29 | Panik

52 3 8
                                    

Mata Artheryx mulai tertutup pelan lalu kembali terbuka, ia menguap dan mulai di kuasai kantuk yang menjadi-jadi. Sore ini ia tengah mengerjakan laporan hasil praktikum anatomi manusia, hasil praktiknya pagi tadi. Yah tak terasa waktu bergulir begitu cepat, Arther sudah menginjak semester kedua menjadi mahasiswa kedokteran.

Artheryx melirik ke arah jam tangannya. Sudah menunjukkan pukul 15.23 sore, yang berarti sudah sekitar 2 jam ia berada didepan layar laptopnya.

"Ok, done! Sisa print ini mah,"

Setelah menyimpan berkas nya, Artheryx menutup kembali laptop bermerk Apel kegigit itu. Ia membalikkan tubuhnya lalu meraih handphone dari saku celana. Beberapa Wa dari Kaysha dan juga Vena.
Mata Artheryx sudah pasti lebih dulu membuka chat dari Kaysha-nya, lelahnya kini berubah menjadi semangat yang kian membara.

Kay-Shayang💙

|Ther, ada waktu buat jalan gak? Temenin aku belanja juga sekalian.

15.14

|Kangen yah, yang? Hehe.. Sorry akhir-akhir ini aku sibuk. Sekarang aku kesana, gimana?

15.29

Kay-Shayang💙

|Ok, aku tunggu :)

15.30

Artheryx meletakkan handphonenya ke atas meja lalu berlari menuju kamar mandi dengan senandung kecil. Entah hilang kemana rasa kantuk nya tadi, Kaysha memang memiliki efek yang luar biasa bagi tubuh Arther.

Artheryx memandangi tubuhnya di depan cermin, menyapukan rambutnya dengan pomade dilanjutkan semprotan parfum ke seluruh tubuhnya.

"Uhuk... uhukk," Artheryx menyibak-nyibakkan tangannya guna menghilangkan sisa parfumnya yang sangat menyengat hidung.

"Ok, dah selesai! Pantas aja si Kaysha tergila-gila ke gue, orang tampan gini." Artheryx memutar tubuhnya dengan terus memperhatikan pantulan cermin didepannya. Setelahnya, Artheryx meraih handphone juga kunci mobilnya lalu melangkah keluar meninggalkan ruangan nyamannya.

"Kemana, Ther?" Suara Gunawan membuat Artheryx menoleh ke arah lelaki bertubuh tegap dan kekar itu.

"Ke rumah calon mantu, Yah." jawab Artheryx dengan santainya.

"Hahh? Calon mantu? Emang kamu udah punya anak?, pake acara ketemu calon mantu lagi." Mendengar itu, Artheryx hanya bisa tercengang. Ini yang salah mulutnya si Arther apa otaknya ayah Gunawan, sih?

"Maksudnya calon mantunya Ayah, gimana sih! Si Kaysha, Yah! Kaysha!" geram Artheryx dengan menekan kata-katanya. Gunawan hanya mengangguk lalu ber-oh ria. Setelahnya, ia berbalik lalu menghilang dari tempatnya.

"Kemana, Ther? Rapi banget kayak mau ke kondangan aja," sahut Ajeng yang juga mendekat ke arah Artheryx. Ok, pergi satu tumbuh seribu.

"Ke kuburan, Ma!" jawab Artheryx terdengar malas.

"Loh, mau ke kuburan kok rapi sama wangi gitu, mau ngapain kamu ke kuburan? Kurang kerjaan banget,"

"Mau ngapelin kuntilanak, siapa tau ketemu pocong juga kan. Mama gak mau titip salam gitu?" Mendengar itu Mama Ajeng bergindik ngeri.

"Ada-ada aja kamu, Ther!"

"Mau ke rumahnya Kaysha, Ma. Udah lama gak ketemu honey banny sweety keykey, unchh." Artheryx memegangi kedua pipinya, sembari mengerucutkan bibir dengan mata yang berkedip-kedip. Ajeng melihat anaknya itu miris.

"Bukan anak saya," Ajeng ikut berbalik lalu meninggalkan Artheryx sendirian di ruangan itu.

"Khmm khmm." Arther mendehem sembari memperbaiki kembali gayanya sekalem mungkin, lalu melenggang pergi menuju rumah Kaysha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VenArthery X - (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang