6 || Pentas sekolah

93 18 3
                                    

Pentas antar sekolah, menjadi hari dinanti-nanti oleh seluruh sekolah swasta se-Dki Jakarta. Bagaimana tidak, acara bergengsi ini sudah menjadi tradisi setiap 5 tahun sekali untuk menaikkan rating sekolah, menampilkan dua orang duta perwakilan yang berprestasi antar sekolah. Sma Bhayangkara menjadi pemegang piala dua kali berturut-turut, dan pada kesempatan kali ini Sma Bhayangkara menjadi tuan rumah.

Seluruh persiapan telah siap 85%, mulai dari panggung, konsumsi, penyambutan serta persiapan duta perwakilan.

"Baiklah anak-anak, besok adalah hari dimana ada 89 sekolah yang akan menjadi tamu kita, seperti yang kalian lihat, sekolah kita telah mempersiapkan acara sebaik mungkin. Jadi, kami himbau kepada seluruh siswa agar menjaga tata krama selama acara berlangsung serta menjalin hubungan yang baik dengan sekolah lain. Kita harus mencerminkan bahwa sekolah kita lebih unggul daripada mereka, namun, kita tetap harus bersaing secara sehat." tutur pak Arif Sigood dengan pembesar suaranya.

"Seperti kata pak Arif, kita harus menjalin hubungan yang baik dengan sekolah lain. Jadi, gue berinisiatif untuk mencari doi saat acara berlangsung demi terjalinnya hubungan yang baik, pdkt misalnya." ucap Bagas yang berada dibarisan paling akhir bersama kedua sahabatnya, siapa lagi kalau bukan Ilham dan Artheryx.

"Kebanyakan modus lo," Ilham menonyor jidat sahabatnya itu.

"Lo mah enak, ada si Septa yang nemenin lo buat nonton, si Arther juga bakalan sibuk bareng Vena, lahh gue?" ucap Bagas mendramatis.

"Miris banget hidup lo, gue nyaranin si Mae aja lah. Body aduhayy bohayy cimoyy," tawa Ilham lepas.

Bagas membayangkan gadis bernama Maemunah itu, lapisan lemak tebal, rambut kribo serta behel warna warninya. Bagas menggeleng cepat.

"Njirr,bnajisss!!!! Dasar, temen gada akhlak emang," Bagas tak terima jika dirinya yang terlalu tampan harus disandingkan dengan kutu air sejenis Maemunah.

"Hahahaa, daripada jomblo melulu, keburu jamuran lo nanti. Ingat! Cinta itu buta, cinta tak memandang fisik bro!" Ilham menepuk pundak Bagas, Bagas menepisnya cepat.

"Hallahh.. Dasar pakboy cap kaki lima, kayak gak mandang fisik aja lo sama si Septa. Seandainya tampang si Septa kayak si Mae, lo juga bakal ogah." gumam Bagas dengan wajahnya yang tak bersahabat, ia miris sendiri dengan hidupnya yang sering kali di pasangkan dengan yang buriq.

"Tapi gue sih lebih heran sama si Arther. Tampang ok, prestasi selangit, tajir melintir, cewe yang mau juga banyak tapi gak pernah lupa sama siapa tuh, gue lupa namanya.. Si Kay, Kay siapa sihh namanya?? Ohh si Kaysha, gue jadi penasaran liat tampangnya yang buat si Arther bucin sejak dini," Ilham membesarkan volume suaranya. Merasa namanya dan nama Kaysha disebut, cowok itu menatap tajam ke arah Ilham.

Artheryx memang saring menceritakan masa kecilnya bersama sang bidadari cantik dengan kedua sahabatnya itu, bahkan Ilham dan Bagas yang setia menemaninya mencari informasi keberadaan Kaysha.

"Hahaa santai bosque, canda gue.. Tapi emang sih, gue penasaran sama si Kaysha itu" ujar Ilham, Bagas mengangguk menyetujui.

"Iya, gue juga penasaran sama tuh cewe"

"Berisik lo berdua, mau gue seret kedepan sama kepsek biar dihukum sekalian?" ancam Artheryx. Bagas dan Ilham tak lupa jika Artheryx termasuk kedalam anggota osis, bisa saja mereka berdua benar-benar dihukum setelah ini.

"Hehe santai aja Ther, gak usah nge bar-bar juga kali. Lo kan tau gue sama si gas elpiji ini termasuk teman yang humoris, ganteng dan tidak sombong. Ehh ralat, gantengnya cuma buat gue doang," jelas Ilham kembali tertawa lepas, Bagas menatapnya tajam.

"Bacot lo!"

***


Vena memandangi wajahnya yang terpantul dari cermin, bu Agnes masih sibuk dengan rambut gadis itu. Sementara perwakilan sekolah lain mulai berdatangan, acara akan dimulai satu jam dari sekarang.

VenArthery X - (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang