25 || Jangan pergi

55 7 2
                                    

Artheryx melangkah memasuki rumahnya, disampingnya sudah ada Kaysha yang juga menyamai langkahnya. Kaysha melihat wajah Artheryx, ada yang aneh. Sepertinya Arther tengah memikirkan sesuatu, itu terpampang jelas di wajahnya sekarang.

"Arther!"

"Ther, aku mau nanya."

"Hm," balas Artheryx singkat, pikirannya melayang entah kemana.

"Ther, kamu kenapa?" tanya Kaysha lagi yang sekarang memberhentikan langkah Artheryx. Jujur saja, gadis itu ikut tak nyaman dengan sikap Artheryx yang tak seperti biasanya.

"Hm, ehh.. Gak apa-apa." Artheryx tersenyum ke arah Kaysha, gadis itu terus memandangi Artheryx dengan tatapan penuh tuntutan penjelasan.

"Ada yang kamu sembunyiin dari aku!" seru Kaysha, Artheryx menelan ludahnya kasar. Bisa bahaya jika Kaysha menaruh curiga tentang di minimarket tadi.

"Kamu ngomong apa, sih. Jangan ngaco!" elak Artheryx cepat. Kaysha membungkam mulutnya tak percaya, kenapa tiba-tiba nada bicara Artheryx berubah. Walau menurut Artheryx itu hanyalah ungkapan biasa. Namun menurut Kaysha, nada bicara meninggi itu bukan perkara sepele.

"Aku cuman nanya loh, Arther."

"Jangan pernah tanyain perkara yang gak penting, Kay! Kamu bukan anak kecil lagi yang dikit-dikit harus tau masalah pribadi orang lain, kan?!!" bentak Artheryx, pikiran cowok itu tengah kacau. Ia masih memikirkan perkataannya pada Vena tadi, terlebih Artheryx sempat melirik ke arah Vena sebelum benar-benar meninggalkan minimarket, dan ia melihat gadis itu menangis. Apa sesakit itu perkataannya?

Bibir Kaysha bergetar menahan gejolak panas dari matanya. Gadis itu menatap mata Artheryx, lalu melepaskan tautan tangannya pada lengan cowok itu.

"Aku masih gak percaya kamu ngebentak aku kayak gini," titah Kaysha sambil menghapus air matanya yang menetes. Gadis itu memutar balik badannya lalu berjalan cepat kembali ke mobil. Artheryx yang menyadari sikapnya tadi hanya bisa mengejar Kaysha.

Kenapa gue kayak gini, sih!

"Kay, aku minta maaf. Aku gak maksud ngebentak kamu, Kay." Artheryx mengejar Kaysha sambil menahan lengan gadis itu, namun Kaysha menepisnya cepat tanpa memberhentikan langkahnya. Perkataan Artheryx tadi mengukir rasa sakit yang amat dalam dihati Kaysha.

"Kay, please maafin aku. Jangan pergi kayak gini, Kay. Kamu gak mau nemuin mama didalem?" bujuk Artheryx yang tak mendapat respon apa-apa dari Kaysha. Setiap kali Artheryx menahan lengan gadis itu, saat itu juga Kaysha menepisnya.

"Kay.. Kay.. Please buka pintunya, Kay. Maafin aku, aku gak ada niatan ngebentak kamu," ucap Artheryx sambil memukul-mukul jendela mobil Kaysha, gadis itu tetap tak menghiraukan.

"Jalan, Mang!" perintah Kaysha pada sopir pribadinya.

"Loh, bukannya neng Kaysha tadi yang ngeyel minta dianter kesini?"

"Pulang, aku mau pulang sekarang," perintahnya lagi sambil menghapus air matanya.

Sementara Artheryx masih sibuk mengetuk-etuk jendela mobil Kaysha, entah sudah berapa banyak ucapan maaf yang ia lontarkan.

"Kay please...." ucap Artheryx yang kemudian hanya mendengus kecewa saat mobil Kaysha sudah mulai menjauh dari tempatnya berdiri.

Artheryx kemudian meraih handphonenya dari saku celana, membuka aplikasi ojek online. Artheryx harus lebih dulu mengambil mobilnya di apartemen Vena, cowok itu bisa saja langsung menggunakan mobil lain, terlebih masih banyak mobil yang menganggur di garasi rumahnya. Namun, cowok itu memilih untuk lebih dulu ke apartemen Vena, sekaligus untuk meminta maaf, setelahnya baru menyusul Kaysha.

VenArthery X - (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang