Setelah mengantar Kaysha pulang, Artheryx berniat untuk mampir ke apartement Vena, sekaligus memastikan kondisi gadis itu. Mungkin lebih tepatnya memastikan kondisi anaknya diperut Vena. Tak lupa dengan seporsi seblak andalan para ciwi-ciwi yang ia beli sebelum ketempat gadis itu.
"Assalamualaikum," ucap Artheryx yang kini mengetok-ngetok pintu apartemen.
Tak ada balasan
*Tok Tok
"Oi Ven, lo ada didalem gak?" Artheryx terus mengetuk pintu itu, kali ini lebih keras dengan tempo yang lebih cepat.
"Halo, delivery ayam goreng rasa tai sapi. Pesanan anda sudah datang," ucap Artheryx menirukan suara bapak kurir sambil terus mengetuk-etuk pintu yang tak kunjung terbuka.
Dengan kesabaran yang sudah terlampau batas, Artheryx memutar knop pintu yang ternyata tidak terkunci. Cowok itu mendengus kesal lalu masuk kedalam apartemen, Artheryx mendengar suara isak tangis. Dan sangat jelas isakan itu milik Vena, apa yang terjadi pada gadis itu? Apakah ia sedang disekap didalam? Terlebih pintu diluar sudah jelas tidak dikunci, bisa saja memang benar-benar penjahat yang mencoba merampok apartemen ini. Dengan langkah pelan bahkan hampir tak bersuara, Artheryx melangkah ke arah suara. Dengan bersenjatakan seblak ditangan kanannya yang sewaktu-waktu bisa ia lemparkan pada wajah si penjahat.
"Hyaaaaa!!!!!" teriak Artheryx mengagetkan sambil memasang jurus ala kungfu panda.
*Krik krik jangkrikk
Vena yang tengah asik menonton drama korea nya seketika berbalik menatap aneh ke arah Artheryx. Beberapa detik waktu seolah terhenti, Artheryx memperhatikan dengan jelas pemandangan dihadapannya, normal saja. Hanya ada Vena yang tengah menggunakan masker kecantikan berwarna hijau lengkap dengan layar tv yang menyala.
"Lo kenapa?"
"Penjahatnya mana? Udah pergi, yah. Apa yang dicuri? Kulkas? Springbad? Apa, Ven?" ucap Artheryx yang membuat Vena hanya bisa mengernyitkan dahinya membuat masker yang ia kenakan retak. Gadis itu memegangi maskernya cepat.
"Lo kenapa, sih, Ther. Datang-datang bukannya salam malah nyelenong masuk aja, mana bikin kaget lagi," ketus Vena lalu kembali memutar kepalanya menuju layar televisi.
"Gue udah salam bahkan gedor-gedor pintu sampai mau lepas, tetep aja gak ada respon. Yah gue masuk aja. Btw, lo kenapa, sih nangis-nangis kayak gitu? Bikin orang panik aja, gue kira lo kemakan mba Kunti, tadi." Artheryx berjalan menuju sofa lalu duduk tepat disamping Vena yang terlihat fokus dengan drama korea dihadapannya.
"Sedih, Ther. Huaaaa, si cewek ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. Nyesek akutuhh, huaaaa." teriak Vena sambil menarik kaos yang dikenakan Artheryx untuk menjadi pengganti tisu. Vena menghapus jejak air mata plus ingusnya dengan kaos itu. Dengan cepat Artheryx menyelamatkan kaos kesayangannya, meski sudah terlambat.
"Ishhh, jorok banget, sih lo! Pakai tisu, kek! Baju gue jadi penuh sama ingus lo!" ujar Artheryx sambil menjauhkan tubuhnya dari Vena yang sewaktu-waktu bisa menjadi korban ke-dramatisan gadis itu.
"Sedih, Ther. Huaaaaaa." Vena menggigit ibu jarinya dengan mata yang masih terfokus pada layar televisi. Artheryx yang melihat remote tergeletak tepat di bawahnya langsung mengambil remote itu lalu mematikan Tv. Vena yang lagi nangis kebaperan tentu saja tidak terima, gadis itu menatap tajam ke arah Artheryx.
"BALIKIN GAK REMOTE-NYA!!!" ucap Vena berapi-api seolah ingin melahap habis tubuh Artheryx saat itu juga.
"Ngapain juga nonton drama gak jelas kayak gitu, gak ada hikmah yang bisa dipetik, Ven. Lebih bagus kalau lo nonton acara Azab. Nah, lebih bermutu. Itung-itung bisa buat lo tobat," balas Artheryx dengan memainkan remote ditangannya, ia memutar sambil memamerkan senyum jahat ke arah Vena.
KAMU SEDANG MEMBACA
VenArthery X - (On Going)
Teen FictionIni bukan kisah cinta remaja yang berstatus most wanted di sekolahnya, bukan kisah cinta si badboy dan si goodgirl, ataupun perjodohan dengan seorang Ceo tampan dan kaya raya yang menjadi impian para halu-ers :v Namun ini adalah kisah seorang Arth...