"Ven," lirih Artheryx, lalu kembali mendekap tubuh Vena, membiarkan gadis itu menangis di tubuhnya.
"Jangan tinggalin gue,"
"Terus, gue harus apa, Ther?" lirih Vena di tengah dekapan Artheryx.
"Bertahan disisi gue,"
"Bertahan buat apa? Ngeliat lo bahagia? Gue udah kenyang, Ther!" balas Vena yang masih menangis sesenggukan.
"Gue udah cukup ngerepotin hidup lo, biarin gue pergi," lirihnya lagi.
"Gak! Lo harus tetep sama gue!"
Vena mengangkat kepalanya, menatap dalam wajah Artheryx. Apa maksudnya cowok itu? Menyuruh Vena tetap bertahan dengan luka yang terus gadis itu dapatkan.
"Maksud lo?"
"Tetep disini, Ven. Gue gak bisa ngelepas lo semudah itu. Gue udah banyak salah sama lo, dan gue gak mau buat kesalahan terbesar dengan cara ngelepas lo! Maafin gue, gue emang egois, mentingin diri gue sendiri. Orang tua gue naruh harapan penuh ke gue, Ven, gue gak mungkin buat mereka hancur. Dan Kaysha, lo tau sendiri gimana cinta gue ke dia, gue gak mau ngebuat dia kecewa, Ven. Tapi, gue juga gak bisa ngelepas lo gitu aja, gue punya tanggung jawab besar di hidup lo. Gue ayah dari anak yang lo kandung, meskipun gue gak bisa ngakuin dia didepan semua orang," jelas Artheryx menunduk, ia merasa dirinya benar-benar jahat.
"Biarin gue pergi, gue cuma bakal jadi boomerang di hidup lo, Ther. Anggap aja gue gak pernah hadir dihidup lo, dan kita jalani hidup masing-masing. Makasih buat kebaikan lo selama ini ke gue, makasih buat semuanya. Kejar impian lo, kejar cinta lo, dan lupain gue." ucap Vena lalu beranjak meninggalkan Artheryx diruangan itu. Sementara Artheryx hanya bisa mengacak rambutnya frustasi.
Tak lama, Vena sudah keluar dengan satu koper ditangannya, Artheryx berdiri lalu menahan lengan gadis itu.
"Lo mau kemana, hahh??. Dunia luar itu jahat, Ven. Lo lagi hamil, please tetap disini demi kandungan lo..," jeda Artheryx sebentar.
"Gue capek, Ther. Gue capek selalu pura-pura bahagia didepan lo! Hati gue sakit, Ther. Seolah diri gue itu cuman jadi kuman dihidup lo yang gak ada gunanya sama sekali," lirih Vena menunduk.
"Andai lo tau, Ther. Gue cinta sama lo, gue cinta! Tapi apalah arti cinta gue kalau dihati lo udah diisi cewek lain. Gue cuman mau, lo sama gue, sama anak kita, bahagia. Itu aja!" batin Vena, hatinya menangis.
"Dan kalau emang, bertahan disisi gue cuman ngebuat lo sakit terus-menerus. Lo bisa pergi, tapi setelah anak gue lahir," lanjutnya lirih, mata Vena kembali berkaca-kaca. Ini yang ia takutkan, Artheryx pasti akan membuangnya nanti.
"Makasih, Ther. Gue bener-bener nunggu waktu itu tiba," ucap Vena pelan sambil mencoba tersenyum ke arah Artheryx, tak ada lagi harapan untuknya berharap lebih pada Artheryx. Cewek itu memutar balik badannya menuju kamar meninggalkan Artheryx sendirian diruangan itu. Artheryx bernafas lega, namun pikirannya masih berat saja.
"Yang berarti, tiga bulan lagi lo bakal beneran ninggalin gue."
"Dalam waktu tiga bulan ini, gue bakal ngebuat lo berubah pikiran, Ven."
"Maafin gue, maafin keegoisan gue."
***
Setelah dari apartemen Vena dan memastikan satu masalah selesai, Artheryx kini menuju kerumah Kaysha. Bagaimana, pun, ia harus tetap meminta maaf atas kesalahannya tadi. Saat melintasi kawasan taman kota, Artheryx memperlambat laju mobilnya, ia tak mungkin salah dengan apa yang ia lihat. Mobil Kaysha terparkir di bawah pohon pinggir jalan, cowok itu memberhentikan mobilnya cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
VenArthery X - (On Going)
Fiksi RemajaIni bukan kisah cinta remaja yang berstatus most wanted di sekolahnya, bukan kisah cinta si badboy dan si goodgirl, ataupun perjodohan dengan seorang Ceo tampan dan kaya raya yang menjadi impian para halu-ers :v Namun ini adalah kisah seorang Arth...