapi. Syukurlah,  dia masih memiliki teman sebaik Ayla yang selalu mendukungnya.

VenArthery X - (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang